Home KajianKenapa Kita Diperintah Berlindung kepada Allah dari Gangguan Syaitan yang Terkutuk?

Kenapa Kita Diperintah Berlindung kepada Allah dari Gangguan Syaitan yang Terkutuk?

Bila Allah memerintahkan kita untuk berlindung kepada-Nya dari kejahatan gangguan syaitan dalam dua perkara ini, lalu bagaimana dalam perkara lainnya?

by Abu Umar
0 comments 133 views

Allah memerintahkan untuk berlindung dari gangguan syaitan yang terkutuk ketika hendak membaca al-Qur-an. Dia berfirman:

فَإِذَا قَرَأْتَ الْقُرْمَانَ فَاسْتَعِذْ بِاللَّهِ مِنَ الشَّيْطَانِ الرَّحِيمِ ))

“Maka apabila engkau (Muhammad) hendak membaca al-Qur-an, mohonlah perlindungan kepada Allah dari syaitan yang terkutuk.” (QS. An-Nahl [16]: 98)

Juga ketika mengobati yang terkena sihir:

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ الْفَلَقِ

“Katakanlah: “Aku berlindung kepada Rabb yang menguasai shubub (fajar),” (QS. Al-Falaq (113): 1)-hingga akhir surah.

Bila Allah memerintahkan kita untuk berlindung kepada-Nya dari kejahatan gangguan syaitan dalam dua perkara ini, lalu bagaimana dalam perkara lainnya?

BACA JUGA: Waspada terhadap Fitnah dan Tipu Daya Iblis

Dari Abut Tayyah, dia menuturkan: “Aku pernah bertanya kepada Abdurrahman bin Khanbasy: ‘Pernahkah engkau bertemu dengan Nabi? Kemudian dia menjawab: ‘Ya.’ Aku bertanya: ‘Apa yang dilakukan oleh Rasulullah pada malam ketika beliau diserang oleh syaitan?’ Dia menjawab: ‘Pada malam itu, syaitan-syaitan datang dari lembah dan turun dari bukit untuk menyerang Rasulullah. Di antara mereka terdapat syaitan yang membawa nyala api untuk membakar wajah beliau. Lalu Jibril sa turun dan berkata: ‘Wahai Muhammad, ucapkanlah!’ Beliau lantas bertanya: ‘Apa yang harus aku ucapkan?’ Maka Jibril menerangkan: ‘Ucapkanlah olehmu:

أَعُوْذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ وَذَرَأَ وَبَرَأَ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ، وَمِنْ شَرِّ مَا يَعْرُجُ فِيهَا، وَمِنْ شَرِ فِتَنِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ، وَمِنْ شَرِّ كُلِّ طارِقٍ إِلَّا طَارِقًا يَطْرُقُ بِخَيْرٍ يَا رَحْمَنُ.

‘Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan segala yang Dia ciptakan, adakan, dan wujudkan; dari kejahatan segala yang turun dari langit, dari kejahatan segala yang naik ke langit, pun dari kejahatan fitnah-fitnah pada malam dan siang hari, dan dari kejahatan setiap yang datang (di waktu malam), kecuali yang datang membawa kebaikan, ya Allah, Yang Maha Penyayang.”

Abdurrahman mengatakan: ‘Maka api mereka padam, dan Allah pun membinasakan mereka.'”

Dari Aisyah, bahwasanya Rasulullah bersabda:

banner

(( إِنَّ الشَّيْطَانَ يَأْتِي أَحَدَكُمْ فَيَقُولُ: مَنْ خَلَقَكَ؟ فَيَقُولُ: اللَّهُ تَبَارَكَ وَتَعَالَى فَيَقُولُ: فَمَنْ خَلَقَ الله؟ فَإِذَا وَجَدَ أَحَدُكُمْ ذَلِكَ، فَلْيَقُلْ : آمَنْتُ بِاللَّهِ وَرَسُوْلِهِ، فَإِنَّ ذَلِكَ يُذْهِبُ عَنْهُ ))

“Sesungguhnya syaitan akan mendatangi salah seorang kalian, lantas ia bertanya: ‘Siapakah yang menciptakanmu?’ Ia menjawab: ‘Allah.’ Kemudian syaitan akan bertanya lagi: ‘Siapa yang menciptakan Allah?” Bila salah seorang kalian mendapati hal demikian, maka ucapkanlah: Aku beriman kepada Allah dan Rasul-Nya.’ Sesungguhnya perkataan itu dapat menghilangkannya.”

Dari Ibnu Abbas, dia menuturkan: “Rasulullah memohon perlindungan kepada Allah untuk al-Hasan dan al-Husain dengan mengucapkan:

أُعِيذُ كُمَا بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ، مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ، وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لَامَّةٍ ))

‘Aku memohonkan perlindungan untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari setiap syaitan dan dari binatang yang berbisa, serta dari setiap mata jahat (hasad).’

Setelah itu, beliau bersabda:

(( هَكَذَا كَانَ أَبِي إِبْرَاهِيمَ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ يُعَوِّذُ إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ ))

‘Dengan kalimat itulah dulu bapakku, Nabi Ibrahim, memohonkan perlindungan untuk Isma’il dan Ishaq.” Hadits di atas diriwayatkan Imam al-Bukhari dan Imam Muslim di dalam ash-Shahihain.

Abu Bakar al-Anbari menerangkan: “Kata الهامة merupakan bentuk tunggal dari القوام maknanya, setiap makhluk yang bisa menimpakan keburukan. Sedangkan kata اللأمة ia artinya adalah الثلثة yang jahat(. Di dalam hadits ini, Rasulullah memakai kata لامة agar konstruksinya sesuai dengan kata هامة karena itu lebih ringan diucapkan.”

Mutharrif berkata: “Setelah aku perhatikan, ternyata anak Adam berada di antara Allah dan Iblis. Maka siapa saja yang Allah kehendaki untuk menjaga-Nya, tentu Allah akan menjaganya. Namun jikalau Allah meninggalkannya, maka Iblis akan membawanya.”

Diceritakan dari seorang ulama Salaf, bahwa suatu saat dia bertanya kepada muridnya: “Apakah yang akan kamu lakukan apabila syaitan menggoda kamu untuk melakukan kemaksiatan?” Dia menjawab: “Akan aku lawan ia dengan sungguh-sungguh.” Si ulama bertanya lagi: “Bagaimanakah jika syaitan datang kembali?” Murid itu lantas menegaskan: “Aku akan melawan dengan sungguh-sungguh.” Lagi-lagi si ulama bertanya: “Bagaimana jika syaitan datang kembali?” Murid itu mengulangi jawabannya: “Aku akan melawan ia dengan sungguh-sungguh.”

BACA JUGA: Iblis yang Sombong

Ulama tadi menyatakan: “Ini akan menjadi panjang. Bagaimana pendapatmu jika kamu melewati sekawanan kambing, dan tiba-tiba anjing penjaganya menyalak atau menghalangimu lewat. Apakah yang akan kamu lakukan?” Murid itu menjawab: “Aku akan mendorongnya sekuat tenaga. Si ulama berkata: “Ini juga akan menjadi panjang. Sebenarnya cukup bagimu untuk meminta tolong kepada pemilik kambing tersebut, supaya dia mencegah anjingnya dari menyerangmu.”

Ketahuilah, perumpamaan Iblis dengan orang yang bertakwa dan orang yang lemah imannya seperti seorang laki-laki yang di hadapannya ada makanan. Kemudian ada seekor anjing lewat. Laki-laki itu pun lantas berseru kepada anjing tadi: ‘Pergilah!” Maka, anjing tadi langsung pergi. Kemudian anjing tersebut melewati laki-laki lain yang di hadapannya ada makanan dan ada juga daging. Setiap kali orang itu mengusirnya, hewan ini tidak juga pergi.

Orang pertama adalah perumpamaan orang bertakwa yang diganggu syaitan, maka cukup bagi dirinya berdzikir kepada Allah; adapun orang kedua adalah perumpamaan orang yang lemah imannya, yang tidak mau meninggalkan diri sendiri.

Kita berlindung kepada Allah dari syaitan. []

Sumber: Al-Muntaqa An-Nafis min Talbîs Iblîs (Talbis Iblis – Tipu Daya dan Perangkap Iblis ddalam Upaya Menjerumuskan Manusia Ke Jurang Kehancuran / Penulis: Ibnul Jauzi / Penerbit: : Dar Ibnul Jauzi Riyadh KSA / Cet. I 1429 Η / Pustaka Imam Syafi’i / Cetakan Keenam Jumadil Ula 1442 H / Desember 2020 M

 

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

Ikuti kami di Facebook Humayro. Satu tempat untuk pembelajaran tiada henti. Pembelajaran setiap hari. Pembelajaran sepanjang hayat.

Subscribe

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

Humayro.com – Belajar Sepanjang Hayat.  Kantor : Jalan Taman Pahlawan Gg. Ikhlas No. 2 RT18/RW 08 Purwakarta 41119