Home NasihatMutiara Nasihat Sa’id bin Musayyab

Mutiara Nasihat Sa’id bin Musayyab

(Tabi'in, Madinah, w. setelah 90 H di Madinah)

by Abu Umar
0 comments 67 views

Sa‘īd bin al-Musayyab adalah seorang ulama tabi‘in yang lahir sekitar tahun 15 H dan hidup di Madinah. Beliau berguru langsung kepada para sahabat besar Rasulullah ﷺ, seperti Umar bin al-Khattab, Utsman bin Affan, Ali bin Abi Thalib, Aisyah, Ibnu Umar, Ibnu Abbas, dan Abu Hurairah yang juga menjadi mertuanya. Karena kedalaman ilmunya, beliau termasuk salah satu dari “al-fuqahā’ as-sab‘ah” (tujuh fuqaha Madinah) dan digelari Sayyid al-Tabi‘īn atau pemimpin para tabi‘in.

Beliau terkenal dengan kezuhudan, ketegasan, dan keberaniannya dalam menjaga kebenaran. Sa‘īd bin al-Musayyab tidak pernah ragu untuk menolak ajakan atau perintah penguasa yang bertentangan dengan syariat. Bahkan, ketika Khalifah Abdul Malik bin Marwan ingin menikahkan anaknya dengan putri Sa‘īd, beliau menolak, lalu menikahkan putrinya dengan seorang murid miskin yang saleh. Sikap ini menunjukkan bahwa baginya agama dan ketakwaan jauh lebih utama daripada kekuasaan dan kedudukan.

BACA JUGA:  Mutiara Nasihat Abdullah bin Abbas

Keilmuan Sa‘īd bin al-Musayyab diakui banyak ulama. Imam Malik berkata, “Aku tidak melihat seorang pun yang lebih berilmu daripada Sa‘īd bin al-Musayyab.” Ibnu Umar juga menyebut bahwa beliau adalah orang yang paling layak berfatwa di Madinah. Wafat pada tahun 94 H, beliau meninggalkan warisan ilmu, teladan keberanian, dan keteguhan iman yang hingga kini dikenang sebagai salah satu bintang terang di antara para tabi‘in.

Berikut adalah beberapa nasihatnya:

 

وَعَنْ بَرْدِ مَوْلَى ابْنِ الْمُسَيَّبِ قَالَ : مَا نُوْدِيَ بِالصَّلَاةِ مُنْذُ أَرْبَعِينَ سَنَةً إِلَّا وَسَعِيدُ فِي الْمَسْجِدِ.

Dari Barad, budak Ibnu Musayyab berkata, “Tidaklah adzan untuk shalat dikumandangkan sejak 40 tahun yang lalu kecuali Sa’id sudah berada di masjid.” (11/80).

وَعَنْ عَبْدِ الْمُنْعِمِ بْنِ إِدْرِيسَ عَنْ أَبِيْهِ قَالَ : صَلَّى سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ الْغَدَاةَ بِوُضُوءِ الْعَتَمَةِ خَمْسِينَ سَنَةً

 Dari Abdul Mun’im bin Idris dari ayahnya berkata, “Sa’id bin Musayyab melaksanakan shalat Subuh dengan wudhu shalat Isya’ selama lima puluh tahun.” (11/80).

وَعَنْ عَلِيِّ بْنِ زَيْدٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ قَالَ : مَا يَئِسَ الشَّيْطَانُ مِنْ شَيْءٍ إِلَّا أَتَاهُ مِنْ قِبَلِ النِّسَاءِ، وَقَالَ لَنَا سَعِيدٌ وَهُوَ ابْنُ أَرْبَعٍ وَثَمَانِينَ سَنَةً وَقَدْ ذَهَبَتْ إِحْدَى عَيْنَيْهِ وَهُوَ يَعْشُوْ بِالْأُخْرَى مَا مِنْ شَيْءٍ أَخْوَفُ عِنْدِي مِنَ النِّسَاءِ.

Sa’id bin Musayyab berkata, “Apabila Dari Ali bin Zaid dari Sa’id bin Musayyab setan merasa putus asa dari sebuah tipudaya, pasti dia akan menggoda (anak Adam) dengan wanita.” Beliau juga pernah berkata kepada kami-saat umur beliau telah mencapai 84 tahun, ketika salah satu matanya buta dan mata yang satunya telah rabun, “Tidak ada sesuatu yang lebih aku takuti daripada wanita.” (11/80).

وَعَنْ عَبْدِ اللهِ بْنِ مُحَمَّدٍ قَالَ: قَالَ سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيَّبِ مَا أَكْرَمَتِ الْعِبَادُ أَنْفُسَهَا بِمِثْلِ طَاعَةِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ، وَلَا أَهَانَتْ أَنْفُسَهَا بِمِثْلِ مَعْصِيَةِ اللهِ، وَكَفَى بِالْمُؤْمِن نُصْرَةً مِنَ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ أَنْ يَرَى عَدُوَّهُ يَعْمَلُ بِمَعْصِيَّةِ اللَّهِ.

Dari Abdullah bin Muhammad berkata, Sa’id bin Musayyab berkata, “Tidaklah seorang hamba itu memuliakan dirinya dengan sesuatu yang semisal dengan ketaatan kepada Allah, dan tidaklah dia menghinakan dirinya dengan sesuatu yang semisal dengan kemaksiatan kepada Allah. Cukuplah bagi seorang mukmin itu mendapatkan pertolongan dari Allah bila dia melihat musuhnya melakukan kemaksiatan kepada-Nya.” (11/81).

banner

وَعَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ قَالَ : مَنِ اسْتَغْنَى بِاللَّهِ افْتَقَرَ إِلَيْهِ النَّاسُ.

Sa’id bin Musayyab berkata, “Barangsiapa yang merasa cukup dengan Allah, niscaya manusia akan merasa butuh kepadanya.” (11/81).

BACA JUGA:  Mutiara Nasihat Abdullah bin Amru bin Ash

وَعَنْ سُفْيَانَ بْنِ عُيَيْنَةَ قَالَ : قَالَ سَعِيدُ بْنُ الْمُسَيِّبِ : إِنَّ الدُّنْيَا نَذَالَةُ هِيَ إِلَى كُلِّ نَذْلٍ أَمْيَلُ، وَأَنْزَلُ مِنْهَا مَنْ أَخَذَهَا بِغَيْرِ حَقَّهَا، وَطَلَبَهَا بِغَيْرِ وَجْهِهَا، وَوَضَعَهَا فِي غَيْرِ سُبُلِهَا.

Dari Sufyan bin Uyainah berkata, Sa’id bin Musayyab berkata, “Sesunguhnya dunia itu hina dan selalu condong kepada setiap kehinaan. Dan yang lebih hina dari dunia adalah orang yang mengambilnya tanpa hak, dan mencarinya di luar cara yang dibenarkan, serta memosisikan dunia tidak sebagaimana semestinya.” (11/81).

وَعَنْ مَالِكِ بْنِ أَنَسٍ قَالَ : قَالَ سَعِيدُ ابْنُ الْمُسَيَّبِ : إِنَّهُ لَيْسَ مِنْ شَرِيفٍ وَلَا عَالِمٍ وَلَا ذِي فَضْلٍ إِلَّا وَفِيْهِ عَيْبٌ، وَلَكِنَّ مِنَ النَّاسِ مَنْ لَا يَنْبَغِي أَنْ تُذْكَرَ عُيُوبُهُ مَنْ كَانَ فَضْلُهُ أَكْثَرَ مِنْ نَقْصِهِ وُهِبَ نَقْصُهُ لِفَضْلِهِ.

Dari Malik bin Anas berkata, Sa’id bin Musayyab berkata, “Sesungguhnya tidak satu pun orang yang terhormat, orang alim, dan pemilik keutamaan kecuali pasti memiliki aib, namun di antara manusia ada yang tidak pantas disebut-sebut aibnya. Barangsiapa yang keutamaannya lebih dominan daripada kekurangannya maka kekurangannya tersebut ditutupi oleh keutamaannya.” (11/81). []

Sumber: Ensklopedia Hikmah / Penulis: Ibnul Andil Bari El-“Afifi / Penerbit: Kuttab / Cetakan 1, 2021

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

Ikuti kami di Facebook Humayro. Satu tempat untuk pembelajaran tiada henti. Pembelajaran setiap hari. Pembelajaran sepanjang hayat.

Subscribe

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

Humayro.com – Belajar Sepanjang Hayat.  Kantor : Jalan Taman Pahlawan Gg. Ikhlas No. 2 RT18/RW 08 Purwakarta 41119