Home SirahSuwaida, Rasulullah, dan Pendapat Sahabat bahwa Beliau Penuh Kasih Sayang

Suwaida, Rasulullah, dan Pendapat Sahabat bahwa Beliau Penuh Kasih Sayang

Rasulullah ﷺ sangat senang dengan kaum Anshar, karenanya beliau sering bercanda dengan mereka.

by Abu Umar
0 comments 216 views

Pada masa Rasulullah ﷺ ada seorang wanita yang suka membuat sayyidah ‘Aisyah r.a. tertawa. Wanita itu bernama Suwaida. Selain ‘Aisyah r.a., Rasulullah ﷺ juga sering dibuat tertawa oleh Suwaida ini.

Suatu hari, Nabi merasa kehilangan Suwaida karena lama tidak terlihat lagi. Rasulullah bertanya kepada ‘Aisyah, “Wahai ‘Aisyah. Ada apa dengan Suwaida. (Lama dia tidak terlihat)?”

“Dia sedang sakit,” jawab ‘Aisyah singkat.

Kemudian Rasulullah ﷺ menjeguk ke rumahnya. Sesampainya di sana, ternyata Suwaida sedang sakit parah, tinggal menunggu kematiannya saja. Rasulullah berpesan kepada keluarganya, “Bila ia meninggal, beri tahu saya!”

Ketika Suwaida sampai pada ajalnya, keluarganya memberi kabar kepada Rasulullah ﷺ. Rasulullah pun datang ke rumah Su-waida untuk bertakziyah dan menshalatinya, kemudian Rasulullah bersabda, “Ya Allah, sesungguhnya dia sangat antusias untuk membuatku tertawa (sehingga saya bahagia), (karenanya) aku mohon kepadamu, bahagiakanlah dia!”

BACA JUGA:  Kesabaran Rasulullah terhadap Tetangga-tetangganya

Kadang Rasulullah ﷺ menemukan hal-hal yang menggelitik hati di saat Beliau sedang serius atau marah sekalipun. Suatu hari ada seorang kampung datang menghadap Rasulullah ﷺ. Pada waktu itu, Rasulullah sedang terlihat marah. Orang kampung itu hendak mengajukan satu pertanyaan kepada Rasulullah ﷺ, namun para sahabat yang ada di majelis itu melarangnya karena situasinya menurut mereka tidak tepat.

Namun, orang kampung itu tetap memaksa dan berkata, “Biarkan saya bertanya. Demi Zat yang benar-benar meng-utus beliau sebagai Nabi, saya akan berusaha membuatnya tersenyum.”

Kemudian dia mengarahkan pembicaraannya kepada Rasulullah ﷺ, “Wahai Rasulullah. Saya dengar bahwa Dajjal akan datang dengan membawa roti, di saat manusia dalam kondisi kelaparan. Bagaimana menurutmu (mana yang baik bagiku:) saya menolak tawaran rotinya. demi untuk melindungi keimanan saya meski diriku nantinya kurus dan binasa, atau saya ambil saja rotinya, hingga setelah saya merasa kenyang, saya akan tetap beriman kepada Allah dan tidak percaya kepada Dajjal?”

Mendengar pertanyaan orang kampung ini. Rasulullah pun tertawa hingga kelihatan gigi gerahamnya, kemudian beliau bersabda, “Jangan (kamu makan roti itu). Allah akan memberimu rezeki yang bisa mencukupimu sebagaimana Dia memberi rezeki orang-orang mukmin lainnya.”

Rasulullah ﷺ sangat senang dengan kaum Anshar, karenanya beliau sering bercanda dengan mereka.

Kelapangan dada, keceriaan, kegembiraan, dan canda yang sering beliau perlihatkan, sama sekali tidak menyebabkan kehormatannya berkurang, bahkan sebaliknya, karisma dan keagungan beliau sema-kin bertambah dan semakin banyak orang yang mencintainya dan menghormatinya. Sayyidina Ali r.a. pernah berkata,

“Siapa yang baru kenal dengan Rasulullah maka dia akan merasa takut. Namun semakin jauh orang mengenalnya maka semakin besar kecintaan yang tumbuh di hati.”

Sahabat yang lain berkata, “Dulu, sekarang dan yang akan da-tang, tidak ada seorang pun yang bisa menandingi beliau.”

Kecintaan sahabat kepada Rasulullah ﷺ sangat besar, hingga mereka sering menceritakan perasaannya itu kepada orang lain. Di akhir hayatnya, sahabat Amr ibnul Ash ra. pernah berkata kepada putranya, “Tidak ada orang yang saya cintai melebihi Rasulullah ﷺ. Dan tidak ada orang yang saya hormati melebihi beliau. Saya tidak pernah sanggup memenuhi mata ini dengan sosok agung beliau, karena keagungannya. Bila saya ditanya tentang sifat-sifatnya maka saya tidak akan mampu menggambarkannya karena saya tidak pernah memenuhi pandangan mata saya ini dengan sosok agungnya.”

BACA JUGA: Kesabaran Nabi Muhammad ﷺ dan Permusuhan Abu Jahal

Sebelum sahabat ‘Urwah bin Mas’ud r.a. masuk Islam, dia pernah menggambarkan sosok manusia agung Muhammad ﷺ kepada kaumnya. Yaitu setelah dia melaksanakan tugas sebagai utusan kaum Quraisy sewaktu Perdamaian Hudaibiyah. Dia berkata kepada kaumnya, “Demi Tuhan. Apa yang diperintahkan Muhammad kepada sahabat-sahabatnya pasti segera dilaksanakan. Bila dia berwudhu, para sahabat berebut untuk mendapatkan tetesan air wudhunya. Bila berbicara di hadapan Muhammad, mereka merendahkan suara, mereka tidak pernah berlama-lama melihat wajahnya, karena mereka sangat menghormatinya. Saya sudah pernah mengunjungi Kaisar Romawi, Kisra Persia dan Najasi, namun saya tidak pernah menemui seorang raja pun dari mereka yang dihormati sahabat-sahabatnya sebagaimana sahabat-sahabat Muhammad menghormatinya.”

Rasulullah ﷺ selalu menganjurkan umatnya untuk bersikap fleksibel, toleran dan penuh kasih sayang, beliau bersabda, “Orang yang paling dibenci Allah adalah orang yang keras hati dan suka bermusuhan.” []

Sumber: Akhlak Rasul, Menurut Al-Bukhari dan Muslim / Penulis: Abdul Mun’im al-Hisyami / Penerbit: Gema Insani Press / Cetakan Kedelapan, Dzulhijjah 1441 H / Agustus 2019 M

 

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

Ikuti kami di Facebook Humayro. Satu tempat untuk pembelajaran tiada henti. Pembelajaran setiap hari. Pembelajaran sepanjang hayat.

Subscribe

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

Humayro.com – Belajar Sepanjang Hayat.  Kantor : Jalan Taman Pahlawan Gg. Ikhlas No. 2 RT18/RW 08 Purwakarta 41119