Home SosokSiapa Imam Ibnul Jauzi?

Siapa Imam Ibnul Jauzi?

Ibnul Jauzi memiliki guru yang sangat banyak. Bahkan ketika menulis kitab Musyaikhah, dia menyebutkan bahwa jumlah gurunya hampir mencapai 90 orang.

by Abu Umar
0 comments 195 views

Namanya adalah Jamaluddin Abul Faraj, Abdurrahman bin Ali bin Muhammad bin Ali al-Qurasyi al-Baghdadi, yang lebih dikenal dengan nama Ibnul Jauzi. Dilahirkan di Darb Habib, salah satu wilayah di Baghdad, tahun 510 H.

Ibnul Jauzi tumbuh di lingkungan keilmuan yang sangat bagus. Ketika ayahnya meninggal saat dia berusia 3 tahun, dia lalu diasuh oleh bibinya. Perhatian penuh diberikan bibinya ini, hingga dia menjadi sosok unggul dibanding teman-teman sebayanya. Bibinyalah yang membawanya ke masjid Imam Abul Fadhl Muhammad bin Nashir (w. 550 H), ulama yang kemudian mendidiknya dengan didikan yang terbaik, dan beliau memperdengarkan hadits kepadanya.

Pada awalnya Ibnul Jauzi hidup dengan bergelimang harta, sebagaimana yang telah dia tuturkan sendiri. Namun setelah itu, dia mengalami banyak penderitaan di dalam perjalanannya mencari ilmu, bahkan dia pernah bertutur mengenai dirinya: “Ketika masih kecil, aku biasa membawa bekal roti kering sebelum pergi mencari hadits. Aku duduk di tepi Sungai Isa, sedang aku tidak bisa memakan roti itu kecuali dengan air, maka setiap aku makan satu suap, aku iringi ia dengan satu teguk air, sementara tidak ada yang kuinginkan melainkan merasakan lezatnya mendapatkan ilmu.”

Ibnul Jauzi memiliki guru yang sangat banyak. Bahkan ketika menulis kitab Musyaikhah, dia menyebutkan bahwa jumlah gurunya hampir mencapai 90 orang.

BACA JUGA: Renungan Imam Ibnu Al-Jauzi: Tabiat yang Buruk

Ibnul Jauzi bercerita: “Tatkala masih kecil, aku dibawa guru kami, Ibnu Nashir, untuk belajar kepada para ulama. Dia memperdengarkan bagiku al-awali (sanad-sanad tinggi) dan memantapkan semua yang aku dengar dengan tulisan. Dia juga mengambilkan ijazab-ijazab untukku dari mereka. Setelah saya mengetahui bagaimana mencari ilmu, saya pun ber-mulazamah (duduk menuntut ilmu syar’i) kepada guru yang paling alim dan ahli hadits yang paling paham.”

Usaha Ibnul Jauzi di dalam mencari ilmu dengan memilih para ulama terkemuka pada zamannya berdampak positif, yakni datangnya para penuntut ilmu untuk menimba ilmu darinya. Di antara mereka terdapat al-Hafizh Abdul Ghani al-Maqdisi (w. 600 H) dan cucunya, Yusuf bin Qaz Ughali bin Abdullah (w. 645 H).

Para ulama banyak yang memuji Ibnul Jauzi, para ahli sejarah pun menyebut dirinya dengan segala kebaikan.

Ibnu Khallikan berkata: “Ibnul Jauzi merupakan ulama paling alim (Allamah) pada zamannya. Dia seorang imam dalam bidang hadits, dan motivator ulung pada masanya.”

Adz-Dzahabi mengatakan: “Dia unggul dalam ilmu tafsir, nasihat, dan sejarah. Juga dalam ilmu hadits, dia memiliki pengetahuan yang sempurna pada matan-matannya.”

Ibnul Jauzi terkenal piawai dalam memberikan nasihat. Al-Hafizh Ibnu Katsir menyatakan: “Ibnul Jauzi mempunyai keunggulan dalam bidang ceramah yang tidak bisa dilampaui siapa pun. Kepiawaiannya tak tertandingi dalam bidang ini; baik dilihat dari sisi metode, pilihan kata, kefasihan, ketinggian bahasa (balaghah), keindahan susunan kalimat, pengaruh yang kuat, penyelaman makna yang mempesona, serta pendekatan terhadap sesuatu yang asing dengan hal-hal realistis yang dia tuangkan dalam ungkapan singkat yang mudah dipahami dan juga mudah dicerna, yaitu menghimpun makna yang kaya ke dalam kalimat yang sederhana.”

Namun, Ibnul Jauzi a ragu-ragu dalam menetapkan nama-nama dan sifat-sifat Allah. Sebagaimana ditegaskan oleh Ibnu Rajab dalam adz-Dzail ‘ala Thabaqatil Hanabilab (I/1414), bahwasanya dia berkata: “Terkait hal ini, para ulama mengingkari Ibnul Jauzi dengan keras.

Sebab dia ragu-ragu dalam masalah takwil, padahal pengetahuannya mengenai hadits-hadits dalam masalah ini begitu luas, akan tetapi dia tidak mampu mengurai syubhat-syubhat Mutakallimin (ahli kalam dan para pemuja akal).”

BACA JUGA:  5 Nasihat Singkat Imam Ibnul Qayyim yang Menggetarkan Jiwa

Oleh karena itulah, Imam adz-Dzahabi a mengatakan di dalam kitab Siyar A’lâmin Nubala’ (XXI/368): “Aduhai, sekiranya Ibnul Jauzi tidak menyelami takwil dan tidak menyalahi imamnya.”

Pada akhir kitab ini, akan disebutkan komentar tambahan yang menjelaskan sikap Ibnul Jauzi terkait nama-nama dan sifat Allah. Mudah-mudahan Allah memaafkan dan mengampuninya.

Karya ilmiah Ibnul Jauzi mencapai sekitar 500 kitab. Sebagaimana telah ditelusuri dan dihitung oleh Prof. Abdul Hamid al-Ulwaji dalam sebuah kitab yang dicetak di Baghdad pada tahun 1965 Н. []

Sumber: Al-Muntaqa An-Nafis min Talbîs Iblîs (Talbis Iblis – Tipu Daya dan Perangkap Iblis ddalam Upaya Menjerumuskan Manusia Ke Jurang Kehancuran / Penulis: Ibnul Jauzi / Penerbit: : Dar Ibnul Jauzi Riyadh KSA / Cet. I 1429 Η / Pustaka Imam Syafi’i / Cetakan Keenam Jumadil Ula 1442 H / Desember 2020 M

 

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

Ikuti kami di Facebook Humayro. Satu tempat untuk pembelajaran tiada henti. Pembelajaran setiap hari. Pembelajaran sepanjang hayat.

Subscribe

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

Humayro.com – Belajar Sepanjang Hayat.  Kantor : Jalan Taman Pahlawan Gg. Ikhlas No. 2 RT18/RW 08 Purwakarta 41119