Home SirahPenyesalan Sang Kakek

Penyesalan Sang Kakek

Kasih sayang sang kakek tak bertahan lama. Kembali Muhammad ditinggalkan orang yang mencintainya. Saat Muhammad berusia 8 tahun 2 bulan dan 10 hari, sang kakek meninggal di Makkah.

by Abu Umar
0 comments 43 views

Rasa sayang ‘Abdul Muthallib kepada Muhammad terlihat dalam kisah ini.

Suatu hari, ‘Abdul Muthallib menyuruh Muhammad kecil untuk mencari untanya yang hilang. Muhammad kecil segera pergi mencarinya. Berbagai daerah didatangi olehnya. Setelah cukup lama, Muhammad tak kunjung pulang.

Sang kakek mulai cemas dan sedih, khawatir terjadi sesuatu pada diri cucu kesayangannya itu. Jika itu terjadi, ia merasa bersalah dan sangat menyesal. Kegelisahan terus menyelimuti

Tak lama kemudian, sosok yang dinanti muncul. Muhammad kecil datang dengan membawa unta yang hilang. Rona muka ‘Abdul Muthallib sontak berbinar. la segera berlari menemui cucunya dan langsung memeluknya erat-erat seakan tak ingin berpisah lagi.

Sejak saat itu, ia bersumpah tak akan pernah lagi menyuruh cucunya pergi. Selain itu, ia juga berjanji tak akan pernah meninggalkan cucunya sendirian. (Majma’ az-Zawa’id)

BACA JUGA:  Nabi dan Abdullah Bin Ummi Maktum

Di bawah Asuhan Sang Kakek

Setelah wafatnya Aminah, Muhammad kecil diasuh oleh kakeknya, ‘Abdul Muthallib, di Makkah. Ia begitu menyayangi Muhammad kecil. Ia tidak segan menciumnya di hadap-an khalayak ramai, menggendongnya, dan membawanya ke sana kemari bak sekuntum mawar. Lebih dari itu, sang kakek amat mengagumi cucunya.

Pernah suatu hari, Muhammad menduduki singgasana yang disediakan kaum Quraisy untuk ‘Abdul Muthallib. Singgasana itu sebagai bentuk penghormatan kepada kakek Muhammad karena ia seorang pembesar suku Quraisy yang ditaati.

Setiap mata yang memandangnya akan terpesona oleh kerupawanan, kewibawaan, kearifan, dan kemuliaan pribadi ‘Abdul Muthallib. Jika dia datang, semua orang tertunduk dan tidak seorang pun bernyali untuk berbicara di hadapannya. Dialah yang ber-wenang untuk berbicara atas nama Quraisy kepada penguasa di negeri-negeri tetangga dia pula yang menduduki jabatan duta besar kabilah Quraisy, dan menerima delegasi dari luar.

Selama ini, tidak seorang pun berani mendekat, apalagi duduk di atas singgasana Abdul Muthallib. Namun, Muhammad kecil dengan lugu dan berani, menduduki sıngga-sana sang kakek. Seorang pembantu menarik tubuh Muhammad dan menurunkannya dari atas singgasana Abdul Muthallib. Namun. Muhammad kembali menduduki tempat itu.

Ulah Muhammad kecil membuat geram orang-orang di sekitar singgasana. Mereka menduga anak kecil itu pasti akan diken-kan hukuman oleh Abdul Muthallib. Namun, dugaan mereka meleset. Bukannya marah, sang kakek hanya tersenyum melihat ulah cucu kesayangannya.

BACA JUGA:  10 Sisi Positif Bangsa Arab

Dia elus punggung Muhammad dengan penuh kasih sambil berujar. “Biarkan dia. Demi Allah, kelak dia akan menjadi orang besar!”

Kasih sayang sang kakek tak bertahan lama. Kembali Muhammad ditinggalkan orang yang mencintainya. Saat Muhammad berusia 8 tahun 2 bulan dan 10 hari, sang kakek meninggal di Makkah.

Muhammad bersedih. Masa-masa indah bersama kakeknya hanya tinggal kenangan. la lalu diasuh oleh saudara kandung Abdullah-ayah Muhammad-ya-itu Abu Thalib, sesuai wasiat Abdul Muthallib. (Ibnu Hisyam).

Muhammad beruntung. Kasih sayang yang diberikan pamannya. Abů Thálib, tak kurang dari kasih sayang yang diberikan kakeknya. Bahkan, sang paman sering memberikan kasih sayang yang berlebih kepada kemenakannya itu. []

Sumber: The Great Story of Muhammad SAW: Referensi Lengkap Hidup Rasulullah ﷺ dari Sebelum Kelahiran hingga Detik-detik Terakhir / Penyusun: Ahmad Hatta, dkk. / Penerbit: Maghfirah Pustaka / Cetakan Keenam, September 2016 

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

Ikuti kami di Facebook Humayro. Satu tempat untuk pembelajaran tiada henti. Pembelajaran setiap hari. Pembelajaran sepanjang hayat.

Subscribe

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

Humayro.com – Belajar Sepanjang Hayat.  Kantor : Jalan Taman Pahlawan Gg. Ikhlas No. 2 RT18/RW 08 Purwakarta 41119