Home Yaumul HisabMenalqikan 2 Kalimat Syahadat kepada Orang Sekarat

Menalqikan 2 Kalimat Syahadat kepada Orang Sekarat

Bau harum surga pun sampai padanya dan kuburnya diluaskan sejauh matanya memandang.

by Abu Umar
0 comments 61 views

Diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri, ia berkata: Rasulullah bersabda:

لَقُنُوا مَوْتَاكُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ

“Talqinkan la ilaha illallah kepada orang-orang yang sekarat di antara kalian.” (Riwayat Muslim, hadits nomor 916)

Imam Al-Qurthubi menjelaskan, ulama kita telah menyampaikan, bahwa menalqinkan kalimat syahadat merupakan sunnah matsurah dan wajib dipraktikkan oleh kaum muslimin, agar kalimat terakhir yang terucap adalah ucapan “La ilaha illallah” sehingga usianya diakhiri dengan kebahagiaan.

RUH KELUAR

Diriwayatkan dari Barra bin Azib, ia berkata: Suatu ketika kami mengantar jenazah di Baqi’ al-Gharqad, Nabi kemudian menghampiri kami lalu beliau duduk, kemudian kami duduk di sekitar beliau, sepertinya di kepala kami ada burung, beliau membuatkan liang lahat untuk jenazah itu lalu mengucapkan: “Aku berlindung kepada Allah dari siksa kubur,” sebanyak tiga kali, setelah itu beliau bersabda:

BACA JUGA:  Apakah Para Nabi dan Rasul Juga Mengalami Sakaratul Maut?

“Sungguh saat seorang mukmin tengah menuju akhirat dan meninggalkan dunia, malaikat turun menghampirinya seolah-olah di wajah mereka ada matahari, masing-masing membawa balsam dan kain kafan, mereka duduk mengelilinginya sejauh matanya memandang, malaikat maut pun datang hingga duduk di dekat kepalanya, ia berkata: “Wahai jiwa yang baik, pergilah menuju ampunan dan ridha Allah.”

Ruh pun keluar dan mengalir laksana aliran air lalu diambil malaikat maut, saat mengambilnya, malaikat maut tidak membiar-kannya barang sekejap matapun di tangannya dan langsung diletakkan ke dalam kain kafan dan balsam tersebut, ruhnya mengeluarkan bau harum seperti minyak kasturi paling harum di muka bumi.

Mereka membawanya naik, tidaklah mereka melintasi sekelompok malaikat melainkan mereka bertanya: “Ruh siapa yang wangi itu?” mereka menjawab: “Fulan bin fulan,” dengan nama terbaiknya yang pernah disebut-sebut di dunia, (mereka terus membawanya naik) hingga sampai di langit paling bawah, mereka meminta untuk dibukakan pintu, pintu pun dibuka, setiap melalui langit, jenazahnya digiring oleh para malaikat penghuni langit hingga ke langit berikutnya hingga sampai ke langit tempat Allah berada.

Allah berfirman: “Tulislah kitab hamba-Ku dalam ‘Illiyyin dan kembalikan ia ke bumi karena dari sanalah Aku menciptakan mereka, di sana pula Aku akan mengembalikan mereka dan dari sanalah Aku akan mengeluarkan mereka lagi.” Ruhnya pun dikembalikan lagi ke jasadnya. Dua malaikat menghampiri, men-dudukkannya dan bertanya: “Siapa Rabbmu?”

Ia menjawab: “Rabbku Allah.” Keduanya bertanya: “Apa agamamu? la menjawab: “Agamaku islam.” Keduanya bertanya: “Siapa orang yang diutus kepada kalian ini?” la menjawab: “Dia adalah utusan Allah.” Keduanya berkata: “Bagaimana kau tahu?”

la menjawab: “Aku membaca kitab Allah, aku pun beriman dan membenarkannya.” Lalu ada yang menyerukan dari langit: “Hamba-Ku benar, berilah ia hamparan dari surga, kenakan pakaian dari surga padanya dan bukakan pintu ke surga untuknya.”

Bau harum surga pun sampai padanya dan kuburnya diluaskan sejauh matanya memandang. la didatangi seseorang berwajah rupawan, berpakaian bagus dan harum baunya, ia berkata: “Bergembiralah pada sesuatu yang mem-buatmu senang, inilah hari yang dijanjikan untukmu.” Ia bertanya: “Kamu siapa, wajahmu membawa kebaikan?” la menjawab: “Aku amal baikmu.” la pun berkata: “Ya Rabb, berlakukan kiamat agar aku bisa kembali ke keluarga dan hartaku.”

Sungguh, saat hamba kafir ketika meninggalkan dunia dan menuju kampung akhirat, malaikat-malaikat bermuka hitam turun menghampirinya, mereka membawa kain kasar, mereka duduk mengelilinginya sejauh matanya memandang, malaikat maut kemudian datang hingga duduk di dekat kepalanya, ia berkata: “Wahai jiwa yang keji, pergilah menuju marah dan murka Allah. Para malaikat pun berpencar di tubuhnya dan mencabut (ruh)nya laksana mencabut besi pemanggang daging dari kain wool basah, malaikat maut pun mengambilnya, saat mengambil, ruhnya tidak dibiarkan di tangannya barang sekejap mata pun dan langsung diletakkan di kain kasar tersebut, ruhnya mengeluarkan bau seperti bau bangkai paling busuk yang ada di muka bumi, mereka kemudian membawanya naik, tidaklah mereka melintasi sekelompok malaikat melainkan mereka pasti bertanya: “Ruh siapa yang keji itu?” mereka menjawab: “Fulan bin fulan,” dengan nama terburuknya yang pernah disebut di dunia, (mereka mem-bawanya naik) hingga sampai ke langit paling bawah, mereka meminta untuk dibukakan namun tidak dibukakan, Rasulullah kemudian membaca ayat: “Sekali-kali tidak akan dibukakan bagi mereka pintu-pintu langit dan tidak (pula) mereka masuk surga, hingga unta masuk ke lubang jarum.” (QS. Al-A’raf: 40)

BACA JUGA:  4 Dalil Sakaratul Maut

Allah berfirman: “Tulislah kitabnya dalam sijjin,” lalu ruhnya dilemparkan begitu saja. Rasulullah kemudian membaca ayat: “Dan barangsiapa mempersekutukan sesuatu dengan Allah, maka adalah ia seolah-olah jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (QS. Al-Hajj: 31) Ruhnya dikembalikan ke jasadnya, lalu dua malaikat datang menghampiri dan bertanya: “Siapa Rabbmu?” la men-jawab: “Ha, ha, aku tidak tahu.” Keduanya bertanya: “Siapa orang yang diutus kepadamu ini?” Ia menjawab: “Ha, ha, aku tidak tahu.” Lalu ada yang menyerukan dari langit: “Hamba-Ku berdusta, bentangkan hamparan neraka untuknya, bukakan pintu ke neraka untuknya,” panas neraka dan udaranya pun sampai padanya, kuburnya dipersempit hingga tulang-tulang rusuknya meringsek. seorang buruk rupa datang menghampirinya, bajunya lusuh dan berbau busuk, ia berkata: “Bergembiralah pada sesuatu yang menyusahkanmu, inilah hari yang dijanjikan untukmu.” la bertanya: “Siapa kamu?” la menjawab: “Aku amal kejimu.” la pun berkata: “Ya Rabb, jangan berlakukan kiamat.” (25 Riwayat Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i dan Ibnu Majah (matan bagian pertama), Hakim, Abu Awanah dalam kitab Shahih nya, Ibnu Hibban) []\

Sumber: Ar-Riyad an-Naadirah fii Shahiih ad-Daaril Akhirah (Menguak Fenomena Kematian & Rentetan Peristiwa Dahsyat Menjelang Kiamat) / Dr. Ahmad Musthafa Mutawalli / Pustaka Dhiya’ul Ilmi / Cetakan Pertama: Rabiul Awwal 1439 H/Nopember 2017 M

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

Ikuti kami di Facebook Humayro. Satu tempat untuk pembelajaran tiada henti. Pembelajaran setiap hari. Pembelajaran sepanjang hayat.

Subscribe

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

Humayro.com – Belajar Sepanjang Hayat.  Kantor : Jalan Taman Pahlawan Gg. Ikhlas No. 2 RT18/RW 08 Purwakarta 41119