Pernahkah kita merasa bahwa waktu berjalan begitu cepat? Baru kemarin rasanya Ahad, kini sudah Ahad kembali. Seakan-akan hari-hari berputar tanpa memberi kesempatan bagi kita untuk bernafas panjang. Fenomena ini bukan sekadar keluhan yang lahir dari kesibukan manusia modern, melainkan tanda besar yang sudah diwartakan Rasulullah ﷺ sebagai salah satu pertanda dekatnya hari kiamat.
Waktu yang Cepat dan Kehidupan yang Instan
Kita hidup di era serba instan. Kemajuan teknologi dan budaya konsumtif membuat manusia ingin segalanya serba cepat, praktis, dan mudah. Namun di balik itu, banyak nilai-nilai Islam yang terabaikan. Shalat ditunda-tunda, waktu dihabiskan untuk kesia-siaan, dan budaya hedonisme makin mengakar dalam masyarakat.
Padahal Allah ﷻ sudah mengingatkan dalam firman-Nya yang begitu agung: “Demi masa. Sungguh, manusia berada dalam kerugian. Kecuali orang–orang yang beriman dan mengerjakan kebajikan serta saling menasihati untuk kebenaran dan saling menasihati untuk kesabaran.” (QS. al-‘Ashr: 1–3)
BACA JUGA: Di Akhir Zaman, Orang Berdosa Tidak Mati dan Tidak Hidup
Imam Syafi’i rahimahullah pernah berkata, “Seandainya manusia merenungkan surat ini saja, niscaya sudah cukup bagi mereka sebagai pelajaran.” Begitulah penekanan betapa berharga waktu, dan betapa besar kerugian orang yang melalaikannya.
Sabda Rasulullah ﷺ tentang Dekatnya Zaman
Rasulullah ﷺ telah bersabda: “Zaman akan berdekatan, ilmu berkurang, fitnah bermunculan, kekikiran tertanam, dan al-Haraj merajalela.” Para sahabat bertanya, “Wahai Rasulullah, apa itu al-Haraj?” Beliau menjawab, “Pembunuhan, pembunuhan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Hadis ini menjelaskan bahwa mendekatnya zaman bukan hanya sekadar perasaan, melainkan kenyataan yang akan dirasakan umat. Hari-hari berlalu tanpa keberkahan, ilmu agama berkurang, fitnah merebak di mana-mana, dan darah manusia menjadi murah akibat maraknya pertumpahan darah.
Penjelasan Para Ulama Salaf
Para ulama memberikan berbagai penafsiran terkait sabda Nabi ﷺ tentang “zaman akan berdekatan.”
Sedikitnya keberkahan waktu. Pekerjaan yang dahulu dapat diselesaikan dengan cepat, kini terasa sulit walau waktu yang digunakan lebih panjang. Imam Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa keberkahan adalah anugerah Allah, bila Dia mencabutnya, maka harta, waktu, dan umur terasa tidak mencukupi.
Ibnu Hajar al-‘Asqalani rahimahullah berkata: “Di zaman kita ini, kita sudah merasakan cepatnya hari berlalu yang tidak pernah kita rasakan sebelumnya.” Pernyataan beliau pada abad pertengahan sudah relevan hingga kini, apalagi di era digital saat waktu terasa lebih singkat.
Perkembangan sarana transportasi dan komunikasi. Jarak yang jauh kini terasa dekat. Dalam hitungan jam, seseorang bisa berpindah benua. Dahulu, perjalanan berbulan-bulan kini bisa ditempuh dalam sekejap. Hal ini sejalan dengan tafsir para ulama bahwa “dekatnya zaman” juga bermakna semakin dekatnya jarak antarmanusia.
Riwayat tentang Dajjal dan Lamanya Hari
Rasulullah ﷺ juga memberikan gambaran tentang perputaran waktu di masa fitnah besar, yakni ketika Dajjal muncul. Beliau bersabda bahwa satu hari bisa terasa seperti satu tahun, satu bulan, atau satu pekan. Riwayat ini menunjukkan bahwa Allah ﷻ Mahakuasa mempercepat atau memperlambat waktu sesuai kehendak-Nya.
Abu Hurairah r.a meriwayatkan, Rasulullah ﷺ bersabda: “Tidak akan terjadi kiamat hingga zaman terasa saling berdekatan. Satu tahun terasa seperti satu bulan, satu bulan seperti satu pekan, satu pekan seperti satu hari, satu hari seperti satu jam, dan satu jam seperti api yang membakar ranting.” (HR. Tirmidzi)
Ulama salaf menegaskan bahwa gambaran ini bukan hanya kiasan, melainkan realita yang akan dialami manusia. Waktu akan berlalu secepat api membakar ranting kering, padam sebelum sempat digunakan dengan baik.
Renungan untuk Kaum Muslimin
Tanda-tanda akhir zaman ini seharusnya menjadi bahan renungan mendalam bagi kita. Bila waktu kian cepat berlalu, apakah kita masih menyia-nyiakannya untuk hal yang tidak bermanfaat? Apakah kita lebih banyak menggunakannya untuk hiburan dan kelalaian dibanding memperbanyak ibadah?
Imam Hasan al-Bashri rahimahullah berkata: “Wahai anak Adam, engkau hanyalah kumpulan hari. Setiap kali berlalu satu hari, maka berkuranglah bagian dari dirimu.”
BACA JUGA: Di Akhir Zaman, Kebodohan Menyebar hingga Tak Ada yang Bisa Jadi Imam Masjid
Maka, sudah sepatutnya kita bersegera dalam kebaikan. Karena waktu adalah amanah, dan setiap detiknya akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah ﷻ.
Penutup
Cepatnya berlalu waktu adalah tanda yang nyata dari dekatnya hari kiamat. Rasulullah ﷺ sudah mengingatkan, para ulama telah menjelaskan, dan kita kini merasakannya. Jangan biarkan hari-hari berlalu tanpa makna. Gunakan setiap detik untuk mendekat kepada Allah, memperbanyak amal shalih, serta menjauhi kesia-siaan.
Semoga Allah ﷻ memberikan keberkahan pada waktu kita, menjadikan sisa umur penuh ketaatan, dan mengakhiri kehidupan kita dengan husnul khatimah. []
Referensi: Kiamat Sudah Dekat?/Karya: Dr. Muhammad Al-‘Areifi/Penerbit: Qisthi Press
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

