Allah secara langsung memerintahkan hamba-Nya untuk berdoa. Dalam Al-Qur’an, Allah berfirman: “Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Ghafir: 60)
Ini menunjukkan bahwa berdoa bukan sekadar anjuran, tapi bentuk ketaatan kepada perintah-Nya.
Dengan berdoa, seorang Muslim mengakui bahwa ia lemah dan membutuhkan pertolongan Allah. Doa mengajarkan sikap tawadhu’ (rendah hati), karena hanya kepada Allah-lah tempat meminta.
Rasulullah ﷺ bersabda: “Doa adalah ibadah.” (HR. Tirmidzi)
Artinya, doa bukan hanya permintaan, tapi bentuk ibadah yang mempererat hubungan spiritual antara hamba dan Rabb-nya.
BACA JUGA: Aku Menangis dalam Doa
Saat segala usaha tak membuahkan hasil, doa menjadi penghibur. Dalam doa, seorang Muslim mencurahkan isi hatinya, dan dari sana muncul ketenangan yang luar biasa.
Allah Maha Kuasa untuk mengubah takdir. Bahkan sesuatu yang tampak mustahil, bisa terjadi lewat kekuatan doa yang tulus.
Orang yang yakin kepada Allah akan terus berdoa, meski belum terlihat hasilnya. Karena dia percaya: Allah Maha Mendengar, dan waktu-Nya selalu sempurna.
Rasulullah ﷺ bersabda, “Doa adalah senjata bagi orang-orang mukmin, tiang agama, serta nur langit dan bumi,” (HR. Al-Hakim dari Ali bin Abu Thalib).
Dalam menolak musibah, doa memiliki tiga tingkatan, yaitu:
Pertama, bahwa doa lebih kuat daripada musibah sehingga ia mampu menolaknya.
Kedua, doa lebih lemah dari musibah sehingga ia tidak mampu menolaknya, akibatnya musibah itu menimpa seseorang. Walaupun, terkadang doa tersebut bisa meringankan musibah seseorang.
Ketiga, doa dan musibah mempunyai kekuatan yang seimbang sehingga terjadi saling menolak.
Rasulullah ﷺ bersaba, “Kehati-hatian tidak akan mampu menolak ketentuan Allah, dan doa berfungsi untuk menolak musibah yang sudah menimpa atau yang belum menimpa. Jika musibah menimpa, maka doa akan menolaknya serta akan melawannya sampai hari kiamat,” (HR. Al-Hakim dari Aisyah).
BACA JUGA: Waktu Doa Mustajab ketika Shalat Berjamaah
“Doa itu berfungsi untuk menolak musibah, baik musibah yang sudah terjadi atau yang belum terjadi. Karena itu, berdoalah hai hamba Allah,” (HR. Al-Hakim dari Ibnu Umar).
“Takdir tidak akan bisa ditolak, kecuali oleh doa. Amal tidak akan bertambah kecuali dengan kebajikan. Sungguh seorang manusia tidak akan memperoleh rezeki karena dosa yang ia perbuat,” (HR. Al-hakim dari Tsauban).[]
Sumber: Obat Penyakit Hati/Karya: Ibnul Qayyim Al-Jauziyah/Penerbit: Jabal
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

