Abu Abdirrahman berkata: Kami membesuk Hasan Al-Bashri di saat sakitnya; lalu beliau memanggil seseorang untuk menulis wasiat.
Hasan mengatakan, “Tulislah:
بسم الله الرحمن الرحيم
Amma ba’du,
Sesungguhnya Hasan ialah hamba-Nya, juga seorang anak dari hamba-Nya.
la bersaksi laa ilaaha illallaah wahdahu laa syariika lah (tidak ada sesembahan yang benar kecuali Allah, Dia Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya) dan Muhammad ialah hamba sekaligus utusan-Nya.
Imam Hasan Al-Bashri Selalu Membuat Orang di Sekitarnya Mengingat Akhirat
Barang siapa yang bertemu Allah dengan membawa persaksian ini secara jujur dan ikhlas dari hati, maka Allah akan memasukkannya ke surga.”
Kemudian ia mengatakan, “Aku mendengar Mu’adz mengucapkan kalimat ini dan mewasiatkannya kepada keluarganya. Kemudian Mu’adz berkata: Aku mendengar Rasulullah mengucapkan kalimat tersebut dan mewasiatkannya kepada keluarganya.”
Diceritakan bahwa saat Hasan berada di detik-detik akhir hidupnya, beliau terlihat mengalami kesedihan yang dalam.
BACA JUGA: Nasihat Imam Hasan Al-Bashri soal Menikahkan Anak Perempuan
Seorang anaknya berkata, “Ayah, hal ini membuat kami takut.”
Hasan berkata, “Nak, kebenaran telah datang dan kebatilan lenyap. Memang sudah saatnya ayahmu merasakan seperti ini, yang sebelumnya tak pernah dirasakannya.”
Malik bin Dinar berkata: Di mimpiku, aku melihat Hasan yang telah meninggal; terlihat sangat bahagia, putih bersih, dan memancar cahaya terang dari bekas aliran air matanya.
Lalu aku bertanya, “Bukannya Anda telah meninggal?”
la menjawab, “Benar.”
Aku bertanya kembali, “Lalu ke mana tempat Anda setelah mati… Sungguh, sangat panjang kesedihan yang Anda rasakan saat hidup.”
la menjawab, “Demi Allah, kesedihan itu membawaku ke jalan hidayah hingga sampai ke tempat golongan orang-orang mulia. Balasan duka masa lalu membawaku meraih tempat tinggal orang-orang bertakwa. Dan demi Allah, semuanya karena kebaikan-Nya pada kita.”
Aku mengatakan, “Apa yang bisa engkau perintahkan kepada kami wahai Abu Sa’id?”
la menjawab, “Perintah? Ingat saja, orang yang paling lama bersedih di dunia adalah yang paling bergembira di akhirat.”
Shalih al-Murri berkata: Aku pernah mendatangi Hasan dan mendengarnya mengucapkan bait syair,
Orang wafat yang beristirahat (dari ujian kehidupan) sejatinya tak wafat yang sesungguhnya wafat adalah orang hidup yang (hatinya) wafat.
Orang mati adalah orang yang kau lihat gundahnya hampa batinnya dan kecil harapnya.
Pagi hari setelah menyelesaikan dzikir paginya, Hasan sering berucap,
Dunia dan orang-orang takkan terus bersama mereka pun tak selamanya mendiami dunia.
Saat petang menjelang, Hasan menangis dan bertutur,
Karena takwa sang pemuda merasakan bahagia Demikian, itu saat ia sadar musykilah yang dapat membunuhnya.
Humaid mengisahkan: Aku bersama yang lain pernah ingin menemui Hasan, ternyata beliau sedang menangis, terdengar bait-bait syair dari lisannya,
BACA JUGA: Nasihat-nasihat yang Dalam dari Imam Hasan Al-Bashri
Tinggalkan saja dia dan jangan dicela, tinggalkanlah! sebab dia tahu sesuatu yang kalian tak tahu.
Dia melihat hidayah lalu berlari tuk meraihnya mengejar asa yang kalian tak menginginkannya.
Dia sambut panggilan petunjuk saat terdengar seruannya melepasnya. mengikuti arahannya, sedang kalian melepasnya/
Sungguh pandai dan cerdik akalnya – nikmat baginya tapi kalian tak merasakannya. []
Sumber: Kumpulan Nasihat Bijak untuk Hidup Lebih Bermakna Hasan al-Bashri / Al-Imam Abul Faraj Ibnul Jauzi / Penerbit: Al-Abror Media
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311
