Al-Qur’an dan hadits Rasulullah ﷺ banyak menuturkan kepada kita tentang keadaan dan penyesalan mereka yang telah berada di alam akhirat. Penyesalan itu bukan tentang harta, pangkat, ataupun kesenangan dunia, melainkan tentang amal-amal shalih yang pernah mereka lalaikan ketika masih hidup.
Salah satu yang paling mereka sesali adalah kelalaian mereka dalam mendirikan shalat. Betapa mereka berharap, meski hanya sekejap, bisa kembali ke dunia untuk menunaikan shalat, walau hanya dua rakaat saja.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, disebutkan bahwa Rasulullah ﷺ pernah melewati sebuah makam, lalu beliau bertanya, “Siapakah yang dikubur di sini?”
Para sahabat menjawab, “Ini kuburan fulan.”
BACA JUGA: Keadaanmu Dalam Kuburmu Kelak
Rasulullah ﷺ bersabda, “Shalat dua rakaat lebih diinginkan oleh penghuni kubur ini ketimbang apa yang tersisa dari dunia kalian.”
Perhatikanlah! Bagi kita yang masih hidup, dua rakaat mungkin terasa ringan, bahkan kadang kita abaikan. Namun, bagi mereka yang telah tiada, dua rakaat itu lebih berharga daripada seluruh dunia dan seisinya. Mereka telah menyaksikan sendiri bagaimana besar pahala shalat, bagaimana dahsyatnya kedekatan dengan Allah, dan bagaimana shalat bisa menjadi penolong di hari hisab kelak.
Imam Hasan Al-Bashri rahimahullah pernah berkata, “Wahai anak Adam, sesungguhnya shalat adalah urusan agamamu yang paling pertama akan dihisab pada hari kiamat. Maka perbaikilah shalatmu, niscaya baik pula seluruh amalmu.”
Mereka, para penghuni kubur, tidak menginginkan lagi kemegahan rumah, tumpukan emas, atau gelar yang diagungkan manusia. Yang mereka inginkan hanyalah kesempatan untuk ruku dan sujud beberapa saat saja, demi menambah berat timbangan kebaikan mereka.
Penyesalan lain yang membekas mendalam pada mereka yang telah wafat adalah kelalaian dalam bershadaqah. Allah Ta’ala telah mengabadikan keinginan mereka dalam firman-Nya:
“Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah seorang di antara kamu; lalu ia berkata: ‘Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orang yang saleh?’” (QS. Al-Munafiqun: 10)
Lihatlah, permintaan mereka hanyalah “sebentar saja” — bukan untuk berdagang, bukan untuk menambah rumah atau tanah, tetapi hanya untuk bisa bersedekah. Mereka telah menyadari, betapa besar pahala sedekah, betapa agung nilai membantu sesama, dan bagaimana sedekah dapat menjadi perisai dari api neraka.
Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah rahimahullah berkata, “Orang yang cerdas adalah orang yang memanfaatkan setiap kesempatan untuk menanam amal yang akan ia tuai hasilnya di akhirat.”
BACA JUGA: Terjadinya Fitnah Kubur
Apa yang membuat para penghuni kubur begitu ingin kembali? Karena mereka telah melihat dengan mata kepala sendiri bagaimana kebenaran janji Allah dan Rasul-Nya. Ketika masih hidup, kita sering menunda amal, dengan berbagai alasan. Tapi di alam barzakh, semua alasan tak berarti apa-apa. Yang tersisa hanyalah penyesalan dan harapan yang tak akan pernah terkabul.
Diriwayatkan bahwa Al-Fudhail bin Iyadh rahimahullah pernah berkata, “Betapa banyak orang yang menunda amal shalih dengan mengatakan ‘besok, besok,’ hingga maut datang kepadanya dan dia pun menyesal.”
Selama napas masih berhembus, kesempatan itu masih ada. Shalatlah sebelum kita dishalatkan. Bersedekahlah sebelum harta kita menjadi milik ahli waris. Dan jangan menunggu waktu luang untuk berbuat baik, karena bisa jadi, waktu itu tak akan pernah datang.
Mari kita berlomba menambah amal shalih, agar kelak, ketika kita pun menjadi penghuni kubur, kita tak perlu lagi berandai-andai, “Seandainya aku bisa kembali ke dunia, walau hanya sebentar…” []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

