Adzan dikuburan memang tidak kita temukan dalam Al Quran, As Sunnah, dan para imam madzhab. Tetapi, hal itu kita dapatkan dalam fiqih pengikut Imam Asy Syafiโi (Syafiโiyah), dengan alasan mengqiyaskan dengan adzan saat bayi dilahirkan.
Tertulis dalam Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah:
ุดูุฑูุนู ุงูุฃููุฐูุงูู ุฃูุตููุงู ูููุฅููุนููุงูู ู ุจูุงูุตูููุงูุฉู ุฅููุงูู ุฃูููููู ููุฏู ููุณูููู ุงูุฃููุฐูุงูู ููุบูููุฑู ุงูุตูููุงูุฉู ุชูุจูุฑููููุง ููุงุณูุชูุฆูููุงุณูุง ุฃููู ุฅูุฒูุงููุฉู ููููู ูู ุทูุงุฑูุฆู ููุงูููุฐูููู ุชูููุณููุนููุง ููู ุฐูููุฑู ุฐููููู ููู ู ููููููุงุกู ุงูุดููุงููุนููููุฉู ููููุงูููุง : ููุณูููู ุงูุฃููุฐูุงูู ููู ุฃูุฐููู ุงููู ููููููุฏู ุญูููู ูููููุฏู ุ ููููู ุฃูุฐููู ุงููู ูููู ููู ู ููุฅูููููู ููุฒููู ุงููููู ูู ุ ููุฎููููู ุงููู ูุณูุงููุฑู ุ ููููููุชู ุงููุญูุฑูููู ุ ููุนูููุฏู ู ูุฒูุฏูุญูู ู ุงููุฌูููุดู ุ ููุนูููุฏู ุชูุบููููู ุงููุบูููุงููู ููุนูููุฏู ุงูุถูููุงูู ููู ุงูุณููููุฑู ุ ููููููู ูุตูุฑููุนู ุ ููุงููุบูุถูุจูุงูู ุ ููู ููู ุณูุงุกู ุฎููููููู ู ููู ุฅูููุณูุงูู ุฃููู ุจููููู ูุฉู ุ ููุนูููุฏู ุฅูููุฒูุงู ุงููู ููููุชู ุงููููุจูุฑู ููููุงุณูุง ุนูููู ุฃููููู ุฎูุฑููุฌููู ุฅูููู ุงูุฏููููููุง .
Pada dasarnya azan disyariatkan sebagai pemberitahuan untuk shalat, hanya saja adzan juga disunahkan selain untuk shalat dalam rangka mencari keberkahan, menjinakkan, dan menghilangkan kegelisahan yang luar biasa.
BACA JUGA:ย ย Mendengar Azan Harus Bagaimana?
Pihak yang memperluas masalah ini adalah para ahli fiqih Syafi’iyah. Mereka mengatakan:
– Disunahkan adzan di telinga bayi saat lahirnya
– di telinga orang yang sedang galau karena itu bisa menghilangkan kegelisahan,
– mengiringi musafir,
– saat kebakaran,
– ketika pasukan tentara kacau balau,
– diganggu makhluk halus,
– saat tersesat dalam perjalanan,
– terjatuh,
– saat marah,
– menjinakan orang atau hewan yang jelek perangainya,
– saat memasukan mayit ke kubur diqiyaskan dengan saat manusia terlahir ke dunia. (Al Mausu’ah Al Fiqhiyah Al Kuwaitiyah, 2/372-373)
Qiyas telah disepakati oleh empat madzhab sebagai salah satu sumber hukum Islam, setelah Al Quran, As Sunnah, dan Ijmaโ. Hanya saja mereka berbeda dalam domainnya. Sebagian ada yang mempersempit, sebagian ada yang memperluas.
BACA JUGA:ย Saat Kubur Berkata pada Jenazah
Ada yang membolehkan qiyas dalam urusan ibadah, ada yang mengatakan qiyas hanya dalam masalah keduniaan.
Ada pun Imam Malik memakruhkan semua hal ini, tapi berbeda dengan pengikutnya (Malikiyah) yang justru sepakat dengan kalangan Syafiโiyah. Berikut ini keterangannya:
ููููุฑููู ุงูุฅูู ูุงู ู ู ูุงูููู ููุฐููู ุงูุฃูู ููุฑู ููุงุนูุชูุจูุฑูููุง ุจูุฏูุนูุฉู ุ ุฅููุงูู ุฃูููู ุจูุนูุถู ุงููู ูุงูููููููุฉู ููููู ู ูุง ููุงูููู ุงูุดููุงููุนููููุฉู ุซูู ูู ููุงูููุง : ูุงู ุจูุฃูุณู ุจูุงููุนูู ูู ุจููู
Imam Malik memakruhkan semua ini dan menyebutnya sebagai bidโah, kecuali sebagian Malikiyah yang mengambil pendapat yang sama dengan Syafiโiyah, menurut mereka: โTidak apa-apa mengamalkannya.โ (Ibid, 2/372-373)
Demikian. Wallahu Aโlam.ย []
โ๏ธ Farid Nu’man Hasan
๐ Join Channel: bit.ly/1Tu7OaC
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311