Home SirahKeutamaan Umar bin Khaththab RA

Keutamaan Umar bin Khaththab RA

Umar masuk Islam pada tahun keenam kenabian, saat berusia 27 tahun.

by Abu Umar
0 comments 114 views

Umar bin Khaththab bernama Ibnu Nufail, Amirul Mukminin, Abu Hafsh Al Qurasyi Al Adawi Al Faruq.

Ibunya bernama Hantamah binti Hisyam Al Makhzumiyah, saudara perempuan Abu Jahal.

Umar masuk Islam pada tahun keenam kenabian, saat berusia 27 tahun.

Orang-orang yang meriwayatkan darinya adalah Ali, Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Abu Hurairah, dan perawi-perawi lainnya.

BACA JUGA:  Fakta-fakta Penting Umar bin Khattab

Diriwayatkan dari Abdullah bin Umar, ia berkata, “Ayahnya berkulit putih kemerah-merahan, tinggi besar, dan beruban.”

Abu Raja’ Al Athari berkata, “Umar berpostur tinggi besar, kekar, sangat putih, dan kedua pundaknya bidang. Ketika dia tua ujung jenggotnya berwarna hitam kemerah-merahan. Jika dia menghadapi suatu masalah maka dia mampu menyelesaikannya.”

Simak berkata, “Umar sangat cepat jalannya.”

Diriwayatkan dari Abdullah bin Ka’ab bin Malik, ia berkata, “Umar bisa menggapai telinga kirinya dengan tangan kanannya dan bisa naik ke atas kudanya tanpa memanjat.”

Diriwayatkan dari Ibnu Umar dan lain-lain, dengan sanad jayyid, bahwa Nabi ﷺ bersabda,

اللَّهُمَّ أَعِزَّ الإِسْلَامَ بِعُمَرَ بْنِ الْخَطَّابِ.

“Ya Allah, muliakanlah Islam dengan Umar bin Khaththab.”

Ikrimah berkata, “Islam tidak disampaikan secara terbuka kecuali setelah Umar masuk Islam.”

Sa’id bin Jabir berkata, “Firman Allah SWT, ‘Dan orang-orang mukmin yang baik’, (Qs. At-Tahriim [66]: 4) diturunkan khusus kepada Umar.”

Ibnu Mas’ud berkata, “Kami menjadi terhormat setelah Umar masuk Islam.”

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, Sesungguhnya aku mempunyai dua menteri dari penghuni langit dan dua menteri dari penghuni dunia. Menteriku dari penduduk langit adalah Jibril dan Mikail, sedangkan menteriku di dunia adalah Abu Bakar dan Umar.”

Menurutku status hadits Ibnu Abbas ini hasan.

Diriwayatkan dari Hudzaifah, ia berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda,

اقْتَدُوا بِالَّذِيْنِ مِنْ بَعْدِي : أَبِي بَكْرٍ وَعُمَرَ.

‘Patuhilah dua orang setelahku, yaitu Abu Bakar dan Umar.”

Muhammad bin Sa’ad bin Abu Waqqash berkata dari ayahnya, bahwa Rasulullah ﷺ bersabda, “Wahai Ibnu Khaththab, demi jiwaku yang berada di tangan-Nya, tidaklah syetan bertemu denganmu melewati suatu jalan kecuali dia akan melewati jalan lain.”

Diriwayatkan dari Aisyah, bahwa Nabi ﷺ bersabda, “Sesungguhnya syetan menjauhi Umar.”

Zirr berkata, “Ibnu Mas’ud pernah berkhutbah seraya berkata, ‘Sesungguhnya aku mengira syetan menjauh dari Umar untuk menyampaikan bisikan kepadanya karena dia akan menolaknya. Aku juga mengira di antara kedua mata Umar ada malaikat yang selalu meluruskan dan mengarahkannya”.”

Aisyah berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, “Pada umat-umat terdahulu ada orang-orang yang selalu memberi ilham. Jika ada di dalam umatku orang seperti itu, maka dialah Umar bin Khaththab.”

Anas berkata: Umar pernah berkata, “Aku memiliki ketepatan pendapat dengan Tuhanku sebanyak tiga kali, yaitu tentang Maqam Ibrahim, tentang masalah hijab, dan tentang firman Allah SWT, ‘Jika Nabi menceraikan kamu, boleh jadi Tuhannya akan memberikan ganti kapadanya….”(Qs. At-Tahriim [66]: 5)

Ibnu Umar berkata: Aku mendengar Rasulullah ﷺ bersabda, “Ketika aku tidur, aku bermimpi membawa secangkir susu, lalu aku meminumnya hingga aku melihat ada susu yang mengalir di ujung-ujung jariku. Kemudian sisanya aku berikan kepada Umar.” Para sahabat bertanya, “Bagaimana engkau menakwilkan mimpi itu?” Beliau menjawab, “Ilmu.”

Ibu Sa’id berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda, Ketika aku tidur, aku bermimpi manusia menampakkan diri di hadapanku dengan memakai pakaian yang sempit sampai ke dada dan ada yang di bawahnya. Tak lama kemudian Umar lewat di hadapanku dengan memakai pakaian panjang. Para sahabat bertanya, ‘Bagaimana engkau menakwilkan mimpi itu wahai Rasulullah?” Beliau bersabda, ‘Agama.”

Anas berkata, “Rasulullah ﷺ bersabda,

أَرْحَمُ أُمَّتِي أَبُو بَكْرٍ، وَأَشَدُهَا فِي دِينِ اللَّهِ عُمَرُ.

Umatku yang paling penyayang adalah Abu Bakar dan paling kuat dalam memegang agama Allah adalah Umar.”

Abu Hurairah berkata dari Nabi ﷺ, beliau bersabda, “Ketika aku tidur, aku bermimpi berada di surga. Tiba-tiba ada seorang perempuan berwudhu di samping istana. Aku bertanya, ‘Milik siapa istana ini?” Mereka menjawab, ‘Milik Umar. Lalu wanita itu menceritakan tentang semangat Umar, lantas aku pun cemburu kepada Umar dan aku pergi berpaling.”

Abu Hurairah berkata, “Umar kemudian menangis seraya berkata, “Wahai Rasulullah, apakah engkau masih punya rasa cemburu?”.”

Ali RA berkata di Kufah di atas mimbarnya di hadapan banyak orang pada masa kekhalifahannya, “Sebaik-baik umat ini setelah Nabinya adalah Abu Bakar, dan sebaik-baiknya sesudah Abu Bakar adalah Umar. Jika aku boleh menyebut yang ketiga maka aku akan menyebutnya.”

Status hadits ini mutawatir dari Ali RA, dan semoga Allah menghancurkan kelompok Rafidhah.

Aisyah berkata, “Abu Bakar pernah berkata, ‘Tidak ada di muka bumi ini orang yang lebih aku cintai daripada Umar’.”

Aisyah berkata: Orang-orang menghadap Abu Bakar ketika dia sedang sakit. Mereka bertanya, “Bagaimana jika engkau menyerahkan kepemimpinan kepada Umar karena engkau akan pergi menuju Tuhanmu? Bagaimana pendapatmu?” Dia berkata, “Menurutku, aku sebaiknya menyerahkan masalah ini kepada orang-orang, biar mereka yang memilih pemimpin terbaik di antara mereka.”

Az-Zuhri berkata, “Orang yang pertama kali mengucapkan selamat kepada Umar ketika diangkat menjadi Amirul Mukminin adalah Al Mughirah bin Syu’bah.”

Al Qasim bin Muhammad berkata, “Umar berkata, ‘Sudah selayaknya orang yang memimpin sesudahku mengetahui hal ini, bahwa dia akan dituntut oleh orang yang dekat dan jauh. Aku akan berperang dengan segenap jiwaku. Jika aku tahu ada orang yang lebih kuat dalam berpegang teguh kepada agama dariku, maka aku akan menyerahkan kepemimpinan kepadanya. Jika aku terbunuh, itu lebih aku senangi daripada aku merebut haknya’.”

Diriwayatkan dari Ibnu Abbas, ia berkata, “Ketika Umar memegang kekhalifahan, dikatakan kepadanya, ‘Sebagian orang hampir saja menolak masalah ini darimu. Beliau bertanya, ‘Apa itu?’ Dia berkata, ‘Mereka mengira kamu orang yang keras.’ Beliau berkata, ‘Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi hatiku dengan kasih sayang kepada mereka dan memenuhi hati mereka dengan rasa takut kepadaku’.”

Al-Ahnaf bin Qais berkata, “Aku mendengar Umar berkata, ‘Hanya ada dua macam pakaian yang halal bagi Umar, yaitu pakaian musim dingin dan pakaian musim panas, yang dipakai untuk haji dan umrah. Sedangkan makanan keluargaku seperti makanan orang Quraisy yang tidak kaya, dan aku salah seorang muslim’.”

Urwah berkata, “Umar pernah menunaikan ibadah haji bersama yang lain saat dia memegang seluruh kepemimpinan.”

Ibnu Umar berkata, “Aku tidak pernah melihat sama sekali setelah Rasulullah ﷺ meninggal, orang yang lebih bersungguh-sungguh dan lebih baik daripada Umar.”

Az-Zuhri berkata, “Allah menaklukkan negeri Syam seluruhnya di tangan Umar. Begitu juga seluruh Jazirah Arab, Mesir, dan Irak. Dia juga membangun kantor-kantor setahun sebelum meninggal, dan membagikan harta fai kepada masyarakat.”

Ibnu Mas’ud berkata, “Jika orang-orang shalih menyebut nama Umar maka mereka mengatakan bahwa Umar adalah orang yang paling tahu di antara kami tentang Kitabullah dan paling memahami agama Allah.”

Ibnu Umar berkata, “Urnar belajar surah Al Baqarah selama 12 tahun. Setelah mempelajarinya dia menyembelih seekor domba.”

Mu’awiyah berkata, “Abu Bakar tidak menghendaki kemewahan dunia dan dunia pun tidak menginginkan dirinya. Sedangkan Umar dikehendaki dunia tetapi dia tidak menghendakinya. Sedangkan kami menghendakinya secara lahir untuk sesuatu yang bersifat batin.”

Ikrimah bin Khalid dan yang lain berkata, “Sesungguhnya Hafshah, Abdullah, dan yang lain, pernah berbicara kepada Umar, mereka berkata, Jika kamu makan makanan yang baik (halal) maka hal itu akan menjadikanmu lebih kuat dalam berpegang teguh kepada kebenaran. Umar balik bertanya, ‘Apakah masing-masing kalian berpendapat seperti ini?’ Mereka menjawab, ‘Benar’. Aku sudah menyadari nasihat kalian, tetapi aku membiarkan kedua sahabat itu dalam kesungguhan, karena jika aku membiarkan sikap mereka berdua dalam kesungguhan, tentunya aku tidak akan menemukan mereka berdua di dalam rumah’.”

Dia berkata, “Ketika masa paceklik datang mendera, tidak ada seorang pun yang makan lemak dan tidak pula ada yang gemuk.”

Ibnu Abu Mulaikah berkata, “Utbah bin Farqad pernah berbicara dengan Umar mengenai makanannya, ia berkata, ‘Celaka kamu, aku memakan rezekiku dalam hidupku di dunia dan aku menikmatinya’.”

Mubarak meriwayatkan dari Al Hasan, ia berkata, “Umar pernah menghadap anaknya Ashim yang makan daging, ia berkata, ‘Apa ini?’ Dia menjawab, ‘Kami sangat menyukainya’. Ashim berkata, ‘Apakah setiap kali kamu menginginkan sesuatu maka kamu memakannya? Seseorang cukup dianggap berlebih-lebihan jika dia memakan segala sesuatu yang diinginkan’.”

BACA JUGA: 

banner

Abu Bakar Ash-Shiddiq, Khalifah Rasulullah ﷺ

Abdurrahman bin Zaid bin Aslam meriwayatkan dari ayahnya, dari kakeknya, bahwa Umar berkata, “Suatu ketika terdetik dalam diriku keinginan untuk memakan ikan segar, maka Yarfa mengendarai kendaraannya dan pergi bersama empat orang, dua di depan dan dua di belakang. Setelah itu dia membeli sekeranjang ikan dan membawanya.

Dia kemudian pergi ke kendaraannya dan memandikannya. Tak lama kemudian aku datang, lantas berkata, ‘Kembalilah hingga aku melihat tunggangan itu’. Umar melihat seraya berkata, ‘Engkau lupa mencuci keringat yang ada di bawah telinganya, sehingga dia tersiksa karena keinginan Umar. Tidak, demi Allah aku tidak akan mencicipi ikanmu.”

Qatadah berkata, “Ketika Umar menjadi khalifah, ia mengenakan jubah dari bahan wol yang sebagiannya ditambal dengan kulit yang disamak. Dia kemudian berjalan di pasar sambil membawa jagung di pundaknya untuk memberikan pelajaran kepada orang-orang. Apabila dia menemukan biji kurma maka ia memungutnya lantas melemparkannya ke rumah-rumah agar bisa dimanfaatkan.”

Anas berkata, “Aku melihat di antara kedua pundak Umar ada empat tambalan di bahunya.”

Abu Utsman An-Nahdi berkata, “Aku melihat Umar memakai sarung (kain) yang ditambal dengan kulit yang disamak.”

EPISODE SELANJUTNYA:

Umar bin Khattab, Kehidupan Sehari-harinya

Abdullah bin Amir bin Rabi’ah berkata, “Aku pernah menunaikan ibadah haji bersama Umar. Ketika itu dia tidak mendirikan tenda dan tidak berteduh. Dia hanya mernbentangkan kain dan selendang di atas pohon dan berteduh di bawahnya.” []

Sumber: Nuzhatul Fudhala’ Tahdzih Siyar A’lam An-Nubala (Ringkasan Siyar A’lam An-Nubala) / Penulis: Imam Syamsuddin Muhammad bin Ahmad bin Utsman Adz-Dzahabi / Penerbit: Pustaka Azzam / Cetakan Kedua, Juni 2011

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

Ikuti kami di Facebook Humayro. Satu tempat untuk pembelajaran tiada henti. Pembelajaran setiap hari. Pembelajaran sepanjang hayat.

Subscribe

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

Humayro.com – Belajar Sepanjang Hayat.  Kantor : Jalan Taman Pahlawan Gg. Ikhlas No. 2 RT18/RW 08 Purwakarta 41119