Home KajianBisakah Mimpi Bertemu dengan Rasulullah?

Bisakah Mimpi Bertemu dengan Rasulullah?

Para ulama salaf menekankan pentingnya tatsabbut (verifikasi) terhadap mimpi semacam ini.

by Abu Umar
0 comments 61 views

Mimpi adalah bagian dari kehidupan ruhani manusia yang sering kali menyimpan pesan, isyarat, atau sekadar bayangan dari apa yang tersimpan di dalam hati. Namun, di antara sekian banyak mimpi, ada mimpi yang begitu agung: mimpi melihat Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam.

Namun, tahukah kita bahwa syaithan pun mampu menipu manusia lewat mimpi? Ia bisa menyerupai bentuk seseorang yang kita kenal—ayah, ibu, saudara, bahkan guru—untuk menanamkan keraguan, rasa takut, atau kesesatan. Tapi ada satu kelemahan besar syaithan: ia tidak mampu menyerupai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam.

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda: “Barangsiapa melihatku dalam mimpi, maka sungguh ia benar-benar telah melihatku. Karena sesungguhnya syaithan tidak dapat menyerupaiku.” (HR. Muslim no. 2266)

BACA JUGA:  Mimpi Sahabat yang Dijamin Masuk Surga

Hadits ini menegaskan bahwa siapa pun yang benar-benar melihat Nabi dalam mimpinya, maka ia telah melihat Nabi yang sejati. Namun, bukan berarti setiap mimpi yang mengaku bertemu seseorang yang mengaku “Rasulullah” benar adanya. Sebab, syaithan bisa datang dalam rupa manusia lain, lalu mengaku sebagai Nabi.

Karena itu, para ulama salaf menekankan pentingnya tatsabbut (verifikasi) terhadap mimpi semacam ini. Seorang tabi’in mulia, Ayyub As-Sikhtiyani, meriwayatkan kisah dari Muhammad bin Sirin rahimahullah, seorang ahli tafsir mimpi yang terkenal di kalangan salaf:

“Apabila ada seseorang yang bercerita kepadanya bahwa ia bermimpi melihat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, maka Ibnu Sirin berkata: ‘Ceritakan kepadaku bagaimana ciri-ciri orang yang engkau lihat.’ Jika orang itu menyebutkan ciri-ciri yang tidak dikenal dari sifat Nabi, beliau akan berkata, ‘Engkau tidak melihat Nabi.’” (Fathul Bari, 12/384)

Inilah bentuk kehati-hatian para salaf dalam urusan mimpi. Mereka tidak tergesa-gesa mengklaim sesuatu yang mulia tanpa dasar ilmu. Sebab, sebagaimana perkataan Al-Fudhail bin ‘Iyadh rahimahullah:

“Amalan yang paling jujur adalah yang paling sesuai dengan sunnah. Betapa banyak orang beramal dengan niat baik, tapi tidak di atas jalan yang benar.”

Demikian pula dalam urusan mimpi. Niat seseorang boleh jadi tulus, tapi jika tidak disertai ilmu dan kehati-hatian, syaithan bisa menyusup dari celah itu.

BACA JUGA:  Mimpi Abu Bakar sebelum Masuk Islam

Maka, siapa pun yang bermimpi melihat Rasulullah, hendaklah ia menilai dengan ilmu: apakah sosok dalam mimpinya sesuai dengan sifat fisik dan akhlak Nabi sebagaimana dijelaskan dalam hadits-hadits shahih? Apakah wajahnya, rambutnya, dan tutur katanya selaras dengan deskripsi para sahabat?

Untuk mengenal lebih dalam sifat dan keindahan pribadi Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam, bacalah kitab Asy-Syamā’il Al-Muhammadiyyah karya Imam At-Tirmidzi, atau kitab-kitab sejenis yang mengumpulkan riwayat tentang fisik dan akhlak beliau. Di sana, kita akan mengenal Rasulullah dengan ilmu, bukan hanya dengan perasaan.

Karena mencintai Nabi bukan sekadar mengaku bermimpi melihat beliau, tetapi meneladani sunnahnya dengan hati yang bersih dan ilmu yang benar. []

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

Ikuti kami di Facebook Humayro. Satu tempat untuk pembelajaran tiada henti. Pembelajaran setiap hari. Pembelajaran sepanjang hayat.

Subscribe

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

Humayro.com – Belajar Sepanjang Hayat.  Kantor : Jalan Taman Pahlawan Gg. Ikhlas No. 2 RT18/RW 08 Purwakarta 41119