Pada musim haji tahun 11 dari kenabian, bertepatan dengan Juli 620 M, dakwah Islam mendapatkan benih-benih yang baik dan tumbuh menjadi pohon yang rindang. Di bawah lindungannya, orang-orang muslim bisa melepaskan diri dari lembaran-lembaran kezaliman dan ketidakadilan yang telah berlangsung beberapa tahun.
Sebuah langkah bijaksana dilakukan oleh Rasulullah dalam menghadapi tindakan penduduk Mekkah yang selalu mendustakan dan menghalang-halangi orang untuk mengikuti jalan Allah. Beliau menemui beberapa kabilah pada malam hari, sehingga tidak seorang pun dari Musyrikin penduduk Mekkah yang menghalanginya. (Tarikh Islam, An-Najibabadi, 1/129).
Suatu malam, beliau keluar ditemani Abu Bakar dan Ali. Beliau melewati perkampungan Dzuhl dan Syaiban bin Tsa’labah. Beliau menyampaikan Islam kepada mereka. Abu Bakar dan seorang dari kabilah Dzuhl mengadakan perdebatan yang seru. Adapun Bani Syaiban. mereka memberikan jawaban yang tegas, tetapi masih menunda untuk menerima Islam. (Mukhtashar Siratur Rasul, Syaikh Abdullah An-Najdi, 150-152).
BACA JUGA: Ketika Jibril Turun Membawa Wahyu
Rasulullah selanjutnya melewati Aqabah di Mina. Di sana beliau mendengar beberapa orang yang sedang bercakap-cakap. Beliau mendekat dan ternyata mereka adalah enam orang pemuda Yatsrib yang semuanya berasal dari Khazraj. Mereka adalah:
1. As’ad bin Zurarah – Bani Najjar
2. Auf bin Al-Harits bin Rifa’ah bin Afra – Bani Najjar
3. Rafi bin Malik bin Al-Ajlan Bani Zuraiq
4. Quthbah bin Amir bin Hadidah – Bani Salamah
5. Aqabah bin Amir bin Nabi – Bani Hiram bin Ka’ab
6. Jabir bin Abdillah bin Riab Bani Ubaid bin Ghanam.
Mereka pernah mendengar dari sekutu-sekutu mereka dari kalangan Yahudi Madinah, bahwa ada seorang nabi di antara para nabi yang diutus pada masa ini. la akan muncul dan mereka akan mengikutinya. Dengan demikian, mereka bisa memerangi Khazraj dengan peperangan sedahsyat yang menghancurkan kaum Ad dan Iram.”
Setelah bertatap muka, beliau bertanya kepada mereka, “Siapakah kalian ini?” Mereka menjawab, “Kami dari Khazraj.”
“Sekutu orang-orang Yahudi?”tanya beliau lagi.
“Benar.”
“Maukah kalian duduk-duduk agar aku bisa bercakap-cakap dengan kalian?”
“Baiklah.”
Mereka pun duduk dan beliau menjelaskan hakikat Islam dan dakwahnya. Beliau mengajak mereka kepada Allah dan membacakan Al-Qur’an. Mereka saling berkata, “Demi Allah, kalian tahu sendiri bahwa ia benar-benar nabi seperti yang diceritakan oleh orang-orang Yahudi. Janganlah mereka mendahului kalian. Segeralah memenuhi seruannya dan masuklah Islam.”
BACA JUGA: Kecintaan Para Sahabat terhadap Rasulullah
Mereka merupakan pemuda-pemuda Yatsrib yang cerdas. Di Yatsrib, setiap saat peperangan antarsuku siap meluluhlantakkan dan bara api saat itu pun masih menyala. Mereka berharap dakwah beliau ini bisa menjadi sebab pereda peperangan di sana. Mereka berkata, “Kami tidak akan membiarkan kaum kami dan kaum lainnya terus bermusuhan dan berbuat jahat. Semoga Allah menyatukan mereka denganmu. Kami akan menawarkan agama yang telah kami anut ini. Bila Allah menyatukan mereka, tidak ada orang yang lebih mulia selain dirimu.”
Mereka pun kembali ke Madinah membawa risalah Islam dan menyebarkannya di sana. Tidak ada satu rumah pun kecuali telah menyebut nama Rasulullah.
Pada Syawwal tahun 11 dari kenabian ini pula Rasulullah menikah dengan Aisyah yang saat itu berusia 7 tahun. Beliau berkumpul dengannya di Madinah pada Syawwal 1 H ketika Aisyah berusia 9 tahun. []
Sumber: Sirah Rasulullah, Sejarah Hidup Nabi Muhammad ﷺ / Penulis: Syaikh Shafiyyurahman al-Mubarakfuri/ Penerbit: Ummu Qura
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

