Home IbadahMenghidangkan Makanan

Menghidangkan Makanan

Kesempurnaan penghormatan tamu juga terekspresikan dari sumbringahnya wajah dan baiknya perbincang-an saat tamu baru tiba, ketika di ruang makan maupun ketika hendak pulang.

by Abu Umar
0 comments 197 views

Berikut akan dijelaskan tata krama menghidangkan makanan yang terdiri dari lima bagian.

1) Menyegerakan, sebab hal menyegerakan penghidang makanan merupakan bagian dari perhormatan terhadap tamu.

2) Mendahulukan buah-buahan daripada yang lainnya, karena secara medis hal tersebut yang lebih baik, bahkan Allah swt, pun menjelaskan di dalam Al-Qur’an.

Sebagaimana Dia berfirman,

ولكمة مما يتخبرون . ولحم طار بما يشتهون .

“Dan buah-buahan dari yang mereka pilih, serta daging burung dari yang mereka inginkan.” (al-Waqi’ah: 20-21)

BACA JUGA:  Makan Bersama, Sunnah yang Penuh Berkah

Kemudian, hal yang baik untuk diutamakan setelah menghidangkan buah-buahan adalah daging terlebih daging panggang, bubur, dan manisan. Makanan-makanan yang baik ini akan sempurna de ngan air yang dingin dan segar. Terlebih lagi, jika setelah makan tangannya dibasuh dengan air yang hangat kuku.

3) Menghidangkan dahulu semua yang ada di rumah.

4) Tidak terburu-buru membereskan makanan yang dihidangkan kecuali setelah semua yang makan telah selesai menyantap hidangannya.

5) Menyajikan makanan sesuai dengan kadar cukup, karena kurang dari kadar cukup dapat mengurangi kehormatan diri.

Selain itu, sudah menjadi tugas tuan rumah untuk menyisihkan bagian-bagian untuk penghuni rumah sebelum menyajikan hidangan kepada orang lain. Jika si tamu hendak pulang maka sebaiknya si tuan rumah mengantarnya hingga ke depan pintu rumah, karena hal itu adalah sunnah sekaligus bagian dari memuliakan tamu.

BACA JUGA:  Kisah-kisah Abu Hanifah: Memuji Pakaian dan Makanan

Kesempurnaan penghormatan tamu juga terekspresikan dari sumbringahnya wajah dan baiknya perbincang-an saat tamu baru tiba, ketika di ruang makan maupun ketika hendak pulang.

Di samping itu, tamu memiliki tugas untuk mengeluarkan sisi yang terbaik dari dirinya di hadapan sang tuan rumah, walaupun dalam prosesnya terjadi kekurangan di sana-sini. Sisi terbaik yang dimaksudkan di sini adalah akhlak yang mulia, ketawadhuan, tidak undur diri kecuali telah mendapatkan izin dari sang pemilik rumah, dan menjaga hatinya agar tidak tersinggung sebisa mungkin. []

Referensi: Mukhtashar Minhajul Qashidin (Jalan Orang-orang yang Mendapat Petunjuk) / Penulis: Al imam Asy Syaikh Ahmad bin Abdurrahman bin Qudamah Al-Maqdisy / Penerbit. Darul Fikr – Pustaka Al-Kautsar / Cetakan. Pertama, 1998 M/1408 H – Keduapuluh Tiga, Februari 2020

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

Ikuti kami di Facebook Humayro. Satu tempat untuk pembelajaran tiada henti. Pembelajaran setiap hari. Pembelajaran sepanjang hayat.

Subscribe

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

Humayro.com – Belajar Sepanjang Hayat.  Kantor : Jalan Taman Pahlawan Gg. Ikhlas No. 2 RT18/RW 08 Purwakarta 41119