Ketika seorang lelaki memutuskan untuk membangun sebuah rumah tangga, sesungguhnya ia sedang menapaki jalan sunyi yang penuh tanggung jawab. Di balik senyum anak-anaknya, di balik teduhnya wajah sang istri, ada beban mulia yang Allah amanahkan kepadanya: kewajiban menafkahi.
Allah Ta’ala berfirman:
الرِّجَالُ قَوَّامُونَ عَلَى النِّسَاءِ بِمَا فَضَّلَ اللَّهُ بَعْضَهُمْ عَلَىٰ بَعْضٍ وَبِمَا أَنْفَقُوا مِنْ أَمْوَالِهِمْ
“Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh karena Allah telah melebihkan sebagian mereka (laki-laki) atas sebagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah menafkahkan sebagian dari harta mereka.” (QS. An-Nisa: 34)
Saudaraku, betapa agung kedudukan seorang lelaki yang rela memeras keringat demi keluarga. Nafkah bukan sekadar uang yang berpindah tangan, melainkan cinta yang diikat dengan doa, jerih payah yang diselimuti pengorbanan.
BACA JUGA: Doa Lelaki Miskin yang Kelaparan
Rasulullah ﷺ bersabda: “Dinar yang engkau infakkan di jalan Allah, dinar yang engkau infakkan untuk memerdekakan budak, dinar yang engkau sedekahkan kepada orang miskin, dan dinar yang engkau infakkan untuk keluargamu, maka yang paling besar pahalanya adalah dinar yang engkau infakkan untuk keluargamu.” (HR. Muslim)
Lihatlah, betapa nafkah yang sederhana—sebuah roti yang diletakkan di atas meja, segelas air yang disediakan untuk istri, sehelai kain yang dibelikan untuk anak—semua tercatat sebagai amal yang tak terhapuskan.
Imam Ibnu Mubarak berkata, “Nafkah terhadap keluarga tidak tertandingi amalan apapun, termasuk jihad di jalan Allah.” Ungkapan ini mengingatkan kita, bahwa keheningan rumah tangga, doa anak-anak yang terucap lirih, bahkan senyum istri yang tulus—semuanya bisa menjadi ladang pahala yang mengalahkan gemuruh pedang di medan perang.
Saudaraku, ada kisah yang membuat hati bergetar. Suatu ketika, Ibnu Mubarak bersama sahabatnya dalam perjalanan jihad. Beliau berkata, “Tahukah kalian amalan apa yang lebih baik dari amalan ini?”
BACA JUGA: Lelaki yang Paling Buruk Akhlaknya, Paling Buruk Perlakuan pada Istrinya
Para sahabat menjawab, “Kami tidak tahu.”
Beliau lalu menjawab, “Seorang lelaki mulia yang menjaga diri dari dosa, mencari nafkah yang halal, lalu ia pulang. Pada malam hari ia melihat anak-anaknya tidur tanpa selimut. Lalu ia bangun, menyelimuti mereka dengan kain yang ia miliki. Itulah amalan yang lebih baik dari jihad kita saat ini.”
Bayangkanlah, Saudaraku… tangan seorang ayah yang dengan lembut menarik kain untuk menutup tubuh anaknya, tercatat di sisi Allah sebagai amalan yang lebih utama dari derap kuda dan denting pedang.
Maka, jangan pernah remehkan setiap rupiah yang engkau keluarkan. Jangan anggap kecil peluh yang jatuh di jalan mencari rezeki. Karena di sana ada surga yang Allah janjikan, ada doa malaikat yang mengiringi, dan ada keberkahan yang menunggu di hari kemudian.
Wallahu a’lam bishshawab. []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

