Definisi secara bahasa dan istilah syar’i
Tayamum secara bahasa. Al-Qashdu (menginginkan sesuatu).
Dikatakan,
تيممت فلانا ويممته وتألمته وأمنه، أي قصدته
Artinya: aku menginginkan fulan. Allah berfirman:
…. ولا تيمموا الحبيث منه النفقون ……
“Janganlah kamu memilih yang buruk untuk kamu keluarkan.” (QS. Al-Baqarah (2): 267).
Tayamum secara istilah syar’i adalah menyentuh debu (permukaan bumi) untuk menyucikan diri dengan tujuan membolehkan perkara-perkara yang boleh dilakukan dengan berwudhu dan mandi.
BACA JUGA: Apakah Setiap Kali Shalat Harus Wudhu Lagi, padahal Belum Batal?
Disyari’atkannya Tayamum
Tayamum disyari’atkan berdasarkan Al-Qur’an, Sunnah dan Ijma’
Al-Qur’an
Allah berfirman:
…. فَلَمْ تَجِدُوا مَاءً فَتَيَمَّمُوا صَعِيدًا طيبا …..
“maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci)…” (QS. Al-Maidah [5]: 6).
As-Sunnah
Sabda Nabi
جعِلَتِ الْأَرْضُ كُلُّهَا لِي وَلِأُمَّتِي مَسْجِدًا وَطَهُورًا، فَأَيْنَمَا أَدْرَكَتْ رَجُلًا مِنْ أُمَّتِي
الصلاة، فَعِنْدَهُ مَسْجِدُهُ وَعِنْدَهُ ظهوره
“Semua bagian bumi dijadikan bagiku dan umatku sebagai tempat untuk shalat dan alat untuk bersuci. Di mana pun waktu shalat telah mendatangi seseorang dari umatku, maka di sanalah tempat shalatnya, dan alat bersucinya.” (Hasan HR. Ahmad (2/222). Dan jalur periwayatan Amra bin Susaib dan bapaknya dari kakeknya)
Hadits Imran bin Hushain, ia menuturkan. “Rasulullah mengerjakan shalat. Beliau melihat seseorang menyingkir dan tidak mengerjakan shalat bersama orang-orang. Nabi lantas bertanya:
يَا فُلَانٌ مَا مَنَعَكَ أَلَّا تُصَلِّي مَعَ الْقَوْمِ؟
“Wahai fulan, apa yang menghalangimu untuk mengerjakan shalat bersama orang-orang?” Orang itu menjawab, “Wahai Rasulullah, aku sedang junub, tapi tidak ada air.”
BACA JUGA: Keutamaan Wudhu: Jalan Menuju Surga
Nabi bersabda:
عَلَيْكَ بِالصَّعِيدِ فَإِنَّهُ يَكْفِيكَ
“Kamu bisa menggunakan debu. Itu sudah cukup bagimu. “Ketika air sudah ada, Nabi memberikannya bejana berisi air seraya bersabda:
اغْتَسِلُ بِهِ
“Mandilah dengan air ini.” (Shahih. HR Al Bukhari 3401, Muslim (15351)
Ijma’
Ibnu Qudamah di dalam Al-Mughni (1/148) berkata, “Adapun ijma mengenai tayamum, umat Islam telah sepakat akan kebolehan tayamum secara umum.” []
Refernsi : Shahih Fiqhu As-Sunnah (Shahih Fiqih Sunnah (Jilid 1)/ Penulis: Abu Malik Kamal bin As-Sayyid Salim / Penerbit: Insan Kamil / Cetakan: Cet. 1: Nopember 2021 / Rabiul Akhir 1443 H
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

