Siapa yang ditimpa musibah kemudian berusaha menyingkirkannya, hendaklah ia membayangkan kembali apa arti semua itu. Bayangkanlah pahalanya dan kemungkinan diturunkannya bencana yang lebih besar. Orang yang mempunyai cara pandang seperti itu akan merasakan keuntungan.
Bayangkanlah bahwa cobaan itu akan segera hilang. Sebab jika bukan karena besarnya cobaan, tak akan ada rasa senang dan tenang.
BACA JUGA: Tingkatan Manusia dalam Menghadapi Musibah
Sadarlah bahwa cobaan yang dialami saat ini laksana tamu yang hanya melepas kebutuhannya. Alangkah cepatnya tamu itu berlalu. Betapa terpujinya sang tuan rumah atas kedermawanannya.
Seorang mukmin yang ditambah kesulitan hendaknya memperhatikan waktu, mengawasi kondisi jiwa, menjaga anggota badan agar jangan sampai terucap dari lisan suatu kalimat yang tak pantas atau muncul dari dalam hati yang diliputi rasa dengki.
BACA JUGA: Bentuk Ujian Itu Beragam
Jika demikian halnya, tampaklah baginya fajar yang menyingsing menghadirkan pahala dan berlalulah malam yang mengusung bala. Tatkala matahari pahala menyingsing, ia telah sampai pada tujuan dengan selamat, melewati segala bencana dengan penuh kesabaran. []
Referensi: Sumber: Shaidul Khatir, Cara Manusia Cerdas Menang dalam Hidup, karya Imam Ibnu Al Jauzi, Penerbit Maghfirah Pustaka, Cetakan Juni 2022
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

