Home NasihatMutiara Nasihat Abdullah bin Abbas

Mutiara Nasihat Abdullah bin Abbas

Abdullah bin Abbas banyak meriwayatkan hadits dan menjadi rujukan utama para sahabat serta tabi’in dalam masalah tafsir, fikih, maupun bahasa Arab.

by Abu Umar
0 comments 27 views

Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhuma adalah sepupu Rasulullah ﷺ, putra dari Abbas bin Abdul Muththalib. Ia lahir tiga tahun sebelum hijrah dan sejak kecil tumbuh dalam lingkungan yang dekat dengan Nabi ﷺ. Karena kedekatan dan doa khusus Nabi ﷺ untuknya, Abdullah bin Abbas dikenal memiliki kecerdasan luar biasa, terutama dalam memahami Al-Qur’an dan ilmu agama. Rasulullah ﷺ pernah berdoa, “Ya Allah, berilah ia pemahaman dalam agama dan ajarkanlah kepadanya tafsir Al-Qur’an.” Doa inilah yang menjadikannya salah satu sahabat yang paling alim.

Beliau mendapat gelar Turjumanul Qur’an (penerjemah Al-Qur’an) dan Bahrul ‘Ilm (lautan ilmu) karena keluasan pengetahuannya. Abdullah bin Abbas banyak meriwayatkan hadits dan menjadi rujukan utama para sahabat serta tabi’in dalam masalah tafsir, fikih, maupun bahasa Arab. Setelah wafatnya Rasulullah ﷺ, ia tetap berperan sebagai guru dan penasihat umat Islam. Abdullah bin Abbas wafat pada tahun 68 H di Tha’if, meninggalkan warisan ilmu yang sangat besar bagi generasi setelahnya.

BACA JUGA:  Mutiara Nasihat Ali bin Abi Thalib

Berikut adalah beberapa nasihatnya:

وَعَنْ مَيْمُونِ بْنِ مِهْرَانَ قَالَ : سَمِعْتُ ابْنَ عَبَّاسٍ يَقُوْلُ : مَا بَلَغَنِي عَنْ أَحْ مَكْرُوهُ قَطُّ إِلَّا أَنْزَلْتُهُ إِحْدَى ثَلَاثِ مَنَازِلَ: إِنْ كَانَ فَوْقِي عَرَفْتُ لَهُ قَدْرَهُ، وَإِنْ كَانَ نَظِيْرِي تَفَضَّلْتُ عَلَيْهِ، وَإِنْ كَانَ دُوْنِيْ لَمْ أَحْفَلْ بِهِ، هَذِهِ سِيْرَتِيْ فِي نَفْسِي، فَمَنْ رَغِبَ عَنْهَا فَأَرْضُ اللَّهِ وَاسِعَةُ.

89. Dari Maimun bin Mihran berkata, aku mendengar Ibnu Abbas berkata, “Apabila ada kabar yang tidak aku suka tentang saudaraku niscaya aku menyikapinya dengan salah satu dari tiga hal: jika dia lebih tinggi derajatnya dariku maka aku tahu betul kedudukannya, jika dia setara denganku aku berbuat baik kepadanya, dan jika dia lebih rendah dariku maka aku tidak akan menyusahkannya. Itulah sejarah dalam diriku. Barangsiapa yang tidak menyukai sikap seperti itu, maka bumi Allah itu luas.” (1/754).

وَعَنْ أَبِي حَمْزَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : لَأَنْ أَقْرَأَ الْبَقَرَةَ فِي لَيْلَةٍ وَأَتَفَكَّرَ فِيهَا أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ أَنْ أَقْرَأَ الْقُرْآنَ هَدْرَمَةً.

90. Dari Abu Hamzah, dari Ibnu Abbas berkata, “Sungguh, membaca surat Al-Baqarah di waktu malam dengan merenungi isinya lebih aku cintai daripada membaca Al-Qur’an dengan cepat.” (1/754).

banner

وَعَنِ الضَّحَاكِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ قَالَ : يَا صَاحِبَ الذَّنْبِ لَا تَأْمَنَنَّ سُوءَ عَاقِبَتِهِ، وَلَمَّا يُتْبَعُ الذَّنْبُ أَعْظَمُ مِنَ الذَّنْبِ إِذَا عَمِلْتَهُ، قِلَّةُ حَيَائِكَ مِمَّنْ عَلَى الْيَمِينِ وَعَلَى الشِّمَالِ وَأَنْتَ عَلَى الذَّنْبِ أَعْظَمُ مِنَ الذَّنْبِ الَّذِي صَنَعْتَهُ، وَضَحِكُكَ وَأَنْتَ لَا تَدْرِي مَا اللَّهُ صَانِعُ بِكَ أَعْظَمُ مِنَ الذَّنْبِ، وَفَرَحُكَ بِالذَّنْبِ إِذَا عَمِلْتَهُ أَعْظَمُ مِنَ الذَّنْبِ، وَحُزْنُكَ عَلَى الذَّنْبِ إِذَا فَاتَكَ أَعْظَمُ مِنَ الذَّنْبِ إِذَا ظَفِرْتَ بِهِ، وَخَوْفُكَ مِنَ الرِّيحِ إِذَا حَرَّكَتْ سِتْرَ بَابِكَ وَأَنْتَ عَلَى الذَّنْبِ وَلَا يَضْطَرِبُ فُؤَادُكَ مِنْ نَظَرِ اللَّهِ إِلَيْكَ أَعْظَمُ مِنَ الذَّنْبِ إِذَا عَمِلْتَهُ.

91. Dari Dhahak, dari Ibnu Abbas bahwa beliau berkata, “Wahai pendosa, janganlah kamu merasa aman terhadap akibat buruk dari dosamu. Ketika satu dosa diikuti dosa yang lain, itu lebih besar dosanya daripada dosa yang sudah kamu lakukan. Sedikitnya rasa malu kepada malaikat yang berada di sisi kanan dan kirimu ketika kamu sedang melakukan dosa, itu lebih besar dosanya daripada dosa yang sudah kamu kerjakan. Tertawamu ketika berbuat dosa sedang kamu tidak tahu apa yang akan Allah perbuat terhadapmu, itu lebih besar dosanya daripada dosa itu sendiri. Kebahagiaanmu dengan dosa yang kamu kerjakan itu lebih besar dosanya daripada perbuatan dosa itu sendiri. Perasaan sedihmu karena tidak dapat melakukan perbuatan dosa itu lebih besar dosanya daripada dosa yang kau tanggung ketika dapat melakukan dosa itu. Rasa takutmu kepada hembusan angin yang dapat membuka tabir pintumu saat kamu tengah berbuat dosa dan tidak gelisahnya hatimu terhadap pengawasan Allah kepadamu, itu lebih besar dosanya daripada dosa yang kamu kerjakan.” (1/754-755).

وَعَنْ عِكْرِمَةَ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ : لَأَنْ أَعُوْلَ أَهْلَ بَيْتٍ مِنَ الْمُسْلِمِينَ شَهْرًا أَوْ جُمُعَةً أَوْ مَا شَاءَ اللَّهُ، أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ حَجَّةٍ بَعْدَ حَجَّةٍ، وَلَطَبَقُ بِدَانِقٍ أُهْدِيْهِ إِلَى أَجْ لِي فِي اللَّهِ أَحَبُّ إِلَيَّ مِنْ دِينَارٍ أُنْفِقُهُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ.

92. Dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas berkata, “Sungguh mencukupi nafkah satu keluarga dari kaum muslimin selama satu bulan, satu Jum’at (baca: satu pekan) atau sesuai dengan kehendak Allah, itu lebih aku cintai daripada melaksanakan haji setelah haji wajib. Dan sungguh, mangkak seharga 1/6 Dirham yang aku hadiahkan untuk saudara yang kucinta dan kubenci karena Allah itu lebih aku sukai daripada satu Dinar yang aku infakkan di jalan Allah.” (1/756-757).

وَعَنِ الضَّحَاكِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: لَمَّا ضُرِبَ الدَّيْنَارُ وَالدَّرْهَمُ أَخَذَهُ إِبْلِيسُ فَوَضَعَهُ عَلَى عَيْنَيْهِ وَقَالَ: أَنْتَ تَمْرَةُ قَلْبِي وَقُرَةٌ عَيْنِي، بِكَ أُطْعِي وَبِكَ أُكْفِرُ وَبِكَ أُدْخِلُ النَّاسَ النَّارَ، رَضِيْتُ مِنْ ابْنِ آدَمَ بِحُبِّ الدُّنْيَا أَنْ يَعْبُدَنِي.

93. Dari Dhahak, dari Ibnu Abbas berkata, “Ketika Dinar dan Dirham dicetak, Iblis mengambil dan meletakkannya di ke dua matanya sembari berkata, “Engkau adalah buah hatiku, dan penyejuk mataku. Denganmu aku akan membuat manusia melampaui batas dan kufur, dan memasukkan mereka ke dalam neraka. Aku rela bila anak Adam menyembahku dengan cara mencintai dunia.” (1/757).

BACA JUGA:  Mutiara Nasihat Abdullah bin Mas’ud

عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: آخِرُ شِدَّةٍ يَلْقَاهَا الْمُؤْمِنُ الْمَوْتُ.

94. Dari Qabus dari ayahnya, dari Ibnu Abbas berkata, “Penderitaan terakhir yang bakal ditemui oleh seorang mukmin adalah kematian.” (1/757).

وَعَنْ عِكْرِمَةَ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ قَالَ: خُذِ الْحِكْمَةَ مِمَّنْ سَمِعْتَ فَإِنَّ الرَّجُلَ لَيَتَكَلَّمُ بِالْحِكْمَةِ وَلَيْسَ بِحَكِيمٍ، فَتَكُوْنُ كَالرَّمْيَةِ خَرَجَتْ مِنْ غَيْرِ رَامٍ.

95. Dari Ikrimah, dari Ibnu Abbas berkata, “Ambillah hikmah dari orang yang kamu dengar. Sungguh, ada seseorang yang berkata dengan penuh hikmah padahal dia bukan ahli hikmah, sehingga hikmah yang diucapkannya itu laksana anak panah yang dilontarkan oleh seseorang yang bukan pemanah.” (1/757). []

Sumber: Ensklopedia Hikmah / Penulis: Ibnul Andil Bari El-“Afifi / Penerbit: Kuttab / Cetakan 1, 2021

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

Ikuti kami di Facebook Humayro. Satu tempat untuk pembelajaran tiada henti. Pembelajaran setiap hari. Pembelajaran sepanjang hayat.

Subscribe

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

Humayro.com – Belajar Sepanjang Hayat.  Kantor : Jalan Taman Pahlawan Gg. Ikhlas No. 2 RT18/RW 08 Purwakarta 41119