Syaikh Sholih bin Fauzan al-Fauzan hafizhahullahu mengatakan:
كما توجه أولادك للمدارس وجهم للمساجد قبل ذلك وداوم على ذلك
“Sebagaimana engkau mengarahkan anak-anakmu menuju ke sekolah, hendaknya sebelum itu engkau arahkan juga mereka untuk menuju ke masjid, dan lakukanlah hal tersebut secara terus-menerus.” (alfawzan.af.org.sa/ar/node/15108)
Ungkapan ini bukan sekadar ajakan membawa anak ke masjid, tetapi mengandung prinsip dasar pendidikan Islam: bahwa pendidikan sejati dimulai dari pembinaan iman sebelum pembelajaran ilmu dunia.
Masjid: Sekolah Pertama Anak Muslim
Masjid adalah tempat pertama kali anak belajar mengenal Allah, mengenal shalat, dan belajar disiplin serta adab di hadapan-Nya. Di masjidlah anak-anak seharusnya ditumbuhkan rasa cinta kepada ibadah, sebelum mereka belajar membaca, berhitung, dan mengejar cita-cita duniawi.
BACA JUGA: Pentingnya Mendidik Ruhiyah Anak
Ibnul Qayyim rahimahullah pernah berkata: “Barang siapa yang membiasakan anaknya untuk melakukan kebaikan, maka anak itu akan tumbuh di atasnya, dan ia akan berbahagia di dunia dan akhirat. Sebaliknya, jika orang tua membiarkan anaknya tanpa pendidikan agama, maka ia telah berbuat buruk kepada anaknya.” (Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud, hal. 229)
Kalimat ini menegaskan bahwa tanggung jawab orang tua bukan sekadar menyiapkan anak menjadi pintar dan sukses secara akademik, melainkan membentuk jiwanya agar terikat dengan Allah dan rumah-Nya.
Keseimbangan antara Ilmu Dunia dan Ilmu Akhirat
Sekolah memang penting, sebab Islam tidak menolak pendidikan dunia. Namun, ketika sekolah menjadi satu-satunya fokus, dan masjid terlupakan, di situlah terjadi ketimpangan besar.
Imam al-Hasan al-Bashri rahimahullah pernah menegur para orang tua di zamannya: “Anak-anak kalian lebih kalian sibukkan dengan dunia mereka, sementara kalian lalaikan akhirat mereka. Maka, demi Allah, mereka akan rugi di dunia dan di akhirat.” (Diriwayatkan oleh Ibnul Jauzi dalam Shifatush Shafwah, 2/146)
Betapa banyak orang tua hari ini yang bersemangat bangun pagi demi memastikan anak tidak terlambat ke sekolah, tetapi enggan membangunkannya untuk shalat Subuh di masjid. Padahal, di situlah kunci keberkahan dan penjagaan Allah terhadap anak-anak mereka.
Menanamkan Cinta Masjid Sejak Dini
Anak-anak tidak akan mencintai masjid kecuali jika mereka melihat orang tuanya mencintai masjid lebih dulu. Keteladanan adalah bahasa pendidikan yang paling efektif.
Imam Ibn Syihab az-Zuhri rahimahullah berkata: “Kami belajar adab sebagaimana kami belajar ilmu.” (Diriwayatkan oleh Al-Khatib al-Baghdadi dalam al-Jami’ li Akhlaq ar-Rawi, 1/80)
Maka membimbing anak ke masjid bukan hanya mengajarkan ibadah, tetapi juga menanamkan adab: adab kepada Allah, kepada sesama muslim, dan kepada ilmu.
BACA JUGA: Akikah: Tanggung Jawab Ayah dan Anjuran Bagi Anak yang Belum Diaqiqahi
Penutup: Membangun Generasi yang Terikat dengan Masjid
Jika sekolah melahirkan generasi yang cerdas, maka masjid melahirkan generasi yang beriman. Dua hal ini tidak bertentangan, justru harus berjalan seiring.
Namun, sebagaimana pesan Syaikh Sholih al-Fauzan, urutan itu penting: “Arahkan anakmu ke masjid sebelum ke sekolah.”
Karena dari masjidlah akan lahir ketundukan, kejujuran, dan keberkahan yang kelak akan mewarnai seluruh ilmu yang mereka pelajari. []
Sumber Rujukan:
Syaikh Sholih al-Fauzan, alfawzan.af.org.sa/ar/node/15108
Ibnul Qayyim al-Jauziyyah, Tuhfatul Maudud bi Ahkamil Maulud
Al-Hasan al-Bashri, Shifatush Shafwah, Ibnul Jauzi
Ibn Syihab az-Zuhri, al-Jami’ li Akhlaq ar-Rawi, Al-Khatib al-Baghdadi
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311
