Salah satu bentuk keutamaan seorang Muslim adalah kesungguhannya untuk selalu memperbaiki diri. Namun, mengenali kekurangan dan aib pribadi bukanlah hal yang mudah, sebab tabiat manusia cenderung buta terhadap kesalahan sendiri.
Ibnu Qudamah rahimahullah berkata,
“Siapa yang ingin mengetahui kekurangan yang ada pada dirinya, maka ada empat cara :
1- Duduklah di hadapan seorang syaikh yang amat faham mengenal kesalahan diri. Ia akan memberitahumu dan memberi obatnya. Namun cara ini amat jarang di zaman ini.
Cara pertama adalah mencari seorang guru atau syaikh yang arif dan bijaksana, yang benar-benar memahami tabiat manusia. Syaikh seperti ini tidak hanya akan menunjukkan kesalahan, tetapi juga memberikan nasihat sebagai obatnya. Sayangnya, di zaman ini, guru yang demikian sangat sulit ditemukan, dan bahkan jika ada, tidak semua orang mau merendahkan diri untuk duduk dan mendengar nasihatnya.
BACA JUGA: Mengintip Aib Diri
2- Memiliki teman yang jujur yang mengingatkan kesalahannya.
Dahulu Umar bin Khathab berkata, “Semoga Allah merahmati orang yang mengingatkan aib-aib kami.” Demikian pula salafushalih terdahulu suka bila ada yang mengingatkan kesalahannya. Sedangkan di zaman ini, orang yang mengingatkan kesalahan kita mungkin orang yang paling tidak kita sukai.
Teman sejati bukan hanya yang hadir saat senang, tetapi juga yang berani menasihati dan mengingatkan saat kita keliru. Umar bin Khathab radhiyallahu ‘anhu pernah berkata, “Semoga Allah merahmati orang yang menunjukkan aib-aib kami.” Salafus shalih terdahulu pun senang bila kesalahan mereka diingatkan. Namun di zaman sekarang, orang yang menegur kita justru sering dianggap sebagai lawan atau pembenci, padahal sejatinya merekalah sahabat terbaik.
3- Mendengar dari lisan musuh. Karena mata yang memusuhi biasanya akan memperlihatkan aib sekecil apapun. Ini lebih bermanfaat untuk mengenal aib sendiri dibandingkan teman yang menjilat.
Kadang musuh melihat kekurangan kita dengan sangat tajam, karena mereka tidak segan untuk menyebutkan aib sekecil apa pun. Meski pahit, mendengar celaan musuh dapat menjadi cermin untuk introspeksi. Hal ini justru lebih bermanfaat dibandingkan pujian dari teman yang hanya menjilat.
BACA JUGA: Menghisab dan Mempersiapkan Diri
4- Bergaul dengan manusia. Sesuatu yang tercela diantara mereka jauhilah.
Dengan bergaul bersama manusia, kita dapat belajar dari perilaku yang dianggap tercela oleh mereka. Apa yang mereka anggap buruk hendaknya kita hindari, agar kita tidak terjerumus dalam perbuatan yang sama.
(Mukhtashor Minhajil Qoshidin hal 156)
Keempat cara ini menjadi bekal penting bagi seorang Muslim yang ingin terus memperbaiki diri. Sebab, mengenal dan mengakui kekurangan adalah langkah pertama menuju kesempurnaan akhlak. Semoga Allah memudahkan kita untuk bersikap rendah hati dan senantiasa membuka hati terhadap nasihat yang benar. []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

