Home SirahKhadijah, Wanita Mulia, Ketika Hendak Meminang Nabi

Khadijah, Wanita Mulia, Ketika Hendak Meminang Nabi

by Abu Umar
0 comments 119 views

Khadijah binti Khuwailid ialah tokoh wanita Quraisy yang suci. Ia lahir di keluarga yang terhormat diperkirakan pada lima belas tahun sebelum tahun Gajah. Ia memiliki keistimewaan dalam cara berpikirnya yang tajam dan berkepribadian luhur. Bahkan banyak tokoh Quraisy yang mengaguminya.

Namun sangat disayangkan selama ia berpisah dengan suami keduanya yaitu ‘Atiq bin A’idz, ia tak pernah menerima lamaran dari pria mana pun.

Itu terjadi karena ia ingin lebih fokus terhadap usaha berniaganya dan mengasuh anak-anaknya, yang bernama Halah dan Hundun, yang ia miliki pada pernikahan pertamanya.

Karena Khadijah seorang saudagar kaya maka ia terbiasa memberikan upah pada kaum laki-laki yang mau bekerjasama dengannya. Hingga akhirnya ia mengenal Nabi sebelum masa kenabiaannya. Ialah Muhammad yang memiliki sifat yang jujur, amanah dan berakhlak mulia. Khadijah pun mempercayakan barang dagangannya pada Nabi ﷺ.

BACA JUGA:  Siapa Khadijah, Istri Nabi ﷺ yang Pertama?

Setelah terjadi kesepakatan, maka berangkatlah Nabi ke negeri Syam dan berkat Allah SWT, Nabi membawa laba yang banyak daripada biasanya. Hal itu membuat Khadijah merasa gembira. Meskipun sebenarnya rasa kagum terhadap Nabi lebih besar daripada kegembiraannya.

Ketika hatinya semakin bergejolak, maka berceritalah ia pada sahabatnya, Nafisah binti Munabbih. Nafisah pun mampu menangkap arti dibalik kekhawatiran Khadijah. Dan dengan kecerdasannya Nafisah menguatkan pendapatnya dan langsung pergi menemui Nabi.

Nafisah bertanya pada Nabi, “Muhammad, apa yang menghalangimu untuk menikah?”

Nabi menjawab, “Aku tidak mempunyai apa-apa untuk menikah.”

“Seandainya ada yang mau mencukupimu dan engkau diminta untuk menikahi wanita kaya, cantik dan terhormat, apakah engkau mau?”

“Tetapi siapa dia?” tanya Nabi.

“Khadijah binti Khuwalid,” ucap Nafisah dengan penuh keyakinan.

Dan Nabi pun memberi respon positif, “Jika ia setuju, aku akan menerima.”

BACA JUGA: Keutamaan Khadijah Binti Khuwailid

Nafisah pun segera menemui Khadijah dan memberikan kabar gembira itu. Sementara itu Muhammad juga memberitahukan kepada pamannya tentang niat baiknya itu.

Setelah akad selesai, maka mereka resmi sebagai sepasang suami istri. Khadijah pun menjadi teladan paling agung sebagai istri yang mencintai suaminya. Bahkan karena itu ia masih menjadi contoh terbaik bagi istri-istri Nabi meski ia telah wafat. []

Sumber: Wanita Teladan, Istri-istri, Putri-putri, dan Shahabat Wanita Utama Rasulullah/Penulis: Mahmud Mahdi Al-Istanbuli dan Musthafa Abu Nashr Asy-Syilbi/2016

Ikuti kami selengkapnya di:

WhatsApp: https://chat.whatsapp.com/CmhxXFTpO6t98yYERJBNTB
Instagram: https://www.instagram.com/humayro_media/
YouTube: https://www.youtube.com/@humayromedia
Telegram : https://t.me/pusatstudiislam2
Facebook Fanspage : https://www.facebook.com/profile.php?id=61572918724311

Ikuti kami di Facebook Humayro. Satu tempat untuk pembelajaran tiada henti. Pembelajaran setiap hari. Pembelajaran sepanjang hayat.

Subscribe

Subscribe my Newsletter for new blog posts, tips & new photos. Let's stay updated!

Humayro.com – Belajar Sepanjang Hayat.  Kantor : Jalan Taman Pahlawan Gg. Ikhlas No. 2 RT18/RW 08 Purwakarta 41119