Sabda Nabi ﷺ “Orang cerdas adalah orang yang mau mengoreksi dirinya sendiri maksudnya ialah bahwa orang cerdas adalah orang yang selalu introspeksi diri. Ada yang berpendapat bahwa itu adalah orang yang sanggup mengendalikan nafsunya.
Menurut Abu Ubaid, orang yang sang gup menaklukkan nafsu, ia pasti akan bisa memperbudaknya untuk diajak beribadah ke-pada Allah dan beramal untuk kepentingan akhirat. Demikian pula, ia akan introspeksi diri dengan kelalaiannya, memanfaatkan usianya dengan baik, membekali diri untuk menyongsong akhir kehidupannya dengan beramal saleh, mengingat dan taat kepada Allah kapan saja.
BACA JUGA: Sejauh Mana Keshahihan Hadits: ‘Orang yang Pandai Adalah Orang yang Mampu Menundukkan Nafsunya?
Itulah bekal utama untuk menghadapi hari di mana seluruh makhluk akan menuju ke tempat kembali mereka yang abadi.
Sedangkan, kebalikan orang cerdas adalah orang lemah atau bodoh. Yaitu orang yang lalai dari taat kepada Allah karena selalu mengikuti hawa nafsunya, namun masih mengharapkan Allah berkenan mengampuninya, maka inilah yang disebut orang yang tertipu.
Hasan al-Bashri berkata, ada satu kaum, karena asyik dimabuk oleh angan-angan, mereka meninggal tanpa meninggalkan kebajikan apapun. Namun, salah seorang dari mereka berkata, “Aku telah berbaik sangka terhadap Tuhanku.”
Sudah barang tentu ia berdusta, sebab, berbaik sangka kepada Allah itu harus dibuktikan dengan amal-amal saleh. Selanjutnya dia (al-Hasan) membaca firman Allah, “Dan itulah dugaanmu yang telah kamu sangkakan terhadap Tuhanmu, (dugaan itu) telah membinasakan kamu, se-hingga jadilah kamu termasuk orang yang rugi.” (QS. Fushshilat: 23)
BACA JUGA: Dzikir: Perisai dari Godaan Setan
Sa’id bin Jubair berkata, “Yang disebut dengan menipu Allah ialah jika seseorang yang keras kepala melakukan maksiat tetapi masih mengharapkan ampunan Allah.”
Baqiyah bin al-Walid mengatakan bahwa Abu Umairah ash-Shuri berkirim surat kepada temannya. Isinya, “Amma badu. Selama ini kamu hanya memikirkan dunia, namun masih saja mengharapkan ampunan Allah dengan perbuatanmu yang buruk. Itu sama saja seperti kamu menempa besi yang dingin. Wassalam.” []
Sumber: At-Tadzkirah, Keindahan Menghadapi Kematian /Penyusun: Imam al-Qurthubi / Penerbit JABAL / Cetakan Pertama: September 2020
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

