Home IbadahKeberkahan yang Turun Bersama Hujan

Keberkahan yang Turun Bersama Hujan

Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan, air hujan adalah sesuatu yang suci lagi menyucikan. Oleh karenanya, para salaf terdahulu pun berdoa dan mengambil berkah dari air hujan yang masih turun.

by Abu Umar
0 comments 216 views

Pernahkah kita berhenti sejenak, menengok ke luar jendela, dan merenungi tetes-tetes hujan yang turun dari langit? Betapa sering hujan kita anggap sekadar fenomena alam biasa, padahal sesungguhnya ia adalah tanda kasih sayang Allah Ta’ala, anugerah yang penuh keberkahan.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“اُطْلُبُوا اسْتِجَابَةَ الدُّعَاءِ عِنْدَ ثَلَاثٍ : عِنْدَ الْتِقَاءِ الْجُيُوشِ ، وَإِقَامَةِ الصَّلَاةِ ، وَنُزُولِ الْغَيْثِ”

‘Carilah doa yang mustajab pada tiga keadaan: bertemunya dua pasukan, menjelang sholat dilaksanakan, dan saat hujan turun.’ (HR. Abu Dawud no. 2540; dishahihkan Al-Albani)

hadits ini menunjukkan betapa istimewanya hujan. Ia bukan hanya menumbuhkan tumbuhan, memberi minum hewan, atau menyejukkan bumi yang panas. Tapi lebih dari itu, saat hujan adalah waktu terkabulnya doa. Allah membuka pintu rahmat-Nya, mengabulkan pinta hamba-hamba-Nya yang bermunajat dengan penuh pengharapan.

BACA JUGA:  Ini Doa Ketika Hujan Turun

Oleh karena itu, Nabi kita yang mulia mengajarkan doa yang sangat singkat dan sarat makna saat hujan turun:

“اللَّهُمَّ صَيِّباً نَافِعاً”

‘Ya Allah, turunkanlah kepada kami hujan yang bermanfaat.’ (HR. Bukhari no. 1032)

Perhatikan, kita diajarkan untuk meminta agar hujan yang turun membawa manfaat, bukan mudarat. Karena hujan pun bisa menjadi ujian dan azab bagi manusia yang lalai dan kufur nikmat. Allah Ta’ala berfirman:

“Dan Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira sebelum kedatangan rahmat-Nya (hujan).” (QS. Al-A’raf: 57)

Hujan adalah rahmat. Namun, rahmat ini hanya akan benar-benar menjadi berkah bagi mereka yang menyadarinya, bersyukur, dan menggunakannya sebagai sarana mendekatkan diri kepada Allah.

Renungkanlah: hujan adalah kesempatan emas untuk memperbaiki doa kita

Terkadang kita berdoa tergesa-gesa. Kadang kita berdoa hanya di lisan, hati kita lalai. Namun, saat hujan turun, mari kita diam sejenak. Mari kita resapi suara rintiknya, lalu kita panjatkan doa dengan khusyuk. Rasulullah sendiri mencontohkan untuk membuka kepala atau tubuh agar terkena air hujan, sebagai bentuk rasa syukur akan keberkahan langit (HR. Muslim no. 898).

Imam Nawawi rahimahullah dalam Syarh Shahih Muslim menjelaskan, air hujan adalah sesuatu yang suci lagi menyucikan. Oleh karenanya, para salaf terdahulu pun berdoa dan mengambil berkah dari air hujan yang masih turun.

Hujan juga mengingatkan kita akan kelemahan kita

Di balik hujan terkandung pelajaran akidah yang mendalam. Betapa kita ini lemah, tak berdaya. Kita tak mampu memanggil hujan, tak bisa pula menolaknya bila Allah berkehendak menurunkannya. Allah Ta’ala berfirman:

“Dan Kami turunkan hujan dari langit menurut suatu ukuran; lalu Kami jadikan air itu menetap di bumi, dan sesungguhnya Kami benar-benar berkuasa menghilangkannya.” (QS. Al-Mu’minun: 18)

Betapa banyak manusia modern yang sombong karena teknologi, namun tak berdaya di hadapan satu fenomena alam bernama hujan. Hujan adalah tamparan lembut bagi hati kita, mengingatkan bahwa hanya Allah yang Maha Kuasa.

BACA JUGA:  Keutamaan dan Keberkahan Hari Senin dan Kamis

Mari kita jadikan hujan sebagai momentum taubat dan syukur

Daripada hanya mengeluh tentang jalanan macet atau cucian tak kering, lebih baik kita memperbanyak istighfar. Ibnul Qayyim rahimahullah berkata: “Hujan adalah saat diturunkannya rahmat, maka selayaknya hati pun condong kepada Dzat yang menurunkan rahmat tersebut.” (Lihat Zadul Ma’ad)

Saat hujan, mintalah ampunan, mohonkan kebaikan untuk diri, keluarga, dan seluruh kaum Muslimin. Doakan kaum muslimin di negeri-negeri yang sedang dilanda kekeringan, perang, atau bencana.

Marilah kita memanfaatkan momen turunnya hujan untuk bermunajat, bersyukur, dan memperbarui iman kita. Semoga setiap tetesnya menjadi saksi kita di hadapan Allah, bahwa kita tak pernah lalai mengingat-Nya. []

Referensi
HR. Abu Dawud no. 2540; dishahihkan Al-Albani
HR. Bukhari no. 1032
HR. Muslim no. 898
QS. Al-A’raf: 57
QS. Al-Mu’minun: 18
Imam Nawawi, Syarh Shahih Muslim
Ibnul Qayyim, Zadul Ma’ad

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

Ikuti kami di Facebook Humayro. Satu tempat untuk pembelajaran tiada henti. Pembelajaran setiap hari. Pembelajaran sepanjang hayat.

Subscribe

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

Humayro.com – Belajar Sepanjang Hayat.  Kantor : Jalan Taman Pahlawan Gg. Ikhlas No. 2 RT18/RW 08 Purwakarta 41119