Al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam yang Allah turunkan kepada manusia sebagai petunjuk bagi mereka dan agar mereka mentadaburi serta mengamalkan ayat-ayatnya. Allah berfirman,
كِتَابٌ أَنزلْنَاهُ إِلَيْكَ مُبَارَكٌ لِيَدَّبَّرُوا آيَاتِهِ وَلِيَتَذَكَّرَ أُولُو الألْبَاب
“Kitab (al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran.” (QS. Shad: 29)
Inilah tujuan diturunkannya al-Qur’an, akan tetapi kenyataannya banyak umat Islam yang jauh dari al-Qur’an, baik lisan, hati maupun raganya. Sehingga banyak dari mereka yang tidak membaca al-Qur’an, terlebih menghayati dan mengamalkannya.
BACA JUGA: Jika Tidak Bisa Membaca Al-Quran
Perkara ini adalah musibah besar yang melanda umat Islam di akhir zaman ini, bahkan Rasulullah sudah mengeluhkan hal itu sebagaimana yang dikabarkan langsung oleh Allah dalam firman-Nya,
وَقَالَ الرَّسُولُ يَا رَبِّ إِنَّ قَوْمِي اتَّخَذُوا هَذَا الْقُرْآنَ مَهْجُورًا
“Dan Rasul (Muhammad) berkata, “Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku telah menjadikan al-Qur’an ini diabaikan.” (QS. al-Furqan: 30)
Ibnu Katsir menjelaskan makna “Mahjura (diabaikan)“ dalam kitab tafsirnya dengan beberapa pengertian, di antaranya,
Orang-orang musyrikin enggan mendengarkan (bacaan) al-Qur’an. Sebagaimana firman Allahوَقَالَ الَّذِينَ كَفَرُوا لَا تَسْمَعُوا لِهَذَا الْقُرْآنِ وَالْغَوْا فِيهِ لَعَلَّكُمْ تَغْلِبُونَ
“Dan orang-orang yang kafir berkata, “Janganlah kamu mendengarkan (bacaan) al-Qur’an ini dan buatlah kegaduhan terhadapnya, agar kamu dapat mengalahkan mereka.” (QS. Fushshilat:26)
Dahulu, apabila dibacakan kepada mereka al-Qur’an, mereka membuat gaduh (hiruk pikuk) dan memperbanyak pembicaraan yang lain sehingga mereka tidak mendengar bacaan al-Qur’an.
BACA JUGA: 4 Keutamaan Membaca Al-Quran
Note:
Dalam nash aslinya tertera (لَا يَصْغَوْنَ لِلْقُرْآنِ وَلَا يَسْمَعُوْنَه) kata (لَا يَصْغَوْن )bermakna ( لَا يَسْتَمِعُوْنَ ), dan kata (يَسْمَعُ) berarti hanya sekedar mendengarkan tanpa teriringi tadabur maupun penghayatan, adapun kata ( يَسْتَمِعُ ) bermakna mendengarkan sembari diikuti penghayatan dan tadabur dalam hati. Dan orang-orang musyrikin enggan mendengarkan bacaan al-Qur’an dengan cara kedua-duanya, baik hanya sekadar mendengarkan, terlebih harus mentadaburi dan menghayati firman Allah tersebut.
1- Tidak mengamalkan (isinya) dan tidak berusaha menghafalnya juga termasuk dalam arti mengabaikan al-Qur’an.
2- Tidak beriman dan tidak membenarkannya juga masuk dalam kategori mengabaikan al-Qur’an.
3- Enggan mentadaburi dan tidak mau berusaha memahami (maknanya) juga termasuk bagian dari mengabaikan al-Qur’an.
4- Tidak mengamalkannya, berupa tidak melaksanakan perintah-perintahnya dan tidak menjauhi larangan-larangannya, ini juga termasuk dalam kriteria mengabaikan al-Qur’an.
5- Berpaling darinya dan menuju ke yang selainnya, baik berupa syair, perkataan, nyanyian, senda gurau, obrolan, atau berupa metode yang teradopsi dari selain al-Qur’an. Perbuatan ini juga termasuk mengabaikan al-Qur’an.(Lihat Tafsir Ibnu Katsir, Ibnu Katsir, 6/98-99)
Dengan demikian, perbuatan paling kecil yang termasuk mengabaikan al-Qur’an adalah tidak mau membaca al-Qur’an dan enggan untuk menjadikannya sebagai wirid bacaan setiap hari.
Padahal al-Qur’an adalah kitab suci umat Islam, sumber rujukan hukum-hukum Islam, petunjuk dan penuntun dalam menjalankan kehidupan di dunia ini.
Ketika umat Islam jauh dari al- Qur’an, hal ini menunjukkan akan lemahnya kecintaan mereka kepada al-Qur’an, hilangnya ruh-ruh al-Qur’an dalam hati mereka dan jauhnya mereka dari petunjuk serta cahaya Allah.
BACA JUGA: Sisi di Mana Tidak Merugikannya Perdagangan dengan Membaca Al-Quran
Dan kelak diakhirat, al- Qur’an tidak akan menjadi hujjatun laka (penolong bagimu) melainkan akan menjadi hujjatun alaika (bumerang yang mencelakakanmu).
Fenomena ini adalah fakta yang dapat kita saksikan sendiri, dewasa ini betapa banyaknya umat Islam yang tidak bisa membaca al-Qur’an, baik dari kalangan anak-anak, kalangan muda maupun orang tua. Ibnu Abbas meriwayatkan bahwa Rasulullah bersabda,
إنَّ الَّذِيْ لَيْسَ في جَوْفِهِ شَيْءٌ مِنَ القُرْآنِ كَالبَيْتِ الخَرِبِ
“Sesungguhnya orang yang tenggorokannya tidak pernah dibasahi dengan bacaan al-Qur’an bagaikan rumah yang runtuh.” (HR. at-Tirmidzi, no. 2913) []
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

