Dalam perjalanan hidup, manusia senantiasa dihadapkan pada dua jalan: dunia dan akhirat. Ada yang mencurahkan seluruh tenaganya untuk dunia, seakan-akan tidak ada kehidupan setelah mati. Ada pula yang menjadikan dunia sebagai ladang sementara untuk menanam amal demi memetik hasilnya di akhirat. Seorang ulama salaf memberikan wasiat penuh hikmah:
دع الدنيا لأهلها كما تركوا هم الآخره لأهلها، وكن فى الدنيا كالنحلة: إن أكلت أكلت طيبا، وأن أطعمت أطعمت طيبا، وإن سقطت على شيء لم تكسره ولم تخدشه.
“Tinggalkanlah dunia untuk orang-orang yang memperebutkannya sebagaimana mereka meninggalkan akhirat untuk orang-orang yang berusaha meraihnya, dan jadilah di dunia ini seperti lebah. Jika dia makan, dia makan sesuatu yang baik (sari bunga). Jika dia memberi makan, dia memberi makan yang baik (madu). Dan jika dia hinggap pada sesuatu, dia tidak merusaknya dan tidak pula mengoyaknya.” (Al-Fawāid, Ibnul Qayyim, hlm. 170).
Wasiat ini bukanlah ajakan meninggalkan dunia secara mutlak. Islam tidak melarang harta, pekerjaan, ataupun kesenangan duniawi yang halal. Namun, dunia hanyalah sarana, bukan tujuan. Ibnul Qayyim rahimahullah menjelaskan bahwa dunia ini bagaikan bayangan: jika engkau mengejarnya, ia akan lari, tetapi jika engkau berpaling darinya, ia akan mengikuti.
BACA JUGA: Ibrah dari Lebah
Maka yang terpenting adalah bagaimana manusia menempatkan dunia sesuai porsinya, tidak melampaui batas, dan tetap menjadikan akhirat sebagai tujuan utama.
Perumpamaan seorang mukmin dengan lebah adalah nasihat yang sangat indah. Lebah hidup dengan penuh manfaat, tidak merugikan lingkungannya, bahkan memberi kebaikan yang luas. Makanan yang dimakannya adalah sari bunga yang suci, dan yang dikeluarkannya adalah madu yang penuh keberkahan dan kesembuhan. Demikian pula seharusnya seorang muslim: memilih yang halal, menjaga lisannya, berbuat baik kepada sesama, dan keberadaannya tidak mendatangkan mudarat.
Imam Hasan al-Bashri rahimahullah pernah berkata: “Seorang mukmin di dunia ini seperti orang asing, ia tidak larut dalam gemerlapnya dan tidak pula merasa tenang dengannya. Ia menyiapkan bekal untuk perjalanan panjang menuju negeri yang abadi.” Ucapan ini menegaskan bahwa dunia bukan tempat menetap, melainkan persinggahan sementara. Orang beriman tahu bahwa setiap amal, sekecil apapun, akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah.
Lebah juga terkenal dengan sifatnya yang disiplin dan bekerja sama dalam kebaikan. Sarang yang mereka bangun tersusun rapi, dan hasilnya bermanfaat bagi seluruh makhluk. Demikian pula seorang mukmin, ia menjaga kerapihan amalnya, tidak gegabah, tidak serampangan, dan setiap tindakannya bernilai maslahat. Ibnu Rajab al-Hanbali rahimahullah berkata: “Seorang mukmin yang sejati adalah yang senantiasa memperhatikan apa yang ia masukkan ke dalam dirinya; dari makanan, minuman, bahkan ilmu dan amal. Semua itu harus baik, agar keluar darinya juga kebaikan.”
BACA JUGA: Lebah
Sifat lebah yang tidak merusak tempat ia singgahi pun mengajarkan pelajaran mendalam. Seorang muslim sejati tidak boleh menjadi sumber kerusakan, baik dalam rumah tangga, lingkungan, maupun masyarakat. Justru keberadaannya harus menebarkan ketenangan. Rasulullah ﷺ bersabda: “Seorang muslim adalah yang kaum muslimin selamat dari lisan dan tangannya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Dengan demikian, perumpamaan lebah ini bukan sekadar kata-kata puitis, melainkan pedoman hidup. Dunia ini akan segera berlalu, sedangkan akhiratlah yang kekal. Maka, ambillah dari dunia sekadar yang halal dan bermanfaat, lalu tebarkan kebaikan dari apa yang dimiliki. Jadikan hidup penuh manfaat, sebagaimana lebah yang selalu memberi tanpa menuntut balasan.
Akhirnya, orang yang meneladani sifat lebah akan dicintai Allah dan manusia. Kehidupannya berisi kebaikan, lisannya terjaga, amalnya suci, dan keberadaannya menjadi rahmat bagi sekitarnya. Wasiat salaf tersebut layak direnungkan dan diamalkan: jangan biarkan dunia menenggelamkan kita, tetapi jadikanlah ia sebagai sarana menuju kebahagiaan akhirat yang abadi. []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

