Sakaratul maut adalah detik-detik terakhir kehidupan manusia di dunia, saat ruh berpisah dari jasad. Ia adalah momen yang pasti dilalui setiap insan, baik ia seorang raja maupun rakyat jelata, orang shaleh maupun pendosa. Karena itu, para ulama salaf banyak mengingatkan agar seorang muslim senantiasa mempersiapkan diri untuk menghadapi saat yang tak terelakkan ini. Al-Hasan Al-Bashri rahimahullah berkata, “Wahai anak Adam, engkau hanyalah kumpulan hari. Setiap kali satu hari pergi, maka telah pergi pula sebagian darimu.”
Beratnya sakaratul maut telah digambarkan oleh Rasulullah ﷺ sendiri dalam hadits-hadits shahih, sehingga membuat para sahabat dan salafus shalih tidak pernah lengah darinya. Mereka menyadari bahwa akhir hidup akan menentukan nasib di alam kubur dan di hari kebangkitan. Imam Qatadah rahimahullah mengatakan, “Demi Allah, siapa yang memperbanyak mengingat kematian, maka sedikitlah kesenangannya di dunia dan ringanlah musibah yang menimpanya.” Inilah pandangan mereka yang jernih, menjadikan kematian sebagai nasihat paling agung.
BACA JUGA: Jika Kita Banyak Dosa – Oleh: Ustadz Adi Hidayat, Lc., MA.
Maka, merenungi sakaratul maut bukanlah untuk menakut-nakuti semata, melainkan agar hati semakin tunduk, amal semakin bersih, dan persiapan menuju Allah semakin kokoh. Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma pernah berpesan, “Apabila engkau berada di waktu sore, jangan tunggu pagi; dan apabila engkau berada di waktu pagi, jangan tunggu sore. Gunakan sehatmu sebelum sakitmu, dan hidupmu sebelum matimu.” Dengan demikian, kesadaran akan sakaratul maut akan melahirkan hidup yang lebih bermakna, penuh taubat, dan kaya amal shaleh.
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311
