Home SirahZaid bin Haritsah: Anak Angkat Rasulullah ﷺ

Zaid bin Haritsah: Anak Angkat Rasulullah ﷺ

Zaid bin Haritsah bukan sekadar sahabat Nabi ﷺ, tetapi simbol kesetiaan, pengorbanan, dan keberanian. Da

by Abu Umar
0 comments 532 views

Zaid bin Haritsah radhiyallahu ‘anhu adalah sosok yang istimewa dalam sejarah Islam. Ia dikenal sebagai satu-satunya sahabat Nabi ﷺ yang disebutkan namanya secara langsung dalam Al-Qur’an. Kisah hidupnya adalah perjalanan luar biasa dari seorang budak menjadi panglima perang dan orang yang sangat dicintai Rasulullah ﷺ.

Asal Usul dan Masa Kecil

Zaid berasal dari Bani Kalb, sebuah kabilah Arab yang terhormat. Saat masih kecil, ia diculik dalam sebuah serangan kabilah dan kemudian dijual sebagai budak di pasar ‘Ukaz. Dari pasar itu, ia dibeli oleh Hakim bin Hizam untuk bibinya, Khadijah binti Khuwailid radhiyallahu ‘anha, yang kemudian menghadiahkannya kepada suaminya, Muhammad ﷺ sebelum beliau diangkat menjadi Nabi.

Rasulullah ﷺ, yang terkenal dengan akhlak mulia, memperlakukan Zaid bukan seperti budak, melainkan seperti keluarga sendiri. Ketulusan dan kasih sayang Rasulullah membuat Zaid merasa betah dan mencintainya dengan sepenuh hati.

BACA JUGA:  Kesabaran Rasulullah terhadap Tetangga-tetangganya

Menjadi Anak Angkat Rasulullah ﷺ

Ketika ayah Zaid, Haritsah bin Syarahil, mendengar kabar bahwa anaknya berada di Makkah, ia datang bersama saudaranya untuk menebus Zaid. Namun, Rasulullah ﷺ memberi pilihan kepada Zaid: ikut pulang bersama ayahnya atau tetap tinggal bersamanya.

Dengan penuh keyakinan, Zaid memilih tetap bersama Rasulullah ﷺ, meskipun itu berarti ia tidak kembali ke kampung halamannya. Rasulullah ﷺ pun berdiri di hadapan orang-orang Quraisy dan menyatakan bahwa Zaid adalah anak angkatnya. Sejak saat itu, ia dikenal dengan nama Zaid bin Muhammad.

Perubahan Hukum: Kembali Menjadi Zaid bin Haritsah

Tradisi mengangkat anak di Arab kala itu menyamakan anak angkat dengan anak kandung dalam nasab. Namun, Islam kemudian menetapkan aturan bahwa nasab seseorang harus kembali kepada ayah kandungnya. Allah menurunkan firman-Nya:

“Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-laki di antara kamu, tetapi dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-nabi. Dan adalah Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.” (QS. Al-Ahzab: 40)

Ayat ini menegaskan bahwa Rasulullah ﷺ bukanlah ayah kandung Zaid, sehingga namanya kembali menjadi Zaid bin Haritsah. Meski demikian, kasih sayang Rasulullah kepadanya tidak pernah berkurang sedikit pun.

Keislaman Zaid dan Kedekatannya dengan Rasulullah ﷺ

Zaid termasuk di antara orang-orang yang pertama memeluk Islam. Ia menyaksikan sendiri perjuangan Rasulullah ﷺ sejak masa awal dakwah. Kesetiaan Zaid tak pernah pudar, bahkan ia rela meninggalkan segala kenyamanan demi mendampingi Rasulullah dalam suka maupun duka.

Para sahabat sering menyaksikan bagaimana Rasulullah ﷺ memanggilnya dengan penuh kehangatan dan memberikan tugas-tugas penting kepadanya. Zaid juga dikenal sebagai sahabat yang berakhlak mulia, sabar, dan berani.

Pernikahan dan Ujian Kehidupan

Rasulullah ﷺ menikahkan Zaid dengan Zainab binti Jahsy radhiyallahu ‘anha. Namun, pernikahan ini tidak bertahan lama karena perbedaan karakter. Setelah perceraian, Allah memerintahkan Rasulullah ﷺ untuk menikahi Zainab sebagai bentuk penghapusan tradisi jahiliyah yang menganggap mantan istri anak angkat seperti menantu sendiri (QS. Al-Ahzab: 37). Peristiwa ini menjadi bagian penting dari penetapan hukum Islam terkait anak angkat.

Panglima Perang yang Gagah Berani

Zaid memiliki jiwa kepemimpinan yang kuat. Rasulullah ﷺ mempercayainya untuk memimpin pasukan dalam beberapa ekspedisi, meskipun di antara pasukan itu terdapat sahabat-sahabat besar seperti Abu Bakar, Umar, dan Ali radhiyallahu ‘anhum.

Misi terbesar yang dipimpin Zaid adalah Perang Mu’tah pada tahun 8 H. Rasulullah ﷺ mengangkatnya sebagai panglima utama, dengan instruksi bahwa jika ia gugur, komando dilanjutkan oleh Ja’far bin Abi Thalib, lalu Abdullah bin Rawahah. Dalam pertempuran tersebut, Zaid menunjukkan keberanian luar biasa melawan pasukan Romawi yang jumlahnya jauh lebih besar.

Syahid di Perang Mu’tah

Zaid radhiyallahu ‘anhu gugur sebagai syuhada di medan Mu’tah, memegang panji Islam hingga hembusan napas terakhir. Rasulullah ﷺ, yang sedang berada di Madinah, mendapat wahyu tentang kejadian itu. Beliau menangis tersedu-sedu ketika mendengar kabar gugurnya Zaid, Ja’far, dan Abdullah bin Rawahah.

Kecintaan Rasulullah kepada Zaid terbawa pula kepada putranya, Usamah bin Zaid, yang juga menjadi salah satu panglima perang muda yang dipilih langsung oleh Nabi ﷺ.

BACA JUGA:  Rasulullah ﷺ dan Orang-orang Thaif

Pelajaran dari Kehidupan Zaid bin Haritsah

Kisah Zaid memberikan banyak pelajaran berharga:

1- Kesetiaan dan pengorbanan – Zaid memilih Rasulullah ﷺ meski berarti berpisah dengan keluarga kandungnya.

2- Keberanian – Ia memimpin pasukan Islam melawan kekuatan besar tanpa gentar.

3- Keadilan dalam hukum Islam – Perubahan nasab Zaid menjadi pelajaran tentang pentingnya menjaga garis keturunan sesuai syariat.

4- Kasih sayang tanpa batas – Rasulullah ﷺ membuktikan bahwa hubungan batin bisa lebih kuat dari hubungan darah.

Penutup

Zaid bin Haritsah bukan sekadar sahabat Nabi ﷺ, tetapi simbol kesetiaan, pengorbanan, dan keberanian. Dari seorang budak hingga menjadi panglima, perjalanan hidupnya menunjukkan bahwa kemuliaan dalam Islam tidak diukur dari nasab atau status sosial, melainkan dari iman, akhlak, dan pengabdian kepada Allah dan Rasul-Nya. []

Referensi:
Ibnu Hajar al-Asqalani, Al-Ishabah fi Tamyiz ash-Shahabah.
Ibnu Sa’d, At-Tabaqat al-Kubra, jilid 3.
Al-Bukhari, Shahih al-Bukhari, Kitab al-Maghazi.
Muslim, Shahih Muslim, Kitab Fadha’il ash-Shahabah.
Al-Qur’an al-Karim, QS. Al-Ahzab ayat 37 & 40.

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

Ikuti kami di Facebook Humayro. Satu tempat untuk pembelajaran tiada henti. Pembelajaran setiap hari. Pembelajaran sepanjang hayat.

Subscribe

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

Humayro.com – Belajar Sepanjang Hayat.  Kantor : Jalan Taman Pahlawan Gg. Ikhlas No. 2 RT18/RW 08 Purwakarta 41119