Home SirahBala Tentara Usamah bin Zaid

Bala Tentara Usamah bin Zaid

Akan tetapi yang diinginkan orang-orang Anshar adalah pulang. Sementara itu Khalid dan pengikutnya terus melanjutkan perjalanan.

by Abu Umar
0 comments 233 views

Hisyam bin Urwah berkata dari riwayat ayahnya Rasulullah ﷺ bersabda ketika beliau sakit, “Kirimlah pasukan Usamah.” Setelah itu Usamah dan pasukannya bergerak sampai Al Jurf. Istrinya Fatimah binti Qais kemudian mengirim seorang delegasi kepadanya seraya berkata, “Jangan terburu-buru, karena Rasulullah ﷺ sedang sakit parah.”

Menjelang malam, Rasulullah ﷺ wafat. Setelah Rasulullah wafat, Usamah kembali menemui Abu Bakar, kemudian berkata, “Sesungguhnya Rasulullah ﷺ mengutusku dan aku tidak sedang dalam keadaan seperti keadaan kalian ini. Aku takut orang-orang Arab menjadi kafir lagi, dan jika mereka menjadi kafir maka merekalah orang yang pertama kali diperangi. Jika tidak demikian maka aku akan melanjutkan perjalanan, karena bersama kami orang-orang hebat dan pilihan.”

Abu Bakar kemudian berpidato di depan para sahabat seraya berkata, “Demi Allah, dimangsa oleh burung lebih aku senangi daripada melakukan sesuatu yang tidak diperintahkan Rasulullah.”

Kisah Al-Aswad Al-Ansi

 

Abu Bakar lalu mengirim Usamah dan meminta izin kepada Umar untuk membiarkan dirinya bersamanya serta menyuruhnya agar melarang orang-orang memotong tangan, kaki, dan bagian tengah dalam peperangan. Usamah pun melanjutkan perjalanan hingga berhasil melakukan agresi, kemudian kembali dengan membawa segudang harta rampasan dan dalam keadaan selamat.

Umar berkata, “Aku tidak akan memberikan kepemimpinan kepada orang selain Usamah, karena Rasulullah ﷺ meninggal pada saat Usamah menjadi pemimpin pasukan.”

BACA JUGA:  Pembai’atan Abu Bakar

Ada yang mengatakan bahwa Usamah pada saat itu baru berusia dua puluh tahun.

Berita tentang Orang-Orang Murtad

Ketika berita tentang wafatnya Rasulullah ﷺ menyebar, banyak kabilah Arab yang keluar dari Islam dan enggan membayar zakat, maka Abu Bakar Ash-Shiddiq bangkit memerangi mereka. Tetapi Umar dan yang lain memberi saran agar ia tidak memerangi mereka. Abu Bakar pun berkata, “Demi Allah, seandainya Iqal atan Anad, karena dulu mereka membayarnya kepada Rasulullah ﷺ semasa beliau masih hidup, maka aku akan menyerang mereka Jika mereka tidak mau membayar zakat.”

Umar kemudian berkata, “Mengapa kamu memerangi mereka padahal Rasulullah Muhammad ﷺ bersabda, “Aku diutus untuk memerangi manusia hingga mereka berkata, “Tidak ada tuhan yang berhak disembah kecuali Allah dan Muhammad adalah utusan Allah Barangsiapa telah mengucapkan kalimat itu maka harta dan darahnya dilindungi olehku, kecuali dengan haknya, sedangkan hisabnya diserahkan kepada Allah”.”

Abu Bakar lalu berkata, “Demi Allah, aku tetap akan memerangi orang yang memisahkan antara shalat dan zakat, karena zakat adalah kewajiban harta, dan beliau bersabda, “Kecuali dengan haknya” Umar berkata, “Demi Allah, hal itu tidak lain karena Allah telah melapangkan dada Abu Bakar untuk memerangi mereka, dan aku tahu hal itu memang benar.”

Diriwayatkan dari Urwah dan yang lain, ia berkata, “Abu Bakar kemudian keluar bersama orang-orang Muhajirin dan Anshar hingga daerah pinggiran kota Nejed. Orang-orang Arab lari sambil membawa harta mereka. Mereka lantas berkata kepada Abu Bakar, ‘Kembalilah ke Madinah dan temui keturunan dan istri. Perintahkan seseorang untuk memimpin pasukan! Mereka terus menjejal Abu Bakar dengan hal itu, hingga ia kembali lalu menyuruh Khalid bin Walid menjadi pemimpin, seraya berkata kepadanya, ‘Jika mereka menyerah dan membayar zakat, kemudian ada di antara kalian yang ingin pulang, maka kembalilah!”

Setelah itu Abu Bakar kembali ke Madinah.

Khalid bin Walid kemudian melanjutkan perjalanan untuk menyerang Thulaihah Al Kadzdzab, dan Allah akhirnya mengalahkannya. Dia lalu menbai’at Uyainah bin Hishn. Ketika Thulaihah melihat teman-temannya mengalami kekalahan, dia berkata, “Mengapa kalian kalah?” Seorang laki-laki berkata, “Aku katakan kepadamu, bahwa tidak ada seorang pun di antara kita kecuali dia ingin agar temannya mati lebih dahulu daripada dirinya, sedangkan kita menghadapi orang-orang yang ingin mati mendahului teman-temannya.”

Thulaihah dikenal sebagai orang yang sangat berani dalam peperangan. Pada hari itu ia berhasil membunuh Ukkasyah bin Muhshin dan Tsabit bin Aqram.

Ketika kebenaran telah menguasai Thulaihah, dia pun sadar, kemudian masuk Islam dan melakukan umrah. Setelah itu dia berjalan melewati orang-orang sambil menaiki tunggangannya untuk menyatakan keimanannya, hingga dia menemui Abu Bakar di Madinah. Dia kemudian pergi ke Makkah untuk menunaikan umrah dan akhirnya keislamannya menjadi baik

Diriwayatkan dari Urwah, ia berkata, “Khalid -salah seorang sahabat yang dikenal dengan sebutan pedang Allah- berjalan dengan terburu-buru hingga singgah di Buzakhah. Thai kemudian mengutus seorang utusan kepadanya untuk menyampaikan bahwa jika kamu mau, datanglah kepada kami, niscaya kami akan mendengar dan taat, atau kami akan datang menemuimu. Khalid lalu berkata, “Tidak, aku yang akan datang kepada kalian, Insya Allah Dia masih tetap di Buzakhah. Di sana para musuh, yang terdiri dari bani Asad dan Ghathfan, mengumpulkan kekuatan untuk menyerangnya, hingga akhirnya banyak musuh yang terbunuh dan tertawan.

Khalid kemudian berjalan menuju Thai’, lalu bani Amir, Ghathfan, dan orang-orang menyambutnya untuk menyerahkan diri dan menjalankan kebenaran, sehingga Khalid pun menerima mereka.

BACA JUGA: Abu Bakar Ash-Shiddiq, Khalifah Rasulullah ﷺ

Dalam pertempuran itu Malik bin Nuwairirah At-Taimi yang memimpin orang-orang dari At-Taimi, terbunuh. Orang-orang Anshar berkata, ‘Kami kembali, orang-orang Arab telah mengakui apa yang dahulu mereka lakukan Khalid dan orang-orang Muhajirin yang ada bersamanya menjawab, “Demi Allah, kami telah memberikan izin kepada kalian. Pemimpin kalian telah sepakat untuk menyerang Musailamah bin Tsumamah Al Kadzdzab dan kami tidak pernah melihat mereka terpecah-pecah seperti ini. Sungguh, hal itu tidak baik dan tidak ada alasan yang membenarkan kalian untuk meninggalkan pemimpin, sementara ia sangat diperlukan.”

Akan tetapi yang diinginkan orang-orang Anshar adalah pulang. Sementara itu Khalid dan pengikutnya terus melanjutkan perjalanan. Orang-orang Anshar tidak ikut berperang selama satu atau dua hari untuk melihat-lihat keadaan mereka. Namun setelah itu mereka menyesalinya seraya berkata, Demi Allah, kalian tidak memiliki alasan yang benar menurut Allah dan juga menurut Abu Bakar Jika sampai terjadi sesuatu dengan pasukan tersebut maka kita semestinya malu’. Mereka pun segera keluar untuk membantu Khalid, namun Khalid telah berangkat menuju Yamamah, dan ketika itu Muja’ah bin Murarah-pemimpin bani Hanifah- keluar bersama dua puluh tiga pasukan kuda untuk menuntut balas atas bani Amir. Pasukan kaum muslimin kemudian mengepung mereka hingga sahabat-sahabat Muja’ah banyak yang terbunuh.” []

Sumber: Nuzhatul Fudhala’ Tahdzih Siyar A’lam An-Nubala (Ringkasan Siyar A’lam An-Nubala) / Penulis: Imam Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin Utsman Adz-Dzahabi / Penerbit: Pustaka Azzam / Cetakan Kedua, Juni 2011

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

Ikuti kami di Facebook Humayro. Satu tempat untuk pembelajaran tiada henti. Pembelajaran setiap hari. Pembelajaran sepanjang hayat.

Subscribe

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

Humayro.com – Belajar Sepanjang Hayat.  Kantor : Jalan Taman Pahlawan Gg. Ikhlas No. 2 RT18/RW 08 Purwakarta 41119