Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu adalah salah satu sahabat Nabi Muhammad ﷺ yang paling awal masuk Islam dan termasuk dari kalangan fuqaha sahabat. Ia dikenal sebagai orang yang sangat dekat dengan Rasulullah ﷺ, bahkan sampai-sampai digambarkan bahwa ia masuk dan keluar rumah Nabi tanpa izin, karena kedekatan dan kepercayaan yang diberikan kepadanya.
Dalam kitab Siyar A‘lam an-Nubala’ karya Adz-Dzahabi dan Al-Iṣābah karya Ibnu Ḥajar al-‘Asqalani, disebutkan bahwa Ibnu Mas‘ud adalah orang keenam yang memeluk Islam, dan ia termasuk ahli Qur’an yang pertama kali membaca Al-Qur’an secara terang-terangan di hadapan kaum Quraisy di Makkah. Suaranya sangat merdu dan hatinya sangat terikat dengan wahyu.
Abdullah bin Mas’ud juga dikenal sebagai orang yang sangat alim dan ahli dalam memahami Al-Qur’an serta hukum-hukum syariat. Rasulullah ﷺ bersabda, “Barangsiapa ingin membaca Al-Qur’an sebagaimana diturunkan, maka hendaklah ia membacanya sebagaimana bacaan Ibnu Umm ‘Abd (yakni Abdullah bin Mas’ud).” (HR. Ahmad).
Setelah wafatnya Rasulullah ﷺ, ia menjadi guru besar di Kufah atas penugasan dari Khalifah Umar bin Khattab. Banyak ulama tabi’in besar yang berguru padanya. Beliau wafat di masa pemerintahan Utsman bin Affan radhiyallahu ‘anhu dan dimakamkan di Baqi’, Madinah. Warisan ilmunya tetap abadi dan menjadi rujukan utama dalam ilmu tafsir dan fikih hingga hari ini.
BACA JUGA: Nasihat Abu Bakar Ash-Shiddiq dan Umar bin Khattab
Berikut adalah beberapa nasihatnya.
عَنْ مَسْرُوقٍ قَالَ : قَالَ رَجُلٌ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ : مَا أُحِبُّ أَنْ أَكُوْنَ مِنْ أَصْحَابِ الْيَمِينِ أَكُوْنُ مِنَ الْمُقَرَّبِينَ أَحَبُّ إِلَيَّ، فَقَالَ عَبْدُ اللهِ : لَكِنْ هَاهُنَا رَجُلٌ وَدَّ أَنَّهُ إِذَا مَاتَ لَا يُبْعَثُ يَعْنِي نَفْسَهُ.
Dari Masruq berkata, ada seorang lelaki yang berkata kepada Abdullah, “Aku tidak suka menjadi ashhabul yamin, aku lebih suka menjadi al-muqarrabin.” Lalu beliau berkata, “Tetapi di sini ada orang yang suka bila mati dia tidak dibangkitkan.” Maksudnya adalah beliau sendiri. (1/405).
وَعَنْ جَرِيرٍ، رَجُلٌ مِنْ بَجِيْلَةَ قَالَ : قَالَ عَبْدُ اللَّهِ : وَدِدْتُ أَنِّي إِذْ مِتُّ لَمْ أَبْعَثْ.
Dari Jarir, lelaki dari Bajilah, berkata, Abdullah berkata, “Aku suka bila ketika mati, aku tidak dibangkitkan.” (1/406).
وَعَنِ الْحَسَنِ قَالَ : قَالَ عَبْدُ اللَّهِ بْنُ مَسْعُودٍ : لَوْ وَقَفْتُ بَيْنَ
الْجَنَّةِ وَالنَّارِ فَقِيلَ لِي إِخْتَرْ تُخَيَّرُكَ مِنْ أَيْهِمَا تَكُوْنُ أَحَبُّ إِلَيْكَ أَوْ تَكُوْنُ رَمَادًا، لَأَحْبَبْتُ أَنْ أَكُونَ رَمَادًا.
Dari Al-Hasan berkata, Abdullah bin Mas’ud berkata, “Seandainya aku sudah berdiri di antara surga dan neraka, lalu dikatakan kepadaku, “Pilihlah, kami akan memberikan kebebasan memilih kepadamu; manakah di antara keduanya surga atau neraka yang lebih engkau sukai, atau kamu memilih menjadi abu saja? Niscaya aku lebih suka menjadi abu saja.” (1/406).
وَعَنْ أَبِي وَائِلٍ قَالَ : قَالَ عَبْدُ اللَّهِ : وَدِدْتُ أَنَّ اللَّهَ غَفَرَ لِي ذَنْبًا مِنْ ذُنُوبِي وَأَنَّهُ لَا يَعْرِفُ نَسَيْ.
Dari Abu Wa’il berkata, Abdullah berkata, “Aku suka seandainya Allah mengampuni sebuah dosa dari dosa-dosaku dan Dia tidak mengetahui nasabku.” (1/406).
وَعَنِ الْحَارِثِ بْنِ سُوَيْدٍ قَالَ : قَالَ عَبْدُ اللَّهِ : لَوْ تَعْلَمُوْنَ مَا أَعْلَمُ مِنْ نَفْسِي حَثَيْتُمْ عَلَى رَأْسِيُّ التَّرَابَ.
Dari Harits bin Suwaid berkata, Abdullah 2 berkata, “Seandainya kalian mengetahui apa yang aku tahu tentang diriku sendiri, niscaya kalian akan menaburkan tanah ke atas kepalaku.” (1/406-407).
وَعَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ وَلِيْدٍ قَالَ : سَمِعْتُ عَبْدَ الرَّحْمَنِ بْنَ حُجَيْرَةً يُحَدِّثُ عَنْ أَبِيهِ عَنِ ابْنِ مَسْعُودٍ أَنَّهُ كَانَ يَقُوْلُ إِذَا قَعَدَ يُذَكِّرُ : إِنَّكُمْ فِي مَمَرَّ مِنَ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ فِي آجَالٍ مَنْقُوْصَةٍ، وَأَعْمَالٍ
مَحْفُوْظَةٍ، وَالْمَوْتُ يَأْتِي بَغْتَةً، فَمَنْ زَرَعَ خَيْرًا فَيُوْشِكُ أَنْ يَحْصُدَ رَغْبَةً، وَمَنْ زَرَعَ شَرًّا فَيُوْشِكُ أَنْ يَحْصُدَ نَدَامَةً، وَلِكُلِّ زَارِعٍ مِثْلُ مَا زَرَعَ، لَا يَسْبِقُ بَطِيءٌ بِحَظَّهِ، وَلَا يُدْرِكُ حَرِيصٌ مَا لَمْ يُقَدَّرْ لَهُ، فَإِنْ أُعْطِيَ خَيْرًا فَاللَّهُ أَعْطَاهُ، وَمَنْ وُقِيَ شَرًّا فَاللَّهُ وَقَاهُ، الْمُتَّقُوْنَ سَادَةُ، وَالْفُقَهَاءُ قَادَةً، وَمَجَالِسُهُمْ زِيَادَةً.
Dari Abdullah bin Walid berkata, aku mendengar Abdurrahman bin Hujairah menceritakan dari ayahnya dari Ibnu Mas’ud ae bahwa ketika sedang duduk bermajelis beliau berpesan,
“Sesungguhnya kalian berada di tengah perjalanan malam dan siang, dalam umur yang terus berkurang, dan dalam berbagai amal yang selalu dijaga. Sedangkan kematian senantiasa datang dengan tiba-tiba. Barangsiapa yang menanam kebaikan, niscaya dia akan memetik kebahagiaan, dan barangsiapa yang menanam kejelekan niscaya dia akan menuai penyesalan. Setiap orang yang menanam akan mendapatkan sesuai apa yang ia tanam. Orang yang berlambat-lambat tidak akan bersegera mendapatkan bagiannya, dan orang yang rakus tidak mampu mendapatkan apa yang belum ditetapkan baginya. Barangsiapa yang dikaruniai kebaikan maka Allah lah yang memberinya, dan barangsiapa yang dijaga dari kejelekan maka Allah lah yang menjaganya. Orang-orang yang bertakwa adalah orang-orang yang mulia, dan para fuqaha’ (ahli fikih) adalah pembimbing umat, dan duduk bermajelis dengan mereka adalah sebuah keutamaan.” (1/408-409).
وَعَنِ الْمُسَيَّبِ بْنِ رَافِعٍ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مَسْعُودٍ قَالَ : يَنْبَغِي لِحَامِلِ الْقُرْآنِ أَنْ يَعْرِفَ بِلَيْلِهِ إِذَا النَّاسُ نَائِمُوْنَ وَبِنَهَارِهِ إِذَا
النَّاسُ مُفْطِرُوْنَ وَبِحَزَنِهِ إِذَا النَّاسُ فَرِحُوْنَ وَبِبُكَائِهِ إِذَا النَّاسُ يَضْحَكُونَ وَبِصَمْتِهِ إِذَا النَّاسُ يَخْلِطُوْنَ وَبِخُشُوْعِهِ إِذَا النَّاسُ يَخْتَالُوْنَ وَيَنْبَغِي لِحَامِلِ القُرْآنِ أَنْ يَكُوْنَ بَاكِيًا مَحْزُوْنًا حَلِيمًا حَكِيمًا سَكِيْتًا وَلَا يَنْبَغِي لِحَامِلِ الْقُرْآنِ أَنْ يَكُونَ جَافِيًا وَلَا غَافِلًا وَلَا سَخَّابًا وَلَا صَيَّاحًا وَلَا حَدِيدًا
Dari Musayyab bin Rafi’ dari Abdullah bin Mas’ud berkata,”Seorang pengemban Al-Qur’an seyogianya menghidupkan malamnya ketika manusia tidur, berpuasa di siang harinya ketika manusia berbuka, sedih ketika manusia bahagia, menangis ketika manusia tertawa, diam ketika manusia berbicara tidak karuan, dan khusyu’ ketika manusia bersikap angkuh. Seorang pengemban Al-Qur’an seyogyianya banyak menangis, bersedih, santun, bijak, dan banyak diam. Seorang pengemban Al-Qur’an tidak sepantasnya untuk berperangai kasar, lalai, teledor, gemar berteriak-teriak, dan suka marah-marah.” (1/412-413).
BACA JUGA: Mutiara Nasihat Nabi Muhammad ﷺ
وَعَنْ أَبِي إِيَاسِ الْبَجَلِي قَالَ : سَمِعْتُ عَبْدَ اللَّهِ بْنَ مَسْعُودٍ يَقُوْلُ : مَنْ تَطَاوَلَ تَعَظَّمًا خَفَضَهُ اللَّهُ، وَمَنْ تَوَاضَعَ تَخَشُعًا رَفَعَهُ اللَّهُ، وَإِنَّ لِلْمَلَكِ لَمَّةً وَلِلشَّيْطَانِ لَمَّةً، فَلَمَّةُ الْمَلَكِ إِبْعَادُ بِالْخَيْرِ وَتَصْدِيقُ بِالْحَقِّ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَاحْمَدُوا اللَّهَ عَزَّ وَجَلَّ، وَلَمَّةُ الشَّيْطَانِ إِيْعَادُ بِالشَّرِّ وَتَكْذِيبُ بِالْحَقِّ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَتَعَوَّذُوا بِاللهِ .
Dari Abu lyas Al-Bajali berkata, aku mendengar Abdullah bin Mas’uda berkata, “Barangsiapa yang menonjolkan dirinya lantaran sombong, niscaya Allah akan merendahkannya. Barangsiapa yang bersikap tawadhu’ lantaran ketundukannya, pasti Allah akan mengangkatnya. Sesungguhnya para malaikat memiliki bisikan, begitu juga dengan setan. Bisikan malaikat adalah yang menjanjikan kebaikan dan membenarkan kebenaran, maka jika kalian melihatnya, pujilah Allah Adapun bisikan setan adalah yang menakut-nakuti dengan kejelekan dan mendustakan kebenaran, jika kalian melihat hal itu, maka berlindunglah kepada Allah.” (1/413).
وَعَنْ عِمْرَانَ بْنِ أَبِي الْجَعْدِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ : إِنَّ النَّاسَ قَدْ أَحْسَنُوا الْقَوْلَ، فَمَنْ وَافَقَ قَوْلُهُ فِعْلَهُ فَذَاكَ الَّذِي أَصَابَ حَظِّهُ، وَمَنْ لَا يُوَافِقُ قَوْلُهُ فِعْلَهُ فَذَاكَ الَّذِي يُوَبِّحُ نَفْسَهُ.
Dari Imran bin Abi Ja’d dari Abdullah berkata, “Sesungguhnya manusia telah memperindah ucapannya, maka barangsiapa ucapannya sesuai dengan perbuatannya maka itulah orang yang mendapatkan keberuntungan. Namun barangsiapa yang ucapannya tidak sesuai dengan perbuatannya, itulah orang yang mencela dirinya sendiri.” (1/413). []
Sumber: Ensklopedia Hikmah / Penulis: Ibnul Andil Bari El-“Afifi / Penerbit: Kuttab / Cetakan 1, 2021
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

