Malaikat Jibril mendatangi Rasulullah untuk menyampaikan titah Allah.
“Wahai orang yang berselimut! Bangun dan berilah peringatan. Agungkanlah Tuhanmu. Sucikanlah pakaianmu. Tinggalkanlah segala perbuatan keji. Jangan memberi jika bermaksud mendapatkan balasan yang lebih besar. Dan, hanya untuk Tuhanmu, bersabarlah.” (al-Mudatstsir: 1-7).
Rasulullah segera memahami titah Allah tersebut. Pertama sekali yang dilakukannya adalah mencermati orang-orang sekitar yang diperkirakan mau menerima ajakannya, sambil tetap meyakini pertolongan Allah.
Rasulullah sadar, kaum Makkah tidak akan serta-merta menerima Islam, seperti pernah diingatkan oleh Waraqah ibn Naufal. Mereka akan menentang dan melawan. Maka, Rasulullah memulai dakwahnya dengan sembunyi sembunys, mendekati orang-orang yang ia kenal baik, dan melakukannya secara bertahap.
BACA JUGA: Julukan Abu Bakar Selain As-Shiddiq
Abu Bakar, Abdullah ibn Abu Quhafah, adalah orang yang paling dekat dengan Rasulullah dan paling dicintainya, sebab itulah ia segera diajak Rasulullah untuk memeluk Islam. Abu Bakar langsung menerima ajakan tersebut tanpa keraguan sedikit pun. Abu Bakar sepenuhnya memercayai apa yang disampaikan Rasulullah.
Rasulullah bangga dengan sikap Abu Bakar tersebut, hingga ia pernah memuji Abu Bakar.
“Setiap aku mengajak seseorang untuk memeluk Islam, pasti orang tersebut akan ragu dan meminta waktu untuk mempertimbangkan. Kecuali Abu bakar, la langsung menerima tanpa keraguan sedikit pun.”
Sebelum memeluk Islam, Abu Bakar pernah bermimpi melihat rembulan turun ke Makkah dan pecah. Kepingan kepingannya menyebar dan masuk ke setiap rumah. Tidak ada satu pun rumah yang tak dimasuki. Lalu, kepingan kepingan tersebut kembali menyatu, membentuk rembulan utuh, kemudian mendekatı Abu Bakar dengan perlahan-perlahan dan jatuh ke pangkuannya.
Abu Bakar berusaha menerka makna mimpi itu. Ini bukan mimpi biasa, pikirnya. Abu Bakar kemudian menemui seorang Ahli Kıtab yang dipercayainya mampu menjelaskan makna mimpi tersebut. Sang Ahli Kitab kemudian mengatakan bahwa mimpi itu adalah isyarat kabar gembira yang akan Abu Bakar terima, yaitu datangnya seorang nabi yang akan menaungi zamannya. Abu Bakar akan menjadi pengikut nabi tersebut dan menjadi orang yang paling gembira dengan kehadiran sang nabi. Mimpi semacam itu juga pernah dialami Shafiyah binti Huyay sebelum akhirnya ia dinikahi Rasulullah.
Abu Bakar merasa tidak cukup jika beriman saja, la berjuang membantu Rasulullah menyebarkan hidayah sejak hari pertama keislamannya. Abu Bakar sosok yang akrab, ramah, mudah bergaul, berakhlak mulia, saudagar yang dermawan, dan dicintai kaumnya, la memahami garis keturunan kaum Quraisy serta seluk-beluk mereka. la sering didatangi para tokoh Quraisy untuk dimintai pendapat tentang berbagai persoalan. Pengetahuan dan pengalaman hidupnya dipercaya. Perkumpulan yang diadakan Abu Bakar selalu memberi ketenangan dan kegembiraan.
Abu Bakar memanfaatkan perkumpulan-perkumpulan yang diadakannya sebagai media untuk menyebarkan Islam.
la ajak orang-orang yang sering hadir dalam perkumpulan itu memeluk Islam, dan meminta mereka agar menyembunyikan apa yang ia sampaikan. Sebab, ia tahu persis reaksi orang-orang Quraisy jika Islam disampaikan secara terbuka.
Beberapa teman dekat Abu Bakar yang menerima ajakannya adalah Utsman ibn Affan, Zubair ibn Awam (saat itu berusia sepuluh tahun), Abdurrahman ibn Auf, Sa’d ibn Abu Waqqash, dan Thalhah ibn Zubair. Mereka kemudian mendatangi Rasulullah dengan sembunyi-sembunyi untuk menyatakan diri memeluk Islam dan bersedia membantu mengemban dakwah.
Perlahan, Islam mulai menyebar. Beberapa tokoh pun memeluk Islam. Antara lain Abu Ubaidah Amir ibn Jarah, Abu Salamah, al-Arqam ibn Abu al-Arqam, Utsman ibn Mazh’un, Qudamah ibn Mazh’un, Abdullah ibn Mazh’un, Ubaidah ibn Harits, Said ibn Zaid serta istrinya, Fathimah bint al-Khathab, Asma’ bint Abu Bakar, Ummul Fadhl bint Haris, Khabab ibn Art, Umair ibn Abu Waqqash, Abdullah ibn Mas’ud, dan Urbah ibn Ghazwan.
Selain mereka, Islam lebih banyak dipeluk kalangan orang-orang miskin dan para budak. Mereka menyembunyikan keislaman mereka untuk menghindarı ıntımıdası orang-orang Quraisy. Mereka, antara lain Mas’ud ibn Rabi’ah, Sulaith ibn Amr serta saudaranya yang bernama Hatib ibn Amr, Iyasy ibn Rabi’ah dan istrinya yang bernama Asma bint Salamah, Khunais ibn Hadzafah, Amir ibn Rabi’ah, Ab-dullah ibn Jahsy dan saudaranya yang bernama Abu Ahmad, Ja’far ibn Abu Thalib dan istrinya yang bernama Asma’ bint Umais, Hatib ibn Haris dan istrinya yang bernama Fathimah bint al-Mujallal serta saudara Hatib yang bernama Hitab ibn Haris dan istri Hitab yang bernama Fakihah bint Yasar, Muamar ibn Haris, Saib ibn Utsman, Muththalib ibn Azhar dan istrinya yang bernama Ramlah bint Abi Auf, Ghamam ibn Abdullah, Amir ibn Fahirah, Khalid ibn Said ibn al-Ash serta istrinya yang bernama Aminah bint Khalaf, Abu Hudzaifah ibn Utbah, Waqid ibn Abdullah, anak-anak al-Bakır, yaitu Khalid, Amir, Aqil, dan lyyas, Ammar beserta ayah dan ibunya yang bernama Yasir dan Samiyyah, Shuhaib ibn Sinan, Bilal ibn Rabah al-Habsyi, Mush’ab ibn Umair, dan Amr ibn Abasah.
Pada masa-masa dakwah secara sembunyi-sembunyi itu, Rasulullah memusatkan dakwahnya di rumah al-Arqam ibn Abu al-Arqam. Di sanalah Rasulullah memberi pengajaran dan penguatan keimanan kepada para sahabat. Rumah tersebut dipilih sebab lokasinya di bukit Shafa, jauh dari jangkauan orang-orang musyrik. Pada masa itu, yang dibutuhkan para sahabat baru adalah pengetahuan tentang Tuhan dan keamanan demi menghindari intimidasi dan tekanan orang-orang Quraisy. Rumah al-Arqam tersebut dijadikan pusat dakwah selama beberapa lama pada masa periode Makkah.
Pada saat seperti itulah Makkah bersiap menghadapi peristiwa besar. Para tokoh Makkah akan dibuat tidak bisa tidur. Gelisah. Lalu melawan dengan kemarahan. Mereka akan memadamkan cahaya terang matahari dan menutup cerah cakrawala pagi.
Sampailah ke telinga para pembesar Makkah bahwa sesuatu akan terjadi. Sesuatu yang mengancam sistem kepemimpinan, keuangan, dan kepentingan mereka. Tapi, apakah itu? Bagaimana itu akan terjadi? Bagaimana mereka mengantisipasinya? Pelan-pelan, strategi dakwah secara sembunyi-sembunyi yang dilakukan Rasulullah tercium sampai akhirnya benar-benar diketahui.
Suatu ketika, Rasulullah dan Ali melaksanakan shalat secara sembunyi-sembunyi di sebuah lembah. Hal itu diketahui oleh ayah Ali, Abu Thalib. Abu Thalib memperhatikan mereka berdua seraya bertanya-tanya heran. la tahu, Rasulullah dan Ali sedang beribadah. Tapı, ibadah apa pula itu? Apakah itu agama baru? Benar! Itu pasti agama baru. Abu Thalib menggumam.
Abu Thalib mendekat seusai mereka shalat.
“Keponakanku! Agama apa yang kaupeluk ini?” tanya Abu Thalib.
“Pamanku!” kata Rasulullah. “Ini adalah agama Allah, malaikat, para rasul, juga bapak kita, Ibrahim. Allah mengutusku sebagai rasul. Dan Engkau, Pamanku, orang yang paling tepat kusampaikan nasihat dan ajakan kebenaran ini.
“Engkau orang yang paling pantas menerimanya dan meno-longku menyebarkannya.”
BACA JUGA: Kecintaan Para Sahabat terhadap Nabi ﷺ
Abu Thalib terdiam sejenak seraya memikirkan perkataan Rasulullah. Lalu …
“Keponakanku! Aku tidak bisa meninggalkan agama nenek moyang. Namun, sungguh! Aku menjamin kau tidak akan mendapat perlakuan tak menyenangkan selama aku masih ada,” kata Abu Thalib.
Abu Thalib sesungguhnya menyadari kebenaran Rasulullah. Namun, ia juga menyadari bahwa Rasulullah akan menghadapi pertentangan dari orang-orang kafir. Sebab itulah ia berkata demikian. Dan kita tahu, Abu Thalib memang menghabiskan hidupnya untuk membela Rasulullah.
Rasulullah memerintahkan para sahabat agar shalat di lembah-lembah secara sembunyi-sembunyi. Begitu juga jika Rasulullah menyampaikan ajaran-ajaran Islam. la membacakan ayat-ayat Al-Quran tentang pembersihan jiwa, tentang perbuatan haram yang harus dihindari, serta tentang surga dan neraka. Wahyu yang turun pada masa-masa awal adalah tentang wudhu, shalat dua rakaat pada pagi dan sore hari. Semua itu dilakukan secara rahasia. []
Sumber: Fi Shuhbati al-Rasûl ﷺ (Sahabat Muhammad, Kisah Cinta dan Pergulatan Iman dan Generasi Muslim Awal) / Penulis: Nizar Abazhah / Penerbit: al-Fikr, Syria – Zaman
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

