Home TsaqofahShalat, Penyebab Bahagia Seorang Muslim

Shalat, Penyebab Bahagia Seorang Muslim

by Abu Umar
0 comments 42 views

Hadist Anas bin Malik

عَنْ أَنَسٍ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: “حُبِّبَ إِلَيَّ مِنَ الدُّنْيَا النِّسَاءُ وَالطِّيبُ، وَجُعِلَ قُرَّةُ عَيْنِي فِي الصَّلَاةِ”

Dari Anas, dia berkata: Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Dijadikan kecintaan bagiku dari dunia ini: wanita dan minyak wangi. Dan dijadikan kebahagianku di dalam sholat.” (HR. Nasai, no. 3939; Ahmad, no. 14037. Syaikh Al-Albani berkata: “Hasan Shohih”. Dihasankan oleh Syu’aib Al-Arnauth di dalam ta’liq Musnad Ahmad)

Penjelasan Hadis

1. Kecintaan kepada wanita adalah fitroh manusia, dan tidak bertentangan dengan kedudukan kenabian.

2. Kecintaan Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam kepada Allah melebihi kecintaan beliau kepada wanita.

BACA JUGA: Keutamaan Shalat Shubuh dan Ashar

3. Wanita adalah ujian bagi laki-laki yang paling berat, maka jangan sampai wanita menjadikan sebab maksiat, atau melalaikan urusan akhirat.

4. Kecintaan Rasululloh shallallahu ‘alaihi wasallam kepada wanita tidak semata-mata kecintaan syahwat sebagaimana umumnya laki-laki.

Namun, Allah yang menjadikan beliau mencintai wanita, sehingga beliau memiliki banyak istri dan menjadi sarana untuk menyebarkan syari’at.

Sebab para istri beliau yang menceritakan sunnah Nabi di dalam rumah, berkaitan makan, minum, tidur, bangun, dan lainnya.

5. Kecintaan kepada kenikmatan dunia yang halal, seperti wanita dan lainnya, ketika tidak melalaikan dari kewajiban dan tidak menyebabkan kemaksiatan, maka tidak tercela.

BACA JUGA: Shalat yang Tidak Disukai Orang Munafik

6. Kecintaan kepada wangi adalah fitroh manusia, dan bau wangi disukai oleh malaikat. Sedang Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sering berhubungan dengan malaikat Jibril.

7. Shalat bukan termasuk urusan dunia, tetapi perkara akhirat.

8. Shalat sebab untuk meraih kebahagiaan, sebab dengan sholat seseorang bermunajat langsung kepada Allah dengan tanpa perantara, mengadukan masalahnya, dan memohon pertolongan kepada-Nya. Maka sepantasnya kita memahami makna-makna kalimat di dalam shalat. []

Ditulis oleh Ustaz Muslim Atsari, dipublikasikan di Group Wa Asatidz Majlis al-Fiqh wa al-Hadits
Sragen, Dhuha Rabu, 26-Shofar-1442 H / 14-Oktober-2020 M

https://t.me/bimbingansyariah

 

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

Ikuti kami di Facebook Humayro. Satu tempat untuk pembelajaran tiada henti. Pembelajaran setiap hari. Pembelajaran sepanjang hayat.

Subscribe

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

Humayro.com – Belajar Sepanjang Hayat.  Kantor : Jalan Taman Pahlawan Gg. Ikhlas No. 2 RT18/RW 08 Purwakarta 41119