Al-Hayaa atau malu adalah turunan dari kata al-hayat atau hidup, karena hati yang hidup berarti pemiliknya juga memiliki rasa malu, di dalamnya terdapat sifat malu yang dapat menghalanginya dari berbagai perbuatan buruk. Karena hidupnya hati adalah penghalang dari keburukan yang dapat merusak hati.
Berdasarkan hal ini Rasulullah ﷺ bersabda: “Malu adalah bagian dari iman.”
BACA JUGA: Utsman bin Affan, Seorang Pria Pemalu
Bersabda: “Malu dan diam dari perkataan yang menyebabkan dosa adalah bagian dari iman, sedang ucapan keji dan berpura-pura fasih adalah bagian dari kemunafikan.”
Orang yang hidup akan menolak sesuatu yang dapat mengganggunya. Berbeda dengan orang yang mati maka ia dinamai dengan waqah atau tidak mempunyai rasa malu.
Itu berarti di dalam hatinya tidak terdapat kehidupan yang dapat membuatnya malu dan menahan diri dari hal yang buruk. Seperti tanah kering yang tidak meninggalkan jejak kaki.
BACA JUGA: Rasa Malu dan Kezuhudan Ali bin Thalib
Oleh karena itu, orang yang memiliki rasa malu akan dapat menghalanginya dari keburukan. Berbeda dengan orang yang tebal muka lagi tak tahu malu, dan tidak memiliki iman yang tidak dapat menghalanginya dari perbuatan buruk. []
Sumber: Tazkiatun Nafs, Menyucikan Jiwa dan Mencerminkan Hati dengan Akhlak yang Mulia, Karya: Saikhul Islam Ibnu Taimiyah, Penerbit Darus Sunnah, Jakarta Timur, Cetakan 2022
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

