Disebutkan dari Anas, bahwa Rasulullah berkata kepada Jibril:
(( مَا لِي لَمْ أَرَ مِيكَائِيلَ صَاحِكًا قط؟ قَالَ: مَا ضَحِكَ مُنْذُ خُلِقَتِ النَّارُ ))
“Mengapa aku belum pernah melihat Malaikat Mikail tertawa?” Jibril menjawab: “Ia tidak pernah tertawa sejak Neraka diciptakan.”
Di dalam Shahih Muslim,” juga dari Anas, ia mengatakan bahwa Rasulullah bersabda:
(( يُؤْتَى بِأَنْعَمِ أَهْلِ الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ النَّارِ، فَيُصْبَعُ فِي النَّارِ صِبْغَةً، ثُمَّ يُقَالُ لَهُ: يَا ابْنَ آدَمَ هَلْ رَأَيْتَ خَيْرًا قَط ؟ هَلْ مَرَّ بِكَ نَعِيمٌ قَطُّ فَيَقُوْلُ: لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ. وَيُؤْتَى بِأَشَةِ النَّاسِ بُوسًا فِي الدُّنْيَا مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ، فَيُصْبَعُ فِي الْجَنَّةِ صِبْغَةً، فَيُقَالُ لَهُ: يَا ابْنَ آدَمَ! هَلْ رَأَيْتَ بُوسًا قَط هَلْ مَرَّ بِكَ شِدَّةٌ قَطْ؟ فَيَقُوْلُ: لَا وَاللَّهِ يَا رَبِّ مَا مَرَّ بِي بُؤْسٌ قَط وَلَا رَأَيْتُ شِدَّةً قَطُّ ))
“Dihadirkan salah seorang calon penghuni Neraka yang sewaktu di dunia adalah orang yang paling banyak mendapat kesenangan. Lantas, ia dicelupkan ke dalam Neraka, sekali celupan, lalu ditanya, “Wahai anak Adam, apakah kamu pernah melihat suatu kebukan? Apakah kamu pernah merasakan suatu kesenangan?” la menjawab, “Demi Allah, tidak pernah, wahai Rabbku.” Selanjutnya, dihadirkan salah seorang calon penghuni Surga yang sewaktu di dunia adalah orang yang paling sengsara. Lantas, ia dicelupkan ke dalam Surga, sekali celupan, lalu ditanya, “Wahai Anak Adam, apakah kamu pernah melihat kesengsaraan? Apakah kamu pernah mengalami penderitaan?” la menjawab: “Demi Allah, tidak pernah, wahai Rabbku. Aku tidak pernah mengalami kesengsaraan dan aku tidak pernah melihat penderitaan.”
Di dalam al-Musnad, dari al-Bara bin Azib, ia berkata: “Kami pernah keluar bersama Nabi untuk menyertai jenazah salah seorang Anshar. Kami berhenti di kuburnya sementara liang lahatnya belum selesai dibuat. Rasulullah kemudian duduk dan kami pun duduk di sekitar beliau, hingga seolah-olah di atas kepala kami ada burung (menandakan suasana yang hening dan khusyu). Di tangan beliau terdapat ranting pohon yang dipukul-pukulkan ke tanah. Beliau mengangkat kepalanya dan berkata: “Mintalah perlindungan kepada Allah dari adzab kubur.” Beliau mengulanginya sebanyak dua atau tiga kali.
BACA JUGA: Apakah Iblis dari Kalangan Malaikat?
Nabi melanjutkan: “Ketika seorang hamba Mukmin menghadapi saat-saat berpisah dari dunia dan menghadap ke akhirat, turunlah kepadanya para Malaikat yang berwajah putih dari langit. Wajah mereka seperti matahari. Mereka membawa sebuah kafan dan hanith dari Surga. Mereka lalu duduk di sekitarnya sejauh mata memandang. Selanjutnya, datanglah Malaikat maut. la duduk di sisi kepalanya dan berkata: “Keluarlah, wahai jiwa yang tenang, Keluarlah menuju ampunan dan keridhaan Allah.” Jiwa itu pun mengalir keluar seperti aliran tetesan air dari mulut bejana, kemudian Malaikat maut segera mengambilnya.
Saat Malaikat maut mengambilnya, para Malaikat yang lain tidak membiarkan jiwa tersebut berada di tangannya walaupun hanya sekejap. Mereka segera mengambil dan meletakkannya di kafan dan banûth, hingga keluar dari jiwa tersebut bau harum seperti bau minyak kesturi terwangi yang ada di bumi. Mereka lalu membawanya naik. Setiap kali melewati sekelompok Malaikat langit, mereka selalu ditanya: ‘Siapakah roh yang baik ini?’ Mereka menjawab: ‘Fulan bin Fulan,’ dengan menyebutkan nama terbaiknya sewaktu di dunia. Hingga akhirnya, mereka sampai ke langit dunia. Mereka pun meminta agar pintu langit dibukakan untuk jiwa tersebut, lalu dibukalah pintu itu untuknya. Malaikat Muqarrabun di langit tersebut turut mengantarkannya hingga ke langit selanjutnya. Demikianlah seterusnya hingga langit ketujuh.
Kemudian, Allah berkata: ‘Catatlah kitab amal hamba-Ku dalam Illiyyin dan kembalikanlah ia ke bumi. Karena Aku menciptakan mereka dari tanah, Aku pun mengembalikan mereka ke tanah pula, juga darinya akan Aku keluarkan mereka pada kali yang lain.”
Nabi melanjutkan: “Maka ruhnya dikembalikan ke bumi. Setelah itu, datang dua Malaikat kepadanya. Keduanya mendudukkan hamba tadi dan bertanya kepadanya: ‘Siapa Rabbmu?’ ‘Rabbku adalah Allah, jawabnya. ‘Apa agamamu?” tanya kedua Malaikat tersebut. ‘Agamaku adalah Islam.’ ‘Siapa laki-laki ini, yang diutus kepada kalian?” “Dia adalah Muhammad Rasulullah.’ ‘Apa ilmumu?’ ‘Aku membaca Kitabullah. Aku pun mengimani dan membenarkannya.’ Tiba-tiba, terdengarlah panggilan dari langit: ‘Hamba-Ku benar. Bentangkanlah untuknya permadani dari Surga, berilah ia pakaian dari Surga, dan bukakanlah satu pintu menuju Surga untuknya.”
Nabi melanjutkan: “Ia mendapatkan sebagian kesenangan dan keindahan Surga, serta kuburnya dibentangkan sejauh mata memandang. Selanjutnya, datanglah seseorang yang bagus paras wajahnya, indah bajunya, serta wangi baunya. Orang itu berkata: “Bergembiralah dengan berita baik untukmu. Inilah hari yang dahulu dijanjikan kepadamu.” Ia bertanya: ‘Siapakah engkau? Wajahmu membawa kebaikan.’ Orang tadi menjawab: ‘Aku adalah amal shalihmu. Ia lalu berkata: ‘Wahai Rabbku, segerakanlah Kiamat, segerakanlah Kiamat, hingga aku dapat kembali ke keluarga dan hartaku.”
Nabi melanjutkan: “Jika orang kafir menghadapi saat-saat berpisah dari dunia dan menghadap akhirat, turunlah kepadanya para Malaikat berwajah hitam dari langit. Mereka membawa kain yang sangat jelek, lalu duduk di sekitarnya sejauh pandangan mata. Sesudah itu, datanglah Malaikat maut. Malaikat itu duduk di sisi kepalanya dan berkata: Wahai jiwa yang hina, keluarlah kepada kemurkaan dan kemarahan Allah.’ Roh tersebut justru tenggelam dalam jasadnya. Malaikat maut kemudian mencabutnya seperti mencabut batangan besi yang biasa dipakai untuk membakar daging dari jalinan benang wol basah, hingga Malaikat itu mengambil roh tersebut.
Saat Malaikat maut mengambilnya, para Malaikat yang lain tidak membiarkannya walaupun hanya sekejap. Mereka segera mengambil dan meletakkannya pada kain kasar tadi. Muncullah bau yang amat busuk seperti bau bangkai terbusuk yang pernah ada di muka bumi. Mereka lalu membawanya naik ke langit. Setiap kali melewati sekelompok Malaikat, mereka selalu ditanya: ‘Siapakah roh yang buruk ini?’ Mereka menjawab: ‘Fulan bin Fulan, dengan menyebutkan nama terjeleknya sewaktu di dunia. Mereka pun meminta agar pintu langit dibuka, tetapi pintu itu tidak dibukakan untuknya.”
Setelah itu, Nabi membaca:
لَا نُفَتَّحُ لَهُمْ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَلَا يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ حَتَّى يَلِجَ الْجَمَلُ فِي سَمِّ الْحَيَاطِ
“Tidak akan dibukakan pintu-pintu langit bagi mereka, dan mereka tidak akan masuk surga, sebelum unta masuk ke dalam lubang jarum.” (QS. Al-A’raf: 40)
Selanjutnya, Allah berkata: “Catatlah kitab amalnya di Sijjîn, di bumi yang paling bawah.” Lantas, rohnya dilemparkan. Kemudian Nabi membaca:
… وَمَن يُشْرِكْ بِاللَّهِ فَكَأَنَّمَا خَرَّ مِنَ السَّمَاءِ فَتَخْطَفُهُ الطَّيْرُ أَوْ تَهْوِي بِهِ الرِّيحُ فِي مَكَانٍ سَحِيقِ )
“… Barangsiapa mempersekutukan Allah, maka seakan-akan dia jatuh dari langit lalu disambar oleh burung, atau diterbangkan angin ke tempat yang jauh.” (QS. Al-Hajj: 31)
Roh itu lalu dikembalikan ke jasadnya. Setelah itu, datang dua Malaikat, lalu mendudukkannya dan bertanya kepadanya: “Siapakah Rabbmu? “Ha, ha, aku tidak tahu,” jawabnya. “Apa agamamu?” “Ha, ha, aku tidak tahu.” “Siapakah orang ini, yang diutus kepada kalian?” “Ha, ha, aku tidak tahu.”
BACA JUGA: Kisah Nabi Musa ‘Alaihis Salam dan Malaikat Maut
Tiba-tiba, terdengar panggilan dari langit: “Hamba-Ku berdusta. Bentangkanlah untuknya permadani dari Neraka, berikanlah ia pakaian dari api Neraka, dan bukalah pintu Neraka untuknya.” Ia pun merasakan panasnya Neraka serta hawa panasnya. Kuburnya pun disempitkan, hingga tulang-tulang rusuknya berantakan.
Kemudian, datang seseorang yang berwajah buruk, berpakaian lusuh, dan baunya busuk. Orang itu berkata: “Bergembiralah dengan berita buruk untukmu! Inilah hari yang dijanjikan kepadamu.” “Siapakah engkau? Wajahmu mendatangkan kejelekan,” tanyanya. “Aku adalah amal burukmu.” Ia lantas berkata: “Wahai Rabbku, janganlah Engkau datangkan hari Kiamat.”
Disebutkan dalam suatu lafazh dari Ahmad: “Setelah itu dihadirkan kepadanya seseorang yang buta, tuli, dan bisu. Di tangannya terdapat palu godam yang sekiranya dihantamkan ke sebuah gunung niscaya akan hancur menjadi debu. Orang tadi pun memukulnya dengan satu pukulan yang membuatnya hancur menjadi debu. Allah mengembalikannya seperti semula, lalu orang tadi kembali memukulnya sebagaimana sebelumnya. Maka berteriaklah dia dengan teriakan yang dapat didengar oleh semua makhluk, kecuali jin dan manusia.”
Al-Bara berkata: “Lalu, salah satu pintu Neraka dibukakan untuknya dan dibentangkan pula tempat tidur dari Neraka.” []
Sumber: Ad-Daa’ wad Dawaa’, Macam-macam Penyakit hati yang Membahayakan dan Resep Pengobatannya, karya Ibnu Qayyim Al-Jauziyah, Pustaka Imam As-Syafi’i, Cetakan ke-10 November 2016 M
Ikuti kami selengkapnya di:
WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

