Wudhu adalah ibadah agung yang menjadi kunci sahnya shalat. Rasulullah ﷺ bersabda: *“Tidak diterima shalat tanpa bersuci.”* (HR. Muslim no. 224). Karena itu, memahami tata cara wudhu yang benar menjadi kebutuhan setiap Muslim. Sayangnya, sebagian orang hanya membasuh anggota wudhu sekadar terkena air, tanpa memperhatikan kesempurnaan dan sunnahnya. Padahal, para ulama salaf sangat menekankan agar wudhu dilakukan sebagaimana dicontohkan Rasulullah ﷺ.
Imam Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata, *“Perhatikanlah wudhu kalian, karena ia adalah cahaya bagi shalat kalian.”* Pernyataan ini menunjukkan bahwa wudhu bukan hanya syarat sah shalat, tetapi juga sarana penyempurna kekhusyukan.
1. Berniat dalam hati
Niat adalah syarat sah wudhu. Rasulullah ﷺ bersabda, *“Sesungguhnya amal perbuatan itu tergantung pada niat.”* (HR. Bukhari no. 1). Para ulama menjelaskan bahwa niat cukup di dalam hati, tidak perlu dilafalkan. Ibnu Taimiyah rahimahullah menegaskan, *“Tidak ada seorang pun dari ulama salaf yang menyebutkan keutamaan melafalkan niat, karena Allah mengetahui isi hati hamba-Nya.”*
2. Membaca basmalah
Mengucapkan *bismillah* sebelum berwudhu termasuk sunnah yang dianjurkan. Rasulullah ﷺ bersabda, *“Tidak sah wudhu orang yang tidak menyebut nama Allah padanya.”* (HR. Abu Daud no. 92). Imam Ahmad menekankan bahwa basmalah adalah sunnah muakkadah yang sebaiknya tidak ditinggalkan.
BACA JUGA: Jagalah Wudhu-mu – Ustadz Dr. Khalid Basalamah, Lc., MA.
3. Mencuci telapak tangan tiga kali
Hal ini berdasarkan praktik Abdullah bin Zaid radhiyallahu ‘anhu yang mencontohkan wudhu Nabi ﷺ (HR. Bukhari no. 184). Imam Nawawi rahimahullah menjelaskan, mencuci tangan di awal wudhu bertujuan membersihkannya dari kotoran agar air yang digunakan suci dan mensucikan.
4. Berkumur dan istinsyaq
Dengan tangan kanan, memasukkan air ke mulut lalu ke hidung, dan mengeluarkannya dengan tangan kiri, dilakukan tiga kali. Nabi ﷺ bersabda kepada Laqith bin Shabrah, *“Sempurnakanlah wudhu, dan bersungguh-sungguhlah dalam istinsyaq kecuali jika kamu berpuasa.”* (HR. Abu Daud no. 123). Ulama salaf bahkan menekankan bahwa meninggalkan istinsyaq membuat wudhu kurang sempurna.
5. Membasuh wajah tiga kali
Dimulai dari batas tumbuh rambut kepala hingga dagu, dan dari telinga ke telinga. Ini sesuai dengan hadis sahih dari Utsman radhiyallahu ‘anhu. Ibnu Qayyim rahimahullah menambahkan, *“Basuhan wajah yang sempurna adalah dengan menyebarkan air hingga merata tanpa ada bagian yang kering.”*
6. Membasuh kedua tangan hingga siku
Dimulai dari tangan kanan lalu kiri, tiga kali. Sunnahnya adalah menyela-nyela jari agar air benar-benar merata. Imam Asy-Syafi’i rahimahullah berkata, *“Jika seseorang meninggalkan satu bagian kecil dari anggota wudhu tanpa dibasuh, maka wudhunya tidak sah.”*
7. Mengusap kepala dan telinga
Caranya mengusapkan tangan dari depan kepala hingga tengkuk, lalu kembali ke tempat semula, serta mengusap bagian dalam dan luar telinga. Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma berkata, *“Telinga adalah bagian dari kepala.”* (HR. Tirmidzi).
8. Membasuh kedua kaki hingga mata kaki
Rasulullah ﷺ bersabda, *“Celakalah bagi tumit-tumit dari siksa neraka.”* (HR. Bukhari no. 60). Karena itu, kaki harus dibasuh sempurna, termasuk sela-sela jari. Ulama salaf sangat menekankan agar tidak tergesa-gesa saat membasuh kaki.
BACA JUGA: Menyentuh Mushhaf, Haruskah Berwudhu?
9. Membaca doa setelah wudhu
Setelah selesai, dianjurkan membaca syahadat dan doa: *“Ya Allah, jadikanlah aku termasuk orang-orang yang bertaubat dan orang-orang yang mensucikan diri.”* (HR. Tirmidzi no. 50). Imam An-Nawawi menyebut doa ini sebagai bentuk penyempurna wudhu yang mengangkat derajat pelakunya.
10. Shalat dua rakaat setelah wudhu
Rasulullah ﷺ bersabda, *“Tidaklah seorang Muslim berwudhu lalu shalat dua rakaat dengan hati khusyu’, kecuali diwajibkan baginya surga.”* (HR. Muslim no. 345). Bilal radhiyallahu ‘anhu bahkan mendapat kabar gembira masuk surga karena kebiasaannya menjaga wudhu dan shalat setelahnya (HR. Bukhari no. 1081).
—
Penutup
Wudhu yang sempurna bukan sekadar membasuh anggota tubuh, melainkan ibadah yang menuntut keikhlasan, kesungguhan, dan keteladanan Rasulullah ﷺ. Ulama salaf selalu mengajarkan umat agar memperhatikan kesempurnaan wudhu, karena ia menjadi cahaya yang akan menerangi wajah, tangan, dan kaki seorang mukmin di hari kiamat. Sebagaimana sabda Nabi ﷺ, *“Umatku akan datang pada hari kiamat dalam keadaan bercahaya wajah, tangan, dan kakinya karena bekas wudhu.”* (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan demikian, marilah kita menjaga kesempurnaan wudhu, karena ia bukan hanya syarat shalat, tetapi juga sumber keberkahan hidup dan cahaya di akhirat. []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

