Al-Hafizh Ibnu Hajar al-Asqolany rohimahullah berkata:
الْحِكْمَةُ فِي جَعْلِ الْمُحَرَّمِ أَوَّلَ السَّنَةِ أَنْ يَحْصُلَ الِابْتِدَاءُ بِشَهْرٍ حَرَامٍ وَيُخْتَمَ بِشَهْرٍ حَرَامٍ وَتُتَوَسَّطَ السَّنَةُ بِشَهْرٍ حَرَامٍ وَهُوَ رَجَبٌ، وَإِنَّمَا تَوَالَى شَهْرَانِ فِي الْآخِرِ لِإِرَادَةِ تَفْضِيلِ الْخِتَامِ وَالْأَعْمَالُ بِالْخَوَاتِيمِ.
“Hikmah pada dijadikannya al-Muharrom sebagai awal tahun adalah,
BACA JUGA: Umar bin Khattab, Masuk Islam Ketika Berusia 27 Tahun
⚉ agar tahun diawali dengan bulan suci dan ditutup dengan bulan suci juga,
⚉ dan tahun di tengah-tengahnya juga terdapat bulan suci yaitu Rojab,
⚉ dan berturut-turutnya dua bulan suci di akhir tahun (Dzulqo’dah dan Dzulhijjah -pent) untuk menunjukkan keutamaan penutup dan
bahwasanya amal-amal itu tergantung atau dinilai berdasarkan penutupnya.”
[Fathul Bary, jilid 8, hlm. 108] []
BACA JUGA: Usia 40 Tahun
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

